KUBA (Arrahmah.com) – Seorang narapidana yang ditahan di dalam penjara AS di Guantanamo, Kuba, memberi tahu bahwa dia telah dipukuli selama berada dalam tahanan dan disemprotkan gas air mata setelah menolak untuk meninggalkan selnya.
Mohammad Al-Qaraani, seorang warga negara Cad, mengatakan melalui telpon bahwa dugaan mengenai perlakuan para tentara AS yang tidak manusiawi terhadapnya sudah terjadi sejak pemilihan Barack Obama sebagai presiden AS.
“Perlakuan ini bermula sekitar 20 hari yang lalu saat Obama memperoleh kekuasaan, dan sejak itu saya menjalani penyiksaan hampir setiap hari,” katanya.
“Sejak mengambil keputusan, Obama tidak memperlihatkan perubahan apa-apa kepada kami.”
Dalam hari keduanya di kantor, Obama memerintahkan penutupan Guantanamo Bay, yang sudah dikecam keras oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia karena laporan penanganan tahanannya yang kejam.
Presiden juga menandatangani perintah menghentikan interogasi kasar terhadap tawanan- termasuk kontroversi teknik waterboarding.
Tidak ada reaksi cepat baik dari Gedung Putih maupun departemen kenegaraan lainnya bagian AS mengenai laporan al-Qaraani ini.
Dalam menggambarkan pengalamannya secara spesifik, al-Qaraani mengatakan menolak untuk meninggalkan selnya karena mereka “tidak memenuhi hak-hak saya”, seperti jalan-jalan mengeliling taman penjara, bergaul dengan narapidana lain dan memperoleh makanan sebagaimana biasanya.
Lalu, katanya, sebanyak enam orang tentara mengenakan pakaian pelindung dan helm memasuki selnya, dengan ditemani oleh seorang tentara lainnya yang membawa kamera dan gas airmata.
“Mereka memukuli saya dengan tongkat yang mereka bawa. Mereka menyemprotkan dua teromol gas airmata ke arah saya,” katanya.
“Sesudah saya berhenti berteriak, dan air mata mengalir deras dari mata saya, saya hampir tidak bisa melihat atau bernafas.”
“Kemudian mereka memukul saya hingga saya jatuh ke lantai, satu di antara mereka mengangkat kepala saya dan memukulkannya ke lantai. Saya mulai menjerit kepada atasannya ‘Lihatlah apa yang mereka lakukan, lihatlah apa yang mereka lakukan’, tetapi ia malah tertawa dan mengatakan ‘mereka mengerjakan tugasnya.'”
“Dia mematahkan satu gigi depan saya. Tentu saja mereka tidak merekam darah yang keluar dari badan saya, mereka hanya merekam saya dari belakang. Oleh sebab itu tidak terlihat apa-apa.”
Guantanamo dibuat dalam masa pemerintahan Bush pada 2002 untuk menahan para tawanan yang dituduh sebagai tersangka dalam aksi perang melawan teror.
Lebih dari 240 orang tawanan tinggal di sana, termasuk Syekh Khalid Mohammed, yang dicurigai terlibat dalam perencanaan serangan 11 September di AS. (Althaf/alj/arrahmah.com)