BRUSSELS (Arrahmah.id) – NATO mengatakan pada Jumat (18/11/2022) bahwa dua pesawat tempur Rusia telah melakukan “pendekatan yang tidak aman dan tidak profesional” terhadap kapal angkatan laut aliansi pada operasi rutin di Laut Baltik.
Komando maritim NATO mengatakan jet terbang di atas “pasukan pada ketinggian 300 kaki (91 meter) dan jarak 80 yard (73 meter)” pada Kamis pagi (17/11) setelah pilot Rusia gagal menanggapi komunikasi.
“NATO menganggap interaksi itu tidak aman dan tidak profesional karena dilakukan di daerah berbahaya yang diketahui, yang diaktifkan untuk pelatihan pertahanan udara, dan karena ketinggian dan kedekatan pesawat,” kata sebuah pernyataan.
“Interaksi tersebut meningkatkan risiko salah perhitungan, kesalahan, dan kecelakaan.”
Pernyataan itu mengatakan bahwa pasukan NATO telah “bertindak secara bertanggung jawab” sesuai dengan peraturan maritim.
“NATO akan menanggapi dengan tepat setiap gangguan terhadap aktivitas sah NATO di wilayah yang membahayakan keselamatan pesawat, kapal, atau awak kami. NATO tidak mencari konfrontasi dan tidak menimbulkan ancaman,” katanya.
Itu terjadi ketika ketegangan meningkat antara aliansi militer barat dan Rusia atas invasi Moskow ke Ukraina.
Ketakutan akan bentrokan antara kedua belah pihak meningkat peka ini setelah sebuah rudal menewaskan dua orang di Polandia, tetangga Ukraina, yang merupakan anggota NATO.
Aliansi meredam ketegangan, mengatakan itu kemungkinan salah satu roket pertahanan udara Kyiv.
NATO telah menggandakan kehadiran angkatan lautnya di laut Baltik dan Utara sejak ledakan pada September di jaringan pipa gas Rusia-Eropa, yang dikonfirmasi oleh penyelidikan Swedia pada Jumat (18/11) karena tindakan sabotase.
Kelompok maritim NATO di Laut Baltik, termasuk kapal-kapal Belanda, Norwegia, dan Denmark, telah melakukan operasi untuk meningkatkan kerja sama dengan Finlandia dan Swedia, yang akan bergabung dengan aliansi tersebut.
Langkah kedua tetangga Nordik itu untuk menghentikan kebijakan non-blok mereka yang telah berlangsung lama dan bergabung dengan NATO telah mengecewakan Kremlin. (zarahamala/arrahmah.id)