MOSKOW (Arrahmah.id) — Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan pengiriman pasukan perdamaian ke Ukraina dapat menyebabkan konfrontasi langsung antara Rusia dan aliansi militer NATO.
Sebelumnya, Polandia pada pekan lalu menyatakan bahwa mereka akan secara resmi mengajukan proposal untuk misi penjaga perdamaian di Ukraina pada pertemuan puncak NATO berikutnya.
“Saya harap mereka mengerti apa yang mereka bicarakan,” kata Lavrov kepada staf dan mahasiswa di Institut Hubungan Internasional Negara Moskwa.
“Ini akan menjadi bentrokan langsung antara angkatan bersenjata Rusia dan NATO yang semua orang tidak hanya berusaha menghindarinya, tetapi juga mengatakan bahwa pada prinsipnya tidak boleh terjadi,” tambah dia, dikutip dari Reuters (23/3/2022).
Moskwa menuduh Kiev menghentikan pembicaraan damai dengan membuat usulan yang tidak dapat diterima oleh Rusia. Ukraina diketahui telah mengatakan bersedia untuk bernegosiasi, tetapi tidak akan menyerah atau menerima ultimatum Rusia.
Lavrov mengatakan pihak berwenang Ukraina mundur dari proposal mereka sendiri pada pembicaraan itu, sehingga sulit untuk mencapai terobosan.
“Pembicaraan telah dimulai, itu sulit karena pihak Ukraina terus-menerus berubah pikiran dan mundur dari proposalnya sendiri,” kata Lavrov.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan sebelumnya pada Rabu, bahwa pembicaraan dengan Rusia berlangsung alot dan terkadang konfrontatif.
Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina dalam apa yang disebutnya operasi khusus untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya.
Pasukan Ukraina telah melakukan perlawanan keras dan Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia dalam upaya untuk memaksanya menarik pasukannya. (hanoum/arrahmah.id)