TRIPOLI (Arrahmah.com) – Sebuah laporan terbaru yang dikeluarkan oleh oleh kelompok HAM di Timur Tengah menjerat NATO atas kejahat perang dan kekerasan melawan kemanusiaan di Libya, Press TV melaporkan.
Laporan yang terbit pada hari Kamis (19/1/2012) oleh Organisasi HAM Arab bersama dengan Pusat HAM Palestina dan Konsorsium Bantuan Hukum Internasional.
Setelah wawancara dengan saksi mata dan korban perang Libya juga setelah memeriksa daerah yang dibombardir oleh jet tempur NATO, laporan itu menyatakan bahwa aliansi militer Barat menargetkan sejumlah daerah sipil, bukan situs militer, khususnya di kota Sirte, selama perang di negara Afrika Utara itu berlangsung.
Kabar ini datang saat Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, menyatakan dalam sebuah pernyataan terakhir bahwa “NATO melakukan operasi dengan sangat hati-hati, tanpa menjatuhkan korban sipil.”
Laporan independen ini juga menyeret faksi lainnya dan pihak-pihak yang terlibat perang, termasuk pasukan yang setia pada mantan diktator Libya Muammar Gaddafi serta pasukan revolusioner.
Sementara itu, Ketua Jaksa Penuntut Mahkamah Kriminal Internasional, Luis Moreno-Ocampo, menyatakan pada November 2011 bahwa penyelidikan akan dilakukan mengeni peran aliansi NATO serta dua kubu dari Libya yang terlibat dalam operasi.
NATO meluncurkan operasi udara utama melawan pasukan rezim Libya pada 19 Maret 2011 di bawah mandat PBB dengan dalih “melindungi penduduk Libya.”
Namun, keberadaan aliansi salibis ini menuai kritik karena dinilai gagal melindungi warga sipil dan mengambil tindakan di luar ketentuan mandat PBB. (althaf/arrahmah.com)’