BEIRUT (Arrahmah.com) – Pemimpin “Hizbullah” menuduh partai Pasukan Libanon menembaki pendukung mereka dan membunuh tujuh orang Kamis lalu di dekat aksi unjuk rasa pendukung “Hizbullah” terhadap hakim yang menyelidiki ledakan Pelabuhan Beirut.
Sayyid Hassan Nasrallah mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Senin (18/10/2021) bahwa partai Kristen dan pemimpinnya Samir Geagea sedang mencoba untuk memulai konflik di negara itu, lansir Al Jazeera.
“Program sebenarnya dari partai Pasukan Libanon adalah perang saudara,” klaim Nasrallah.
“Mereka tidak memiliki masalah dengan menyebabkan peristiwa yang mengarah pada pertumpahan darah, bahkan jika itu akan mengarah pada konfrontasi militer skala besar dalam perang saudara.”
Nasrallah mengatakan bahwa sayap bersenjata “Hizbullah” memiliki 100.000 pejuang “bersenjata, terlatih, dan berpengalaman”.
Orang-orang bersenjata tak dikenal menembaki ratusan pendukung “Hizbullah” dan Amal Kamis lalu di sebuah protes oleh Istana Kehakiman Beirut, yang menyebabkan bentrokan selama berjam-jam yang menewaskan sedikitnya tujuh pejuang dan warga sipil dan melukai lebih dari 30 lainnya.
Pemimpin Pasukan Libanon Samir Geagea, musuh lama partai yang didukung Iran, berulang kali membantah tuduhan mengorganisir serangan.
Nasrallah menepis tuduhan bahwa anggota bersenjata “Hizbullah” dan sekutunya Amal berada di protes sebelum bentrokan.
“Kami tidak membawa senjata atau mengambil tindakan keamanan apa pun, dan membiarkan badan keamanan menanganinya karena berada di area sensitif,” katanya.
Para pengunjuk rasa menuntut pencopotan Hakim Tarek Bitar dari penyelidikan ledakan Pelabuhan Beirut, dan menuduhnya bias dan bermotivasi politik.
Tentara Libanon sejauh ini telah menangkap 20 orang dalam penyelidikan mereka atas bentrokan tersebut, dan telah menerima sebuah video yang menunjukkan seorang tentara menembak dan membunuh seorang pengunjuk rasa yang tidak bersenjata.
Lebih dari 200 orang tewas dan sekitar 6.500 terluka ketika ratusan ton pupuk amonium nitrat yang sangat eksplosif yang disimpan di Pelabuhan Beirut selama bertahun-tahun meledak pada 4 Agustus 2020. Ledakan itu menghancurkan beberapa lingkungan di ibu kota Libanon. Belum ada pejabat yang dihukum.
Hakim Bitar telah mendakwa dan mengejar pejabat senior politik dan keamanan. Dia telah mendakwa mantan Perdana Menteri Hasan Diab, dan mantan menteri Ali Hasan Khalil, Ghazi Zeiter, Nouhad Machnouk, dan Youssef Finianos dengan kelalaian kriminal. (haninmazaya/arrahmah.com)