(Arrahmah.com) – Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi terus memberikan perhatian terhadap perkembangan jihad kaum Muslimin di Syam. Kali ini, Syaikh Maqdisi memberikan nasehat berharga kepada mereka yang berjihad di sana. Nasehat ini bukan sebuah sindiran atau celaan, justru nasehat ini dapat dijadikan sebagai bahan instrospeksi. Bukan bagi satu kelompok atau beberapa kelompok, namun bagi semua yang mengingkan tegaknya kalimat Allah di muka bumi.
Berikut ini terjemah utuh dari pesan Syaikh Al-Maqdisi yang dapat Anda buka di sini
Nasehat bagi Mereka yang Berakal di antara Pendukung Daulah Islamiyah di Syam dan Iraq, serta Dukungan Baginya dalam Melawan Para Salibis dan Murtadin
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan al-wala’ wal bara’ sebagai ikatan tali iman yang paling kuat. Shalawat serta salam tercurah kepada Al-Musthafa yang telah mengajari kita untuk menegakkan keadilan dan tidak curang dalam timbangan.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Jarir bin Abdillah berkata,” Aku berbai’at pada Rasulullah SAW untuk senantiasa memberi nasihat kepada setiap muslim.” Lafadz yang terdapat dalam hadist ini bersifat umum, mencakup secara menyeluruh kepada setiap muslim apapun kondisinya, baik karena kemaksiatannya, kezalimannya, kejahatannya, sifat ghuluwnya maupun kelalaiannya. Maka kita wajib memberikan hak mereka berupa nasihat.
Saya telah memberikan nasihat kepada Tandzim Daulah sejak dulu semenjak masih di penjara. Kami pun saling berkirim surat, sampai muncul penolakan tahkim yang kami tawarkan kepada mereka. Hingga terputuslah hubungan, dan itu merupakan hak mereka untuk memutuskannya. Proses tahkim secara syar’i yang ditawarkan sebenarnya untuk menyelesaikan persengketaan di antara mujahidin, perjanjian antara kaum muslimin, menahan pertumpahan darah, dan mengembalikan hak-hak yang telah direbut. Proses tahkim ini bukanlah sesuatu yang melanggar atau meremehkan persoalan tauhid atau keagungannya.
Itulah perkara utama yang membuat kami marah dan memutus hubungan di antara kita. Kami tidak akan memutusnya hanya disebabkan oleh cemoohan orang-orang bodoh dari mereka dan penghinaan juru tulis mereka yang keterlaluan serta cacian para tukang fitnah, sekali-kali tidak akan pernah. Hal tersebut, yaitu sebelum terjadinya cemoohan, penghinaan dan cacian. Yaitu di saat para pembesar dan pengatur hukum (penetap hukum) mereka membicarakan tentang kami kepada para pembesar mujahidin serta syaikh kami yang mulia. Oleh karena itu kami menganggap bahwa sikap kami ini adalah bentuk kemarahan kami karena Allah, bukan karena kami sendiri.
Bahkan, ketika kita melihat umat saling berselisih dan para thaghut menyerang mereka. Kita menyaksikan ketika NATO dan anteknya berkumpul merencanakan kejelekan untuknya (Daulah). Hal ini mendorong perasaan wala’ kami bagi setiap muslim, serta membuka pintu nasihat yang baru bagi mereka. Semoga dan kami berharap Allah memberikan hidayah bagi orang yang memintanya.
Wahai orang-orang yang berakal, demi Allah sesungguhnya saya bersimpati kepada kalian sekaligus para pemuda yang datang dari seluruh belahan dunia. Berbondong-bondong serta termotivasi oleh harapan dan impian tegaknya khilafah islamiyah. Luruskan niat dan bertaqwalah kalian, perbaiki niat dengan niat yang baik, serta berbuat baiklah dalam perkataan maupun perbuatan. Bertakwalah kepada Allah dan para pemuda yang tergabung dalam barisan mujahid serta umumnya. Semoga Allah menjauhkan kalian dari bala’ ini, serta menampakkan makar komplotan musuh yang berseberangan millah(agama). Allah berfirman
ان الله مع الذين اتقوا والذين هم محسنون
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (Q.S An-Nahl:128)
Jika kalian bertaqwa dan berlaku dengan baik maka Allah akan menyertai, makar para musuh tidak akan membahayakan kalian karena sesungguhnya Allah meliputi segala sesuatu.
Berilah nasihat pada diri kalian dengan jalan taubat kepada Allah dari kezaliman. Kezaliman akan menjadi kegelapan di hari kiamat. Barang siapa yang tak berbelas kasihan, maka tidak akan dikasihani. Kembalikanlah hak kepada yang berhak, tahanlah pisau-pisau kalian dari leher kaum muslimin dan palingkanlah senjata dari dada-dada mereka.
Berilah nasihat kepada pengikut kalian agar mengarahkan senjata kepada para musuh agama, muliakanlah darah, harta dan kehormatan kaum muslimin. Ingalah untuk berhati-hati dalam persoalan takfir, ajarkan adab-adab kesopanan kepada para kibar ulama, para syaikh dan umumnya kepada saudara sesama muslim.
Berilah nasihat kepada para pemuda, jangan jadikan mereka proyekamaliah isytisyhadiah untuk menyerang sesama mujahidin atau sebagai bahan bakar untuk memerangi kaum muslimin.
Berilah nasihat kepada seluruh kaum muslimin, bersimpatilah kepadanya yang telah melepaskan beberapa wilayah yang dikuasai thaghut dengan segala kezalimannya, memenuhinya dengan kemuliaan Islam, menyuburkannya dengan indahnya syariah dan melapangkannya serta menjaga darah, harta kalian di Suriah dan Iraq.
Berilah nasihat kepada para mujahidin dan kaum muslimin, jangan mengkafirkan dan menghalalkan darah serta hartanya dengan tuduhan khianat dan shahawat hanya berdasarkan dakwaan dan syubhat tanpa penjelasan yang tuntas.
Lapangkanlah hati kalian untuk semua kaum muslimin. Tinggalkanlah seruan antara pilihan berbai’at atau dibunuh, terkhusus pada orang-orang yang membantu melawan Rafidhah di Irak dan pada jihad terhadap tentara Salib, seperti Anshor Al-Islam dan Jaisy Mujahidin.
Berilah nasihat kepada seluruh mujahidin di dunia, hindarilah fitnah yang terjadi di dalam barisan mujahidin, berhati-hatilah dari pihak yang mendengungkan perpecahan shaf. Mereka mengklaim berbicara atas nama kalian dan menyerukan bai’at kepada kalian di sebuah negara yang kalian tidak mempunyai pengaruh di dalamnya. Jangan tergoda tipu dayanya dan perjelas posisi kalian dari mereka.
Berilah nasihat akan syariah dan batas-batasannya, tegakkanlah dengan adil dan penuh kasih sayang serta cinta kepada manusia. Fokuskanlah perhatian kalian kepada yang lebih membutuhkan seperti orang fakir, miskin, janda dan anak yatim. Ulurkan bantuan bagi yang teraniaya, berlaku adil-lah kepada manusia, berilah mereka makanan. Ajarkanlah Islam dengan fokus dalam masalah hudud, yaitu potong tangan, cambuk dan rajam. Terkhusus ketika hal itu ditegakkan kepada mereka yang belum berpengalaman. Maka akan menjadi siksaan bagi yang dihukum dan mengakibatkan phobia dari hudud.
Berilah nasihat akan penerapan hukum Allah walaupun hasilnya tidak sesuai harapan. Sekali-kali jangan pernah menyalahgunakan hukum Allah begitu pula hukum rasul-Nya, selesaikanlah persengketaan di antara kalian dan para mujahidin dengan mahkamah syari’ah untuk mengembalikan hak kepada pemiliknya.
Berilah nasihat berkenaan dengan jihad Syam dengan menyerukan untuk menahan diri dari membunuh faksi mujahidin. Serukan segera perjanjian atau perdamaian untuk melindungi darah kaum muslimin. Mengarahkan semua senjata ke arah dada musuh-musuh Islam dan mencurahkan segala upaya untuk menghalau serangan para salibis dan murtadin.
Berilah nasihat akan jihad dan mujahidin, janganlah memperburuk keadaan dengan menculik orang yang dihatinya ada iman, yaitu seorang muslim. Maka kaum muslimin berusaha membela orang lain di bawahnya dengan tanggung jawab mereka. Hindarilah, menculik atau membunuh petugas kemanusiaan atau perwakilan dari komite internasional. Segera bebaskanlah mereka untuk menunjukkan perbedaan antara yang boleh diperangi dan yang tidak boleh. Maka berdasarkan urf (adat kebiasaan) mengandung konsekwensi bahwa seperti halnya mereka yang memberi bantuan itu bukanlah orang yang ikut berperang/diperangi
Hentikanlah penyebaran adegan pembunuhan lewat film dan video. Tinggalkanlah cara pembunuhan dengan cara disembelih walaupun dengan orang kafir ataupun orang yang sebenarnya halal darahnya. Rasulullah bersabda, “فإذا قتلتم فأحسنوا القتلة ” (Jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik). Hal ini telah menjadi tontonan mengerikan yang akhirnya disalahgunakan musuh Islam untuk mendiskreditkan makna jihad, menjelekkan nama mujahidin, merusak citra Islam dan muslimin. Seperti yang kami lihat, seorang pembunuh bodoh dan gila yang memotong leher para mujahidin. Padahal kepala para mujahidin itu berjenggot, mereka pun menggulirkannya, melukai dan merusaknya.
Ingatlah bahwa jihad dan qital itu hanya wasilah (sarana), tauhid dan meninggikan kalimat-Nya itu adalah tujuan sebenarnya. Yakinlah bahwa kemuliaan akan didapatkan jika mengedepankan tujuan daripadawasilah. Jadikanlah wasilah untuk menjaga dan hanya untuk sarana menuju tujuan, berhati-hatilah dari orang yang menyalahgunakannya.
Ingatlah bahwa Nabi SAW tidak membunuh orang munafiq dan orang yang menghina beliau sebelum daulah telah tegak dengan sempurna. Tidak pula melawan seluruh dunia sekaligus dalam satu waktu, tetapi dengan mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa yang lain. Ingatlah bahwa semua siyasah syar’iyah pasti di dalamnya ada kebaikan dan hikmah. Janganlah terpecah belah dan memasukkan seluruh dunia dalam lingkaran konflik. Janganlah menyebar ancaman dan kepanikan kepada semua negara di dunia. Ini bukanlah jalan yang ditempuh Nabi SAW dan bukan pula thariqah dalam jihad.
Maka berilah nasehat kepada para pendukung kalian dan para penulis yang fanatik kepada kalian. Mereka yang telah memberikan kepada kalian payung -payung (dengan tulisan mereka yang seolah membela kalian). Padahal mereka tidak pernah bergabung dalam barisan ini, mereka juga bukanlah pendukung sejati manhaj ini dan juga bukan pemeluk manhaj ini dan bahkan mereka bukanlah orang yang rela bercapek-capek mendakwahkan manhaj ini. Dan mereka juga bukanlah orang yang mendapatkan ujian dalam menempuh jalan ini dan sungguh mereka tidak membela manhaj ini dengan umur mereka. Janganlah kamu mengikuti kobaran semangat mereka, janganlah kalian tertipu dengan keberanian mereka dalam kebathilan atau dengan kurangnya adab mereka. Sungguh, kebanyakan mereka tidak peduli dengan nyawa para pengusung manhaj ini, mereka tidak peduli dengan jihadnya atau gagalnya memetik buah dari perjuangan ini. Karena pada dasarnya siapa yang tidak ikut menanam dan menyiraminya tidak akan peduli dengan siapa yang akan memetik, atau justru malah patah dan rusak.
Atas nama pembelaan dan menolong kalian, mereka menghasut, menghina, mengutuk, memfitnah dan memanjangkan lidah mereka dengan keburukan kepada semua yang berseberangan atau mengkritik kalian walaupun mereka mengkritik demi kebaikan nama jihad dan mujahidin serta kebaikan bagi Islam dan muslimin. Mereka mencela segala bentuk keinginan dan membuat kedustaan atasnya. Terhadap yang lebih tua mereka caci, kepada orang yang alim mereka remehkan, akhlak mereka buruk, kejelekannya melebihi batas, mereka mengajak menyerang musuh demi meninggikan daulah dan khilafah versi mereka saja.
Rasa rindu itu tidak bisa dirasakan kecuali oleh orang yang merindu
Dan rasa rindu yang mendalam tidak dapat dirasakan kecuali oleh orang yang ditimpa rasa itu
Tidaklah terjaga di malam hari kecuali orang yang merasakan sakit
Dan tidaklah merasakan panasnya api kecuali orang yang mencoba mengarunginya
Diantara nasehat bagi dakwah, tauhid dan jihad adalah mengumumkan untuk berlepas diri dari mereka dan katibah-katibah mereka yang kotor. Janganlah kalian senang dengan sanjungan mereka, gegap gempitanya mereka, muka manis mereka terhadap kalian. Orang berakal tidak senang dengan sanjungan sampai mengetahui siapa penyanjungnya dan nilai apa di baliknya… Berlepas dirilah dari mereka yang dungu itu, kembalilah menjalin hubungan dengan “tempat kembali” yang benar dan ikhlas dalam menasehati kalian, walaupun mereka sangat mengingkari kalian. Maka seharusnya hal itu menjadi seruan hormat kalian kepada mereka dan menjadi alasan untuk memuliakan mereka, walaupun mereka tidak meridhai kalian karena pertimbangan syar’i. Tetaplah kalian tinggikan mereka, bahkan ketika mereka membenci kalian dalam rangka untuk menolong agama walaupun kalian meremehkan mereka…
Jauhilah kezaliman, karena kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat. Berhati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, dikarenakan antara dirinya dan Allah tidak ada sekat pemisah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam Risalah Hisbiyah: Balasan di dunia itu disepakati oleh penduduk bumi, sesungguhnya tidak ada perselisihan bahwa buah dari kezaliman adalah marabahaya, dan buah dari keadilan adalah kemuliaan. Dari sini diriwayatkan: Allah memenangkan daulah/ negara yang adil walaupun kafir, dan tidak memenangkan daulah/ negara yang zalim walaupun mukmin.
Dan ketika Amru bin Ash mendengarkan Mustaurid bin Syadad yang menceritakan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, “Kiamat terjadi dan Romawi adalah manusia yang paling banyak.” Amru berkata, “Perhatikan ucapanmu.” Ia (Mustaurid) berkata, “Aku mengatakan yang aku dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam.“
Amru berkata, “Bila kau katakan demikian, pada diri mereka terdapat 4 hal; mereka adalah orang-orang yang paling sabar saat terjadi fitnah, paling cepat miskin saat terjadi musibah, paling cepat menyerang setelah mundur, dan yang terbaik dari mereka terhadap orang miskin, anak yatim dan orang lemah. Yang kelima adalah yang menawan dan cantik serta paling tahan terhadap kelaliman para raja. (HR. Muslim)
Disebutkan bahwa hal-hal (di dalam hadits) ini adalah penyebab tetap dan banyaknya mereka dalam kekufuran walaupun mereka kufur. Dan selanjutnya, (kezaliman adalah penyeru hancurnya peradaban). Di tahun inilah Ibnu Khaldun memasukkannya menjadi satu bagian dalam muqadimahnya.
Aku memohonkan kalian hidayah kepada Allah dan mengembalikan kalian kepada kebenaran dengan pengembalian yang indah. Agama akan kalian tolong dan kaum muslimin akan kalian kasihi dan kalian tumpas musuh-musuhnya. Dan nasehat-nasehatku ini akan membukakan telinga yang tuli, mata yang buta serta hati yang terkunci. Tidak serta merta berlalu seperti sebuah teriakan di lembah atau tiupan di asap. Dan agar aku dan dan kalian tidak seperti perkataanku di awal.
Nasehatku tercurahkan kepada mereka dengan menjulang naik
Belum juga petunjuk menjadi jelas kecuali waktu dhuha besok
Nasehat jika dapat diterima akan muncul keutamaan
Dan menjadi tumpah jika tidak diterima
Aku ingatkan kepada para mujahidin khususnya dan kaum muslimin pada umumnya dalam hal ini: (Dan takutlah terhadap fitnah yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim, ketahuilah bahwasanya Allah adalah keras hukumannya)
(Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.)
Berhati-hatilah wahai Mujahidin, jauhilah dari kalian wahai kaum muslimin untuk bergabung satu barisan dengan pasukan Salib dan yang di belakang mereka, atau bantu membantu dengan para murtaddin dari kaum muslimin seberapapun kezaliman mereka… Bertakwalah kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang baik…
Mereka itulah yang berkonspirasi terhadap kaum muslimin dan terus menumbuhkannya.. Maka berhati-hatilah dari bantu membantu dan loyal kepada mereka atau memperbanyak jumlah mereka. Ambillah pelajaran dari penguasaan negeri kaum muslimin yang telah diinvansi sebelumnya. Ingatlah bahwa bom-bom mereka yang licik dan keji, pada tatarannya tidak membedakan antara yang ghulat dan moderat, tidak membedakan antara Daulah dan Nushrah, antara para Mujahidin, dan umumnya kaum muslimin yang lemah…
Berhati-hatilah dengan rasa senang atas gempuran para salibis dan murtadin kepada Daulah atau pasukannya. Seorang Muslim yang berakal, yang berpegang pada al-wala’ wal bara’ tidaklah gembira dengan hal itu ketika melihat tipu daya musuh. Barangsiapa yang tidak berbuat demikian, akan mengalami penyesalan ketika dia mengatakan, “Kamu makan di hari dia makan lembu putih.”
Hari ini Daulah dan besok Nushrah, kemudian lusa setiap kelompok yang mengangkat bendera Tauhid dan menolak bendera-bendera tandingannya.
Wahai kaum muslimin, jadilah orang-orang yang jelas.. Jangan sampai kalian terang-terangan tidak menolong mereka, walaupun dengan berdoa untuk kaum muslimin, siapapun dari mereka yang melawan tentara Salibis dan murtadin. Sebagaimana kalian terang-terangan menolak atas tindak kezaliman, tindakan ghuluw dan permusuhan… Aku tidak menyembunyikan berat hati ini atas kebanyakan dari kalian, terkhusus yang membisiki diantara kalian atas kezaliman Daulah dan kekerasan ghuluwnya. Akan tetapi yang benar dalam hal ini adalah menolong kaum muslimin, walaupun mereka termasuk bughat yang zalim atau ghulat, berbeda dari para murtadin dan salibis. Baik itu dengan ikut berperang, memberi penjelasan/keterangan, dengan mendoakan, dan dengan lisan. Berhati-hatilah dengan syamatah (gembira atas penderitaan orang lain) dan gembira atas permusuhan spara alibis dan murtadin kepada mereka. Ini adalah sebuah kerusakan menurut timbangan Al Wala’ wal Bara’, tidak sejalan dengan orang yang menyeru dengan hukum syariat dan keadilan. Di dalam Shahih Bukhari dari Anas RA berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Tolonglah saudaramu yang menzalimi dan terzalimi.” Maka seorang laki-laki berkata: Wahai Rasulullah SAW, aku menolongnya ketika dia terzalimi, bagaimana menurutmu jika dia itu berbuat zalim, bagaimanakah cara menolongnya? Beliau bersabda: tahanlah atau laranglah dia dari berbuat zalim, maka itulah cara menolongnya.
Maka jadikanlah ini pengiring dalam bencana yang menimpa kalian….
Aku ingatkan kepada Daulah sebagaimana yang telah lalu, untuk mencukupkan diri dari kezaliman terhadap kaum muslimin dan berhenti memusuhi mujahidin. Dari sinilah semoga Allah membukakan kesedihan atas hal itu dan dan menghindarkan dari permusuhan. Balasan itu sesuai dengan jenis amalan. Fitnah tidak terjadi dalam kaum muslimin dengan kezaliman mereka terhadap kaum muslimin. Mereka menghalangi dikarenakan kezaliman dari loyal terhadap kaum muslimin dan berbalik menolak mereka dengan menguatkan para murtadin dan salibis, serta meminta perlindungan dari kondisi yang panas dengan api. Kemudian bergembira dengan pukulan dan invansi mereka terhadap negeri-negeri kaum muslimin.
Dan terakhir aku mengetahui bahwa kebanyakan orang yang memandang penyimpangan-penyimpangan Daulah, yang menonton kezaliman dan keghuluwannya akan memberatkan keteranganku ini. Maka seruanku akan memarahi mereka. Hal ini untuk menolong dari kezaliman mereka terhadap salibis dan murtadin. Maka ketahuilah bahwa kezaliman tidak bisa ditolak dengan kezaliman, dan penyimpangan dari syar’i tidak bisa ditolak dengan penyimpangan semisalnya atau yang lebih berat darinya. Dan bahwasanya kerusakan loyalitas kepada kaum muslimin, tidak diingkari atau dibenarkan dengan celah yang rusak tentang berlepas diri dari orang-orang kafir.
Untuk itulah aku mengingatkan di akhir, dengan riwayat dari Imam Bukhari di kitab Al-Adab Al-Mufrad dari Al Faruq RA bahwa dia berkata kepada Aslam: Janganlah kecintaanmu menjadi beban dan kebencianmu menjadi kerusakan.
Aslam berkata, maka aku katakan: Bagaimanakah maksudnya?
Dia (Umar) berkata: Jika kamu mencintai (saudaramu), kamu mencintainya seperti mencintai bayi, dan jika kamu sedang membencinya, kamu suka jika temanmu hancur.
Wasiat ini tidak diragukan lagi adalah wasiat yang mahal dari khulafaur rasyidin yang kedua, hingga kepada umat masa kini. Sungguh dari mereka ada seorang Umar, sebagaimana dalam hadits shahihain. Ibnu Wahab berkata: Orang yang sekarang (masa kini) itu mengilhami.
Itulah wasiat yang aku letakkan pada inti mataku di saat-saat bermusuhan bersama orang yang ketakutan dari kaum muslimin, secara pribadi maupun jamaah. Aku berangan-angan untuk tetap menjaga adab-adab permusuhan pada setiap muslim.
Maka berapa banyak dari kita yang butuh dengannya pada hari ini, di saat-saat kritis ketika kita lihat manusia terbagi menjadi 2 kelompok disebabkan fitnah yang terjadi di medan Syam. Kelompok yang berlandaskan kecintaan yang berlebih sehingga menjadi ta’ashub kepada mereka. Kecintaannya itu membutakan dan membuat tuli setiap yang berbeda dengan mereka. Upaya mereka dijalankan dari sekedar penelitian-penilitian untuk segera diambil keputusan secara langsung tanpa berfikir atau melihat (hal-hal lain) terlebih dahulu. Beban ini menghalangi mereka sehingga kecenderungan itu tidak membedakan keadilan terhadap orang-orang yang menyelisihi mereka. Maka mereka menerima masuk ke dalamnya apa yang tidak diterima oleh jamaah mereka. Kritik yang mereka sodorkan tidak berlandaskan pada pokok-pokok kritikan, yang selanjutnya (kritik itu) mereka gunakan untuk membantah kritikan-kritikan dari tanggungan kecintaan mereka. Maka dari itu, mereka menjadi orang-orang yang curang.
Dan kelompok lainnya, melawan kebenciannya dan kezaliman yang terurai di atasnya itu kepada impinan agar musuhnya itu lenyap dan kalah, walaupun di tangan musuh-musuh agama dari kalangan Rafidhah, murtadin dan para salibis. .. Ini tidak diragukan lagi adalah kerusakan dan penyimpangan dalam al wala’ wal bara’, yang menjadikan sebagian mereka melemahkan fatawa terdahulu yang sangat memberatkannya, yaitu dalam masalah saling tolong menolong terhadap orang kafir. Maka fatwa-fatwa kontemporer diterima untuk memudahkan tolong menolong dengan mereka dalam menzalimi kaum muslimin.
Orang yang terjaga adalah mereka yang dijaga Allah.
Dan berpegang teguhlah pada Allah sebagai tuan kalian. Maka sungguh (Allah) adalah sebaik-baik tuan dan sebaik-baik penolong_
Ditulis Abu Muhammad Al Maqdisi
11 Dzulqa’dah 1435 H
Penerjemah: Dhani/Rudy
(kiblat.net/arrahmah.com)