Oleh: Farid Achmad Okbah, M.A. (Alumnus ESQ ke-46)
Dalam rangka melaksanakan perintah Allah untuk saling menasihati dengan kebenaran dan kesabaran (tawashau bil-haqq wa tawashau bis-shabri), maka sebagai saudara Muslim saya tergugah untuk memberikan nasihat kepada Bapak Ari Ginanjar, barangkali memberikan manfaat.
Nasihat ini saya lakukan, setidaknya, karena tiga hal. Pertama, saya mencintainya karena Allah. Kedua, karena saya sudah menyaksikan baik lewat kumpulan VCD maupun pelatihan ESQ yang ke-46 dengan registrasi nomor 166. Maka, tanggung jawab orang yang mengetahui berbeda dengan orang yang tidak mengetahui.
Ketiga, bahwa saya tidak ada kepentingan apapun selain menyampaikan kebenaran agar Bapak Ary terhindar dari ancaman surat Al-Ahzab ayat 66-68 karena mengajarkan yang salah dan diikuti oleh orang banyak, meskipun bapak menyatakan bahwa ini training manajemen, bukan agama. Namun, isi training ini lebih menonjol sisi agamanya. Allah menyebutkan dalam surat Yunus ayat 32 “Adakah setelah kebenaran kecuali kesesatan?”
Semoga nasihat yang keluar dari hati akan masuk ke hati.
…Sebagai saudara Muslim saya tergugah untuk memberikan nasihat kepada Bapak Ari Ginanjar. Semoga nasihat yang keluar dari hati akan masuk ke hati…
HAL-HAL YANG POSITIF
Setelah menyaksikan secara langsung pelatihan ESQ ke-46 di Hotel Melia, Kuningan Jakarta, yang diikuti oleh 650 peserta dan dibuka oleh Menteri Negara BUMN Sugiharto serta diramaikan oleh alumnus-alumnus berbobot ESQ seperti AM Fatwa, saya melihat ada sejumlah kelebihan pelatihan ESQ. Yaitu:
1. Penampilan menarik.
2. Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga betul-betul mendukung.
3. Multimedia bagus.
4. Kerja sama tim yang rapi dan kompak.
5. Selingan humor dan olahraga.
6. Menampilkan hasil penelitian ilmiah.
7. Banyak memakai istilah bahasa Inggris.
8. Ary Ginanjar tampil all out.
9. Cerita-cerita yang memukau.
10. Pemberian hadiah memotivasi.
11. Banyak diikuti oleh kalangan elitis yang belum tersentuh pengajian.
12. Menampilkan pengalaman-pengalaman pribadi atau orang lain seperti kapten Abdul Razak.
13. Insya Allah ini akan berkembang tapi perlu disempurnakan.
HAL-HAL YANG NEGATIF DALAM MASALAH AKIDAH YANG PERLU DIPERBAIKI
Agar objektif dan jujur saya terpaksa mengemukakan hal-hal yang saya pandang negatif agar diperbaiki dalam masalah akidah.
1. Meyakini Allah terdapat dalam hati.
Pak Ary Ginanjar dalam ungkapannya menyatakan keyakinan bahwa Allah terdapat dalam hati. Seperti mengemukakan riwayat Umar yang telah melihat Tuhan dengan hatinya.
…Siapa yang mengatakan sesuatu yang saya tidak mengatakannya, maka hendaknya dia menempati tempat duduknya dalam api neraka. HR Muttafaqun alaihi…
Koreksi:
Riwayat ini tidak benar. Tetapi yang benar adalah Aisyah bertanya kepada Rasulullah apakah beliau melihat Tuhan di Sidratul Muntaha. Rasulullah menjawab, “Cahaya, bagaimana aku melihatnya?”
Terdapat pendapat Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. melihat Tuhan dengan mata hatinya. Demikian keyakinan Ahlus Sunnah.
2. Mengutip hadits palsu dalam masalah aqidah
Berkali-kali Pak Ary Ginanjar menyebut hadits:
“Siapa yang mengetahui dirinya, maka dia mengenal Tuhannya.”
Koreksi:
Kalimat di atas bukanlah hadits, melainkan ucapan Saad bin Muadz (lihat kitab Al-Maqaashidul-Hasanah karangan Imam Shahawi). Sementara Abu Nuaim dalam kitabnya Al-Hilyah jilid X hlm. 208 mengatakan bahwa ucapan itu adalah kata-kata Sahal Attasturi. Ibnul Qayyim dalam kitabnya Al-Fawaa’id hal 290 telah menjelaskan maknanya. Maaf, berbahaya berbicara mengatasnamakan Nabi, padahal beliau tidak mengatakannya. Rasulullah bersabda:
“Siapa yang mengatakan sesuatu yang saya tidak mengatakannya, maka hendaknya dia menempati tempat duduknya dalam api neraka.” (HR Muttafaqun alaihi).
3. Aplikasi asmaul husna bertentangan dengan Al-Qur’an
Pak Ary sangat menekankan Asmaul Husna untuk diikuti dan berpegang kepada ungkapan:
“Berakhlaklah dengan akhlak Allah.”
Koreksi:
Al-Qur’an menekankan agar kita berakhlak seperti Nabi Muhammad. Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Qs Al-Qalam 4).
Sedang terhadap asmaul husna, Allah memerintahkan untuk berdoa dengannya.
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu…” (Al-A’raf: 180)
Bahkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyebut al-ismul a’dham (Nama yang paling agung) seperti dalam beberapa riwayat.
…Bapak Ary Ginanjar menyebut bahwa Allah menciptakan alam semesta ini untukmu wahai Muhammad. Ini adalah bertentangan dengan Al-Qur’an surat Adz-Dzariyat ayat 56…
4. Hanya menekankan Tauhid Rububiyah
Kajian tauhid hanya menekankan kepada tauhid rububiyah yang menekankan kebesaran Allah SWT melalui ciptaan-Nya (ayat kauniyah) yang sebenarnya Allah hanya menuntut memahaminya saja agar lebih dekat kepada Allah dan menyampaikan ayat-ayat Qur’aniyah sebagai pendukung. Padahal Allah menekankan ayat-ayat Qur’aniyah untuk diikuti secara total. Dan misi utama para nabi justru pada tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah (Qs An-Nahl 36).
Dan jangan lupa sebanyak 84 surat turun di Mekkah untuk menekankan tauhid selama 13 tahun tidak mungkin akan dipahami dalam 4 hari dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan perintah Allah seperti larangan tepuk tangan (Qs. Anfal 35) dan larangan musik-musik seperti (Qs. Al-Mukminun 3).
…Beliau bersumpah seandainya mereka siap untuk dimatikan sekarang dan masuk neraka. Jangan menantang Allah SWT. Rasulullah SAW ketika bersumpah Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya…
Beliau bersumpah seandainya mereka siap untuk dimatikan sekarang dan masuk neraka. Jangan menantang Allah SWT. Rasulullah SAW ketika bersumpah Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya.
Dan lain-lain kesalahan akidah (saya sertakan beberapa makalah barangkali bermanfaat).
Yang lebih fatal lagi, Bapak Ary Ginanjar menyebut bahwa Allah menciptakan alam semesta ini untukmu wahai Muhammad. Ini adalah bertentangan dengan Al-Qur’an surat Adz-Dzariyat ayat 56. Dan, kalaupun itu ada yang menyebut hadits ternyata itu palsu. Dan keyakinan harus didasarkan kepada Al-Qur’an dan sunnah yang shahih.
Dan masih banyak kesalahan lain yang belum saya sebutkan. Wallahu A’lam.
Source : voa-islam.com