BANDA ACEH (Arrahmah.com) – Antropolog dari Universitas Malikulsaleh Lhokseumawe, Teuku Kemal Fasya, menilai rasa nasionalisme generasi muda Aceh secara formal mulai mengalami masa penurunan. Itu karena rasa luka dan trauma masa lalu yang dilakukan pemerintah pusat terhadap daerah itu.
“Untuk itu, pemerintah perlu mengembalikan rasa nasionalisme generasi muda Aceh dengan meningkatkan kepercayaan pusat kepada daerah ini,” katanya pada dialog “Nasionalisme Pemuda Aceh Dalam Ranah Negara” di Lhokseumawe, Minggu (6/6/2011).
Kegiatan yang digelar oleh Lipmaga-Aceh yang bekerja sama dengan Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri itu juga dihadiri anggota DPR RI dari Komisi X Muslim, Ketua DPRK Lhokseumawe Saifuddin Yunus dan mantan Pj Walikota Lhokseumawe Rahmatsyah.
Kemal menyatakan, luka akibat konflik begitu membekas dalam benak para generasi muda Aceh sekarang, sehingga membuat mereka enggan untuk berpikir apa itu nasionalisme. Karena, lanjutnya, negara menurut mereka adalah sebuah bentuk yang bisa menyejahterakan rakyatnya dan memberi kenyamanan bagi warganya.
Untuk bisa meningkatkan rasa nasionalisme bagi pemuda Aceh, dibutuhkan beberapa persyaratan, antara lain dimensi kemanusian, keadilan sosial dan hadirnya keluasan dalam demokrasi lokal. Menurut dia, pada beberapa tahun lalu, Aceh pernah diperlakukan tidak adil oleh pemerintah pusat, padahal kontribusi daerah ini sangat besar terhadap Republik Indonesia.
Sejak dari merebut kemerdekaan, membeli pesawat udara untuk perjuangan Indonesia hingga hasil bumi Aceh yang dikeruk oleh pusat. Namun, umpan balik yang diterima Aceh adalah ketidakadilan dan hadirnya operasi militer ke Aceh, katanya.
Hal itulah yang pada akhirnya menimbulkan rasa sakit hati serta menilai bahwa pemerintah pusat bertindak tidak adil terhadap Aceh yang pada akhirnya melahirkan sikap dan rasa antipati kepada pemerintah, sehingga untuk bisa membangkitkan kembali rasa nasionalisme tersebut, susah dilakukan jika tak ada ketulusan dan keseriusan pemerintah terhadap Aceh, katanya. (ant/arrahmah.com)