(Arrahmah.com) – Ulama dakwah tauhid dan tokoh senior gerakan salafi jihadi dari Yordania, Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi hafizhahullah sangat prihatin dengan perpecahan dan konflik bersenjata di antara sesama kelompok jihad di Suriah. Beliau mengingatkan bahwa kelompok-kelompok Rafidhah dan Bathiniyah (rezim Nushairiyah Suriah, rezim Syiah Iran, milisi Syiah Lebanon dan Irak) bersatu melawan mujahidin Suriah. Pemimpin-pemimpin kekafiran (Amerika Serikat, Rusia, China dan Barat) dan thaghut rezim-rezim Arab berkonspirasi melawan mujahidin Suriah. Beliau memandang sikap keras kepala sebagian kelompok jihad yang enggan bersatu atau membaur dengan kelompok-kelompok jihad lainnya sebagai salah satu akar masalah.
Para pelajar junior dan orang-orang yang berlagak ulama, dengan tulisan-tulisan dan fatwa-fatwa dangkal mereka di situs, facebook dan twitter turut memperkeruh suasana. Mereka menyemangati sebagian kelompok jihad untuk memerangi sebagian kelompok lainnya. Sementara itu arahan-arahan para Amir, ulama dan komandan senior mujahidin semisal Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri, Abu Khalid Asy-Syami, Abu Qatadah Al-Filisthini dan Abdullah Al-Muhaisini yang menyerukan persatuan, penghentian konflik dan perdamaian justru diabaikan. Syaikh Al-Maqdisi mengingatkan mujahidin Suriah akan bahaya dari perpecahan mereka terhadap Islam dan kaum muslimin. Pada 1 Rabi’ul Awwal 1435 H beliau menulis sebuah nasehat berjudul “Jika kalian tidak melakukan hal yang sama, niscaya terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar”. Nasehat tersebut dimuat oleh situs resmi beliau, mimbar at-tauhid wal jihad, pada Kamis (16/1/2014). Mengingat pentingnya nasehat tersebut bagi maslahat Islam dan kaum muslimin, arrahmah.com menerjemahkannya untuk para pembaca. Berikut ini terjemahan dari nasehat emas Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi tersebut.
***
Dari Abu Muhammad Al-Maqdisi
Untuk saudara-saudaranya, seluruh mujahidin di Suriah
As-Salamu ‘alaykum wa rahmatullah wa barakatuh
Amma ba’du. Sesungguhnya saya memuji Allah Yang tiada Ilah selain-Nya. Shalawat dan salam senantiasa saya panjatkan kepada rasul-Nya yang senantiasa tersenyum lagi ahli berperang. Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kalian (wahai kaum muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu (yaitu persatuan sesama umat Islam), niscaya akan terjadi fitnah (kesyirikan dan kekacauan) di muka bumi dan kerusakan yang besar. (QS. Al-Anfal [8]: 73)
Ketahuilah wahai saudara-saudara kami, wahai orang yang menjadi pilihan kaum muslimin, kemuliaan mereka dan mahkota di kepala mereka… Sesungguhnya Allah ta’ala di dalam ayat ini berbicara kepada kalian sebagaimana Allah Ta’ala telah berbicara dengan ayat ini kepada orang-orang yang beriman di setiap zaman dan tempat. Allah Ta’ala meminta dari kalian dengan sebuah permintaan yang tegas dan wajib, hendaknya kalian semuanya bersatu, hendaknya kalian merealisasikan pembelaan sebagian orang mukmin kepada sebagian mukmin lainnya dengan perealisasiaan yang nyata dan sebenar-benarnya. Allah Ta’ala menjelaskan alasan dari hal itu, mengaitkannya dan menyebutkan kebalikannya yaitu orang-orang kafir melakukan hal itu.
Maka kalian lebih layak untuk melakukan hal itu. Sebagaimana orang-orang kafir itu bersatu padu memusuhi kalian, mereka satu sama lain juga saling membela dan menolong dalam melawan kalian. Inilah pada hari ini kelompok-kelompok Rafidhah dan Bathiniyah telah bersatu padu, kelompok-kelompok thaghut murtad dan pemimpin kekafiran dari bangsa Arab dan non-Arab, mereka semua telah mengerahkan kelompok mereka, kemampuan mereka dan media massa mereka untuk melakukan konspirasi terhadap kalian dan jihad kalian. Semua cita-cita mereka difokuskan untuk mencegah agar kalian tidak meraih kemenangan, sebab kemenangan kalian akan mengangkat panji yang paling murni di dunia ini dan sekaligus panji yang paling mereka benci, yaitu panji tauhid. Sikap mereka terhadap panji tauhid adalah sebagaimana difirmankan oleh Allah Ta’ala tentang sifat mereka:
ذَٰلِكُمْ بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ وَإِنْ يُشْرَكْ بِهِ تُؤْمِنُوا فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ
“Yang demikian itu adalah karena kalian kafir apabila Allah saja disembah dan kalian percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah yang Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. Al-Mu’min [40]: 12)
Sebab kemenangan kalian juga berarti penerapan hukum yang paling suci di muka bumi dan sekaligus hokum yang paling mereka benci:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ * ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ
Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Allah menyesatkan perbuatan-perbuatan mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. (QS. Muhammad [47]: 8-9)
Sebab mereka seperti serangga undur-undur yang tersiksa oleh bau minyak kasturi yang harum semerbak, namun ia justru menikmati bau busuk tahi dan bangkai. Inilah mereka melakukan konspirasi terhadap kalian dan jihad kalian dalam semua lapisan dan level. Inilah mereka berkumpul dalam konferensi (dan konspirasi) Jenewa 2, untuk membuat makar terhadap jihad kalian dan mengaborsi jihad kalian. Negara-negara tetangga sejak awal tidak pernah berhenti melakukan konspirasi dan maker terhadap kalian. Hal ini semua membuat kalian wajib untuk bersatu di bawah kalimat tauhid, sebab kalian adalah orang yang lebih layak dan lebih wajib bersatu dibandingkan mereka. sebab kalian mengharapkan (ridha dan pahala) dari Allah Ta’ala apa yang tidak mereka harapkan dari-Nya.
Oleh karena itu kalian lebih layak dan lebih wajib untuk terbebas dari kepentingan-kepentingan pribadi dan permusuhan-permusuhan yang mengakibatkan perpecahan, ketercerai-beraian, kegagalan, kekalahan dan hilangnya kekuatan. Kewajiban kalian adalah bersatu saat ini juga di bawah kepimimpinan yang satu dari kalangan mujahidin Suriah, sebab peperangan yang hari ini kalian terjuni dalam suasana konspirasi internasional terhadap kalian tidaklah akan mampu ditangani dan diselesaikan oleh satu kelompok saja dari kalian. Ia memerlukan persatuan dan aliansi, bukan saja persatuan dan aliansi dari kelompok-kelompok yang bersepakat rincian-rincian manhaj yang haq, namun juga seluruh kelompok bersenjata yang menerima penerapan syariat sebagai target dan tujuannya, bahkan meskipun di dalam barisan mereka terdapat orang-orang awam, orang-orang lemah iman dan orang-orang yang baru meninggalkan kekafiran siapapun mereka. Inilah kewajiban kalian, sebab kalian berada dalam kondisi jihad defensif, sementara jihad defensif itu syaratnya lebih longgar dan dipermudah berbeda halnya dengan kondisi jihad lainnya. Jika kalian mau, silahkan merenungkan perang Uhud ketika kaum kafir datang menyerang Madinah, bagaimana pada saat itu semuo orang diajak untuk berjihad bahkan orang-orang munafik sekalipun. Allah Ta’ala berfirman:
وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ نَافَقُوا وَقِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا قَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوِ ادْفَعُوا
Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: “Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)!” (QS. Ali Imran [3]: 167)
Maka barangsiapa berperang bersama kalian di jalan Allah niscaya mereka itu adalah orang-orang inti dan pilihan (dari umat Islam), dan barangsiapa berperang untuk membela nyawanya, keluarganya dan hartanya maka mari kita sambut untuk berperang, ia boleh ikut berperang dan tidak selayaknya ia dihalangi dari menunaikan kewajibannya. Demikianlah mujahidin sudah selayaknya membuka lebar-lebar cakrawala berfikir mereka dalam kondisi insidental darurat (nawazil) seperti ini. Tidak selayaknya mujahidin menyempitkan atau menghalangi apa yang oleh Allah dilebarkan dan diluaskan dalam kondisi seperti ini. Hendaknya mujahidin meraih (merangkul) semua masyarakat dalam jihad mereka, bukan hanya meraih mujahidin terpilih yang mengangkat panjinya semata.
Adapun barangsiapa yang akal dan pemahamannya tidak mampu melingkupi hal itu, niscaya ia tidak memiliki kemampuan untuk memimpin seluruh umat dan memerintah rakyat-rakyatnya. Kami mengatakan hal ini sedangkan rasa pedih mensayat-sayat dada kami akibat percerai-beraian kelompok-kelompok mujahidin, sikap memaksakan kehendak sebagian kelompok mujahidin dan sikap individualis sebagian kelompok mujahidin yang mengedepankan kepentingan nama-nama dan kelompok-kelompok di atas kepentingan Islam dan kaum muslimin. Orang yang mengikuti kondisi sebagian kelompok mujahidin ini benar-benar akan melihat bahwa logika mereka sampai saat ini masih berinteraksi dengan jihad, bukan dengan logika perdagangan terorganisir dan yang Allah mengarahkan kita kepadanya dalam surat yang Allah namakan “Shaf” (satu barisan, edt) bukan “Shufuuf “. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS. Ash-Shaf [61]: 4)
Allah Ta’ala juga berfirman di akhir surat tersebut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kalian apabila Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kalian dari azab yang pedih? (QS. Ash-Shaf [61]: 10)
Sebagian mujahidin masih saja tidak melingkupi gambaran yang luas, komprehensif dan sempurna terhadap jihad ini, akal mereka tidak menampung perdagangan rabbani yang Al-Qur’an mengarahkan kita kepadanya. Justru sebagian mujahidin tersebut berinteraksi dengan logika pedagang eceran yang berkeliling, yang berinteraksi dengan seorang penawar atau pembeli dengan menganggap ia adalah pembeli untuk satu kali pembelian saja.
Oleh karenanya bagi sebagian mujahidin ini akhlak-akhlak perdagangan rabbani tidaklah penting, baginya tidak penting apakah ia berbuat buruk atau berbuat baik kepada masyarakat, ia tidak berinteraksi dengan mereka menurut cara interaksi yang menjadikan mereka sebagai para pelanggan tetap dan pendukung perdagangan ini. Logika sebagian mujahidin ini telah memproduksi untuk kita, atau membantu dan mendukung produksi (milisi-milisi) Shahwat dan sejenisnya di lebih dari satu medan jihad. Maka cukuplah bagi kita clonning dan pengulangan tersebut! Logika pedagang eceran keliling tidaklah memikirkan kecuali meraih hasil saat ini secara cepat, tidak penting baginya untuk mempertahankan dan mengokoh akarkan perdagangannya di lapangan. Andai saja ia memikirkan hal itu, niscaya ia akan berusaha untuk mengikut sertakan seluruh umat Islam dalam proyek dan perdagangannya, dan tentulah ia akan menjadikan sebagian besar keinginannya adalah bagaimana caranya membaurkan dan “mengawinkan” umat Islam dengan perdagangan ini. Inilah kesuksesan yang sejati. Dalam kesuksesan inilah kita, insya Allah, akan melihat tanda-tanda awal pertolongan Allah dan kemenangan yang nyata. Inilah kekurangan kita hari ini, yaitu mujahidin yang berinteraksi dengan masyarakat bukan sebagai penawar dan pelanggan tetap dalam perdagangan mereka semata, namun lebih dari itu sebagai para partner yang sejati. Hal ini menuntut kita untuk berinteraksi dengan seluruh umat Islam dengan kasih sayang, yang merupakan cara interaksi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam dan para salafush shalih dengan umat manusia. Adapun logika pedagang eceran keliling tidaklah mempedulikan nama baiknya, sebab ia memperlakukan masyarakat sebagai pembeli sekali beli saja.
Oleh karena itu bukanlah menjadi prioritasnya sikap kasih sayang dan bukan pula sikap komitmen kepada akhlak-akhlak perdagangan rabbani. Sebab ia berkeliling dan ia sudah menegaskan di dalam hatinya bahwa nanti ia akan menemukan di desa-desa lain pembeli lain (selain pembeli sebelumnya, edt). Tidak penting baginya usaha untuk mengokohkan perdagangannya di lapangan. Maka logika pedagang keliling ini tidak layak bagi muajhidin dan tidak bisa untuk menegakkan agama Allah di muka bumi. Jika pedagang eceran keliling tidak mempedulikan itu semua, sebab ia tidak memiliki tempat dagang yang tetap, ia juga tidak memiliki nama dan alamat yang ia khawatirkan; maka sesungguhnya sebagian kelompok jihad pada hari ini masih saja bertindak dengan logika dan pertimbangan pedagang eceran keliling, yang sebagian besar perhatiannya ditujukan untuk meraih sebagian hasil di sore hari, dan sebagian kelompok jihad tersebut mengedepankan hasil-hasil saat ini yang kecil tersebut atas perdagangan yang berusaha untuk menegakkan agama Allah dan mendirikan kekuasaan bagi umat Islam. Padahal sebagian kelompok jihad tersebut memiliki nama-nama yang diketahui oleh publik, julukan-juluken mentereng, alamat-alamat dan semboyan-semboyan keren. Tidakkah sebagian kelompok jihad tersebut takut kepada Allah atas nama-namanya, jihadnya dan mujahidinnya? Sesungguhnya umat Islam hari ini melewati kondisi-kondisi yang memprihatinkan, dan sesungguhnya konspirasi terhadap umat Islam, agama Islam dan akidah Islam sangatlah besar dan keji.
Maka kelompok-kelompok jihad wajib untuk mengemban tanggung jawab di hadapan Allah, sebab mereka akan ditanyai oleh Allah tentang darah mujahidin dan para syuhada’. Akan dicatat sebagai dosa mereka; sikap keras kepala mereka dan penolakan mereka untuk bergabung dan bersatu dengan saudara-saudara mereka mujahidin lainnya, dan sikap berpalingnya mereka dari memenuhi panggilan syaikh-syaikhnya dan ulama-ulama yang selama ini menjadi referensinya. Lebih dari itu, tidak diragukan lagi, mereka akan menjadi suri tauladan yang buruk dan contoh yang buram di antara mujahidin. Saya menutup nasehat ini dengan mengingatkan akan firman Allah Ta’ala yang menutup ayat yang kami kutip sebagai pembukaan dari pesan kami ini, yaitu firman Allah Ta’ala:
إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
Jika kalian (wahai kaum muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu (yaitu persatuan sesama umat Islam), niscaya akan terjadi fitnah (kesyirikan dan kekacauan) di muka bumi dan kerusakan yang besar. (QS. Al-Anfal [8]: 73)
Allah Ta’ala mengajak kalian untuk bersatu di bawah kalimat tauhid, sebab kalian lebih layak untuk bersatu daripada orang-orang kafir yang di awal ayat tersebut dijelaskan sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian lainnya. Kalian lebih layak bersatu dan lebih layak saling melindungi dibandingkan orang-orang kafir, sebab kalian lebih tinggi dan lebih jauh dari kepentingan-kepentingan dunia dan kepentingan-kepentingan pribadi dibandingkan orang-orang kafir. Allah Ta’ala telah memberikan kelonggaran kepada kalian dalam persatuan dan Allah menjadikan bagi kalian dalam siyasah syar’iyah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam hal yang memberi manfaat kalian dan meluaskan pengetahuan kalian, wawasan kalian, pemahaman kalian dan pilihan-pilihan kebijakan kalian.
Allah telah memberi kelonggaran kepada kalian untuk bekerja sama dengan seluruh kelompok, baik yang dekat maupun yang jauh, masing-masing sesuai pertimbangannya dan sesuai tuntutan maslahat bagi Islam dan kaum muslimin. Allah Ta’ala telah mengajarkan kepada kalian dari sirah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam pengaturan skala prioritas, perkara yang paling penting kemudian perkara yang lebih penting, dan bahwasanya melingkupi, dipermudah dan diabaikan dalam jihad defensif beberapa hal yang terkadang tidak diperlukan dalam jihad ofensif. Maka janganlah kalian mempersempit apa yang diluaskan oleh Allah bagi kalian.
Ketahuilah sesungguhnya kepentingan menjaga Islam dan kaum muslimin dan menghindarkan fitnah dari mereka yaitu syirik akbar yang terang-benderang dan loyalitas kepada wali-wali syirik yaitu para penyembah undang-undang syirik yang terkutuk yang merupakan kerusakan terbesar di dunia; demi menghindarkan umat Islam dari kerusakan terbesar tersebut, banyak kepentingan-kepentingan lebih lemah yang harus dileburkan (dikalahkan) dan banyak perkara cabang yang harus diabaikan. Maka waspadalah kalian, janganlah kalian menggugurkan kemaslahatan-kemaslahatan agung yang manfaatnya berlaku umum bagi Islam dan kaum muslimin, dan pokok-pokok oirisinil yang dengannya tercapai kerja sama dan persatuan…janganlah kalian menggugurkannya hanya karena sikap keras kepala dalam sebagian perkara cabang dan sekunder atau nama-nama. Hal ini tidak diragukan lagi merupakan wujud dari pemahaman yang terbalik dan sempitnya pemahaman. Maka janganlah kalian terpedaya oleh para penuntut ilmu junior dan orang-orang yang sok berilmu (berlagak ulama, edt) yang mendorong kalian untuk menempuh sikap keras kepala, kebodohan, dan kerendahan. Wajib bagi sebagian kelompok mujahidin untuk menangggalkan sikap individualisme, julukan-julukan dan nama-nama mereka demi maslahat Islam dan kaum muslimin. Janganlah mereka tertipu oleh setan-setan jin dan manusia dari kalangan orang-orang bodoh, orang-orang yang mengklaim dirinya sebagai ulama, dan orang-orang yang pendek wawasannya yang membesar-besarkan, mengagung-agungkan dan mengedepankan sebagian permasalahan cabang atas pokok-pokok dan maslahat-maslahat agung (bagi Islam dan kaum muslimin) dan bersikap keras kepala atas hal itu, sehingga melenyapkan kekuatan mujahidin, kemuliaan Islam dan kaum muslimin serta kemenangan panji mereka dengan pemahaman yang terbalik tersebut.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya kerusakan besar yang timbul akibat percerai-beraian, perpecahan dan perselisihan kalian, yaitu kaum musyrikin menguasai kaum muslimin dan panji syirik berjaya serta menindas dan mengalahkan panji tauhid, adalah lebih besar, lebih berbahaya dan lebih menyakitkan daripada banyak permasalahan cabang yang oleh orang-orang yang lemah akalnya diagung-agungkan, dibesar-besarkan dan dikedepankan atas perkara-perkara yang pokok.
Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah dalam jihad kalian! Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah dalam tauhid kalian! Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah dalam darah kaum muslimin! Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah dalam amanat yang kalian emban! Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah dalam sikap memberi loyalitas kepada kaum muslimin dan kaum mukminin serta mengedepankan nama-nama syar’i (yaitu muslimin dan mukminin) yang dengannya Allah menamai kita atas setiap nama yang baru atau kelompok yang sebenarnya diadakan untuk melayani nama-nama (yaitu muslimin dan mukminin) ini.
Waspadalah! Janganlah kalian mengedepankan, mengagung-agungkan dan membesar-besarkan permasalahan-permasalahan cabang atas permasalahan-permasalahan pokok. Waspadalah! Janganlah kalian kalian mengangkat pelayan di atas tuan yang dilayani, karena hal itu bertolak belakang dengan pokok-pokok dan ilmu-ilmu, sekaligus menjungkir balikkan kaedah-kaedah dan pemahaman-pemahaman.
Takutlah kalian kepada Allah, takutlah kalian kepada Allah dalam tauhid, panji dan jihad kalian! Sesungguhnya kembali kepada Allah (kematian) itu hampir tiba dan pertanggung jawaban atas hal itu sangat berat. Janganlah kalian terpedaya oleh tepuk tangan sebagian orang polos dan orang berwawasan sempit yang menyemangati kalian untuk berpaling dari arahan syaikh-syaikh kalian!
Sesungguhnya orang yang berakal sehat tidak akan gembira dengan orang-orang yang memberikan tepuk tangan kepadanya sampai ia mengetahui mereka itu siapa dan kwalitas ilmiyah dan syar’iyah mereka seperti apa. Saya memohon kepada Allah Yang Maha Agung agar menunjukkan kita dan mereka kepada jalan yang lurus, menyatukan barisan-barisan mujahidin, menyatukan panji mereka, kalimat mereka dan barisan mereka, dan memenangkan mereka atas musuh-musuh mereka. Allah memfirmankan kebenaran dan Dialah Yang memberi petunjuk ke jalan yang lurus.
Abu Muhammad Al-Maqdisi
1 Rabi’ul Awwal 1435 H
(muhib al majdi/arrahmah.com)