BEIRUT (Arrahmah.com) – Pemimpin kelompok Syiah asal Libanon yang menamai diri mereka “Hizbullah” pada Senin (4/5/2020) mengutuk larangan Jerman pada kelompoknya dan mengatakan bahwa hal tersebut sebagai sebuah ketundukan pada AS.
Jerman menunjuk “Hizbullah” sebagai organisasi teroris Syiah pada Kamis lalu ketika pasukan keamanannya menyerang tempat ibadah dan asosiasi yang terkait dengan kelompok itu.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, kepala “Hizbullah” Hassan Nasrallah menyebutnya sebagai “keputusan politik yang mencerminkan kepatuhan Jerman terhadap kehendak Amerika dan untuk menyenangkan ‘Israel’.”
“Ketika kami mengatakan kami tidak aktif di Jerman, kami bersikap jujur 100 persen,” klaim pemimpin kelompok yang didukung Iran itu, seperti dilansir Al Arabiya.
“Hizbullah” didirikan pada tahun 1982 selama perang sipil Libanon dan terlibat perang 2006 yang menghancurkan dengan “Israel”.
Amerika Serikat dan “Israel” telah lama menetapkannya sebagai kelompok teroris dan mendesak sekutu untuk mengikutinya.
Seperti Uni Eropa, Jerman sampai saat ini hanya melarang sayap militer “Hizbullah” namun masih memberi toleransi untuk sayap politiknya, kekuatan utama di parlemen Libanon.
Nasrallah pada Senin mengatakan dia memperkirakan akan ada lebih banyak negara Uni Eropa yang mengikuti Jerman, meskipun gerakannya telah menghentikan kegiatan “di seluruh dunia, dan di Eropa khususnya” beberapa tahun yang lalu. (haninmazaya/arrahmah.com)