Urbadh Ibnu Sabih meriwayatkan bahwa Rasullah SAW mengajarkan kepada kami dengan sebuah ajaran yang jelas dengan matanya yang menjadi penuh dengan air mata. Itu terlihat seperti mengajarkan seseorang yang berangkat sehingga mereka berkata ; Yaa Rasulullah katakan kepada kami wasiat mu, beliau SAW berkata ;
“…takutlah kepada Alah dan ikutilah jalan itu meskipun seorang budak yang berwenang di atasmu, dan siapa saja diantara kalian yang hidup kemudian hidup lebih lama akan melihat banyak kesalahan dan penyimpangan maka ikutilah Sunnahku dan Sunnah Khulafa, gigitlah itu dengan gigimu…”.
Rasul Muhammad SAW berkata;
“…Siapa saja yang melakukan perbuatan tidak berdasarkan atas ajaranku maka akan tertolak, berhati-hatilah terhadap bid’ah dan setiap bid’ah adalah neraka….” [Abu Daud]
Hasan bin Ali berkata ; Pada saat Rasulullah SAW berkata jika kamu mencintai Allah ikutilah aku itulah tanda kecintaan kepada Allah SWT, yakni mengikuti Sunnah Nabi. ‘Kita membuat mu Yaa Muhammad dengan sebuah Syari’ah tertentu maka ikutilah itu pada sebuah jalan tertentu’ – sebuah perintah yang tertuju kepada Nabi SAW. maka tertuju kepada kita juga.
Sufyan bin Uyaynah bertanya tentang perkataan ‘orang-orang akan dikumpulkan pada hari pengadilan dengan orang-orang yang dia cintai’ Rasulullah SAW berkata apakah kamu tidak mendengar perkataan Allah? ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, dia akan mengambil kemuliaan dari mereka.’
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an ; Wa yu allimu Qur’an wal hikma– Hasan Ibnu Ali berkata ; Hikmah disini adalah merujuk kepada Sunnah.
Pada saat Allah SWT menyebutkan di dalam Al-Qur’an : ‘Sebagian wajah orang pada hari kiamat akan bersinar dan lainnya akan kusam’ – Ibnu Abbas berkata berkaitan dengan ayat ini bahwa seseorang yang berwajah bersinar adalah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, mereka yang mengikuti Rasul Muhammad SAW dan Shahabah. Dan mereka yang berwajah kusam adalah Ahlul Bid’ah (orang-orang yang menyimpang).
Abdullah Ibnu Mas’ud berkata ; Orang-orang akan mendapat kebaikan sepanjang mereka mengambil ilmu dari al Kubarah (Ulama dan yang lebih tua, yang lebih tua dari waktu mereka adalah Shahabah tidak seperti orang yang lebih tua pada hari ini, itu mengacu pada orang yang lebih tua dalam ilmu) dan orang-orang sughaar akan dihinakan (sughaar disini berarti orang-orang bodoh).
Abdullah Ibnu Mubarak berkata; Mereka yang lebih tua adalah ahlu bid’ah (lebih muda disini berarti dalam ilmu).
Abdullah Ibnu Saghir adalah lebih rendah/dihinakan seseorang sebagai istilah oleh ibunya setelah dia memberikan jalan Andalus kepada kuffar.
Abdullah Ibnu Mas’ud berkata; (Pada saat bertanya tentang dajjal) ada sesuatu yang lebih berbahaya dari dajjal, orang-orang akan bangkit (min kubaraaikum) dari orang yang lebih tua (kubaraa bisa menjadi lebih tua, ulama, mufti, kibaar ulamaa dan sebagainya) dan membuat bid’ah. Wahai pemuda! Jika kalian sampai pada waktu ini mengikuti ‘al samt’ (generasi pertama yaitu Shahabah, Salafus Shalih dan kemudian mereka yang datang setelahnya). Ikuti dien ini sebelum dikembalikan, jalan ini telah dilaksanakan untuk mereka yang pergi dan mencari ilmu, kamu tidak pernah mengetahui pada saat kamu membutuhkannya, kamu akan bertemu dengan orang-orang yang mengklaim mengetahui tentang dien, mereka akan berkata tentang Al-Qur’an kepadamu dengan mengabaikannya di belakangmu. Carilah ilmu berhatilah-hatilah terhadap tabaddu’ (pada saat kamu melaksanakan bid’ah) berhati-hatilah terhadap at-tanattu (berlebih-lebihan dalam masalah masalah dien) dan berhati-hatilah terhadap at-ta’ammu (menggali ke dalam setiap sesuatu dengan tiap-tiap detailnya) dan ikutilah Al-Aatik (salaf). [Bukhari]
Imam Syafi’i meriwayatkan bahwa Imam Ali berkata; dimana saja aku bertemu seseorang yang tidak pernah belajar pada saat dia bertanya kepadaku satu pertanyaan yang aku ketahui aku bersyukur kepada Allah SWT atas ilmu yang diberikannya kepadaku dan jika dia bertanya sesuatu padaku yang aku tidak mengetahuinya itu membuatku mencari ilmu lebih untuk mengetahui hukum Allah.
Usul Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah Kitaab (Al Qur’an), Sunnah, ijmaa’ dan ummat salaf (terdahulu).
Hasan basri berkata; tidak ada perkataan yang akan berlaku kecuali itu telah dilaksanakan (dalam perbuatan) dan tidak ada perkataan atau perbuatan yang benar tanpa niat, dan tidak ada jalan untuk semua perkataan, perbuatan atau niat yang benar tanpa itu berasal dari Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Yunus Ibnu Ubaid (tabi’ien) berkata; tidak ada sesuatu yang lebih asing daripada Sunnah dan seseorang yang menjadi asing adalah seseorang yang mengetahuinya dan mengikutinya.
Ayub As Sakhtiyaani (tabi tabi’ien) berkata; pada saat aku menerima berita bahwa Ahlus Sunnah Wal Jama’ah telah wafat itu seolah-olah sebagian dari badanku telah wafat. Sebuah kebahagian bagi seorang a’jam (bukan Arab) adalah jika Allah SWT memberkahinya dapat mengenal seseorang dari Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Ayubb As-Sakhiyaani berkata; jika seseorang mengikuti Ahlus Sunnah Wal Jama’ah jangan tanya tentang situasi apapun ikutilah dia.
Telah diriwayatkan bahwa pada saat Ayub As Sakhtiyaani mendengar seseorang dari ahlul hadits wafat dia akan menjadi sangat sedih seolah dia tidak bernyawa (tidak ada kekuatan).
Hammam Ibnu Syuaib menyaksikan Ayub membuat ghusl dan dia berkata kepada Hammam orang-orang yang menginginkan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah wafat ingin memadamkan cahaya Allah SWT.
Imaam Uzai (dikenal sebagai Imam Syafi’i kedua karena ilmunya) berkata ; kami pergi bersama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dimanapun mereka pergi, dia berkata ada lima hal yang Shahabah dan mereka mengikuti ;
1. Bekerja secara bersama-sama (luzuum al jamaa’i)
2. Mengikuti Sunnah Nabi dan Shahabah (Ittibah al Sunnati)
3. Berperan dalam masjid (Imaarutul masaajid)
4. Membaca Al-Qur’an (Tilaawatul Qur’an)
5. Berperang hanya karena Allah (jihad fi Sabilillah)
Sufyan Ats Tsauri berkata; dimana saja kamu melihat Ahlus Sunnah Wal Jama’ah perlakukan mereka sebagaimana mereka adalah orang yang asing.
Imam Uzai ditanya apa yang kamu lakukan jika kamu berhadapan dengan fitnah? Laki-laki tersebut bertanya; anak yang tumbuh dewasa akan membuka matanya dan melihat kukufuran dan kesyirikan dan pada saat dia menjadi lebih tua dia akan melakukan bid’ah, kapan ini akan terjadi? Dia berkata; pada saat ulama menjadi langka akan banyak qari’ dan sangat sedikit faqih kemudian orang-orang akan mencari dunia (uang) dari ibadah, orang-orang mempelajari fiqih tetapi tidak juga untuk dien malah menyangkalnya.
Ibnu Abbas berkata; bahwa tidak akan ada tahun untuk orang-orang dimana mereka tidak akan membunuh Sunnah dan memperkenalkan sebuah bid’ah sampai tidak akan ada lagi Sunnah yang tertinggal.
Umar RA berkata; dimana saja orang-orang membuat bid’ah dalam dien bid’ah akan bertambah dan dimana saja mereka meninggalkan sebuah Sunnah mereka akan membuat Sunnah berkurang lagi dan lagi. Ahlu bid’ah yang melakukannya lebih berbahaya dari pada fasiq dan aa’siy (melakukan kemaksiatan).
Abdullah Ibnu Mas’ud berkata; tidak seorangpun seharusnya bertaqlid pada seseorang dalam diennya, jika dia beriman dia harus beriman dengan ilmu dan jika dia mengingkari dia mengingkari dengan ilmu. Jika kamu ingin mengikuti kemudian mengikuti mereka yang telah berlalu mereka adalah Shahabat Rasulullah SAW mereka adalah yang terbaik dari ummat ini. Hati mereka lembut, taat, luas dalam pengetahuan Islam, dan paling sedikit dalam melakukan hal-hal yang berlebih-lebihan, Allah SWT memilih mereka menjadi Shahabat untuk menerapkan Dien, kamu harus berhati-hati terhadap mereka, mengikuti tanda-tanda mereka dan memegang teguh karekter mereka dan dien, mereka mengikuti jalan/petunjuk yang benar.
Wallahu’alam bis Showab!