BRUSSELS (Arrahmah.id) — Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa sekarang ada 100 ribu tentara Amerika Serikat (AS) di Eropa dan 40.000 tentara dari negara anggota NATO yang dikerahkan ke Eropa Timur dekat daerah krisis antara Ukraina dan Rusia.
Stoltenberg berpendapat bahwa jumlah prajurit AS di Eropa telah meningkat beberapa ribu selama beberapa pekan terakhir dan mereka tetap dalam “waspada tinggi”.
Dia menggambarkan pengerahan itu sebagai tanggapan langsung NATO yang mengirimkan pesan yang jelas ke Moskow bahwa serangan terhadap satu sekutu akan memicu tanggapan dari seluruh aliansi.
“Pencegahan pertahanan bukan tentang memprovokasi konflik tetapi mencegah konflik. Ini tentang menjaga perdamaian”, kata kepala NATO itu seperti dilansir dari Sputnik, Jumat (18/3/2022).
Ia menambahkan bahwa NATO telah meningkatkan dukungan untuk Ukraina dengan memberikan senjata mematikan serta bahan bakar dan amunisi penting bagi pasukan Ukraina untuk memobilisasi perlawanan apa yang digambarkan Stoltenberg sebagai “pasukan Rusia yang menyerang”.
Dia berpendapat bahwa militer Ukraina saat ini jauh lebih kuat daripada tahun 2014, ketika instruktur NATO mulai tiba di Ukraina untuk melatih pasukan lokal.
“(Dukungan) yang telah kami berikan kepada mereka selama bertahun-tahun telah terbukti sangat penting,” kata kepala NATO itu, berjanji untuk terus menyediakan senjata bagi Ukraina.
Stoltenberg berbicara setelah Presiden AS Joe Biden pekan lalu bersumpah bahwa Amerika akan mempertahankan “setiap inci” wilayah NATO saat ia memerintahkan untuk memindahkan lebih dari 12.000 tentara Amerika dan menempatkan mereka di sepanjang perbatasan aliansi dengan Rusia.
Dia mengklarifikasi bahwa pasukan telah dikerahkan ke Latvia, Estonia, Lithuania, Rumania, serta negara-negara lain.
Biden kembali mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa AS tidak akan berperang dalam “Perang Dunia Ketiga di Ukraina”, tetapi menekankan bahwa Washington masih memiliki “kewajiban suci” di bawah perjanjian NATO. Dia memperingatkan bahwa jika Rusia menyerang salah satu anggotanya, AS akan merespons, bahkan jika itu berarti awal dari konflik global. (hanoum/arrahmah.id)