DAMASKUS (Arrahmah.com) – NATO mengatakan kepada Rusia agar memfokuskan operasi militernya di Suriah terhadap Daulah Islam (ISIS) saat Rusia melakukan pelanggaran terhadap wilayah udara Turki.
Sebuah pernyataan yang dilansir Al-Arabiya pada Senin (5/10/2015) mengatakan serangan ke wilayah udara Turki itu merupakan “bahaya ekstrim” dan menuntut Moskow untuk menghentikan semua serangan terhadap oposisi Suriah dan warga sipil.
“Sekutu sangat memprotes pelanggaran wilayah udara negara Turki dan mengutuk serangan tersebut karena melanggar wilayah udara NATO. Sekutu juga memperhatikan bahaya ekstrim perilaku yang tidak bertanggung jawab seperti itu,” kata NATO dalam pernyataannya.
“Mereka memanggil Federasi Rusia untuk menghentikan dan mengakhiri, dan harus segera menjelaskan pelanggaran ini. “
Pada Senin (5/10), Rusia menentang penciptaan zona larangan terbang di Suriah. Rusia mengatakan itu penting untuk menghormati kedaulatan negara yang dilanda perang itu.
“Tentu saja kami menentangnya,” kata wakil menteri luar negeri Mikhail Bogdanov kepada kantor berita Interfax.
“Hal ini diperlukan untuk menghormati kedaulatan negara,” klaimnya, menambahkan bahwa langkah tersebut akan bertentangan dengan Piagam PBB dan hukum internasional.
Sementara itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan kepala Uni Eropa, Donald Tusk, mengatakan bahwa mereka telah membahas rencana kontroversial Ankara untuk zona larangan terbang dan zona aman yang telah bersih dari militan ISIS di Suriah utara.
Pejabat Barat sebelumnya telah meragukan usulan Turki, dan Financial Times melaporkan pada akhir pekan bahwa Moskow yang masuk ke dalam konflik Suriah telah membatalkan semua rencana koalisi pimpinan AS untuk zona tersebut.(fath/arrahmah.com)