KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Malaysia akan terus membantu saudara Muslimnya di Palestina dan Myanmar, kata Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Razak. Namun, katanya, ummat Islam di Malaysia, maupun di seluruh dunia, harus bersatu untuk mengakhiri penderitaan dan penindasan terhadap saudara mereka di kedua negara tersebut.
“Semoga Allah menyatukan hati kita dan terus-menerus menyirami kita akan kedamaian dan stabilitas di tanah Malaysia, sehingga kita dapat terus menggunakan pengaruh kita sebagai model ‘negara Islam’ untuk membela ummat Islam yang tertindas, dimanapun di dunia ini, Insya-Allah,” katanya melalui blog www.najibrazak.com pada Senin (1/1/2018).
Perdana Menteri mengatakan sepanjang 2017, Malaysia terus diberkati oleh Allah, tetap sejahtera, damai dan harmonis, serta terus menjadi model “negara Islam” yang berpengaruh dan vokal dalam membela Islam dan kaum Muslim di seluruh dunia.
Dalam masalah Yerusalem, dia mengatakan bahwa Malaysia dengan keras mengutuk dan tidak akan pernah setuju dengan upaya Amerika Serikat untuk mengakuinya sebagai ibu kota “Israel”.
“Saya telah menekankan hal ini berulang-ulang, di majelis umum Umno, pertemuan puncak OKI yang luar biasa di Istanbul dan juga dalam Aksi Solidaritas: Selamatkan Yerusalem,” katanya.
Selain itu, Najib mengatakan bahwa penderitaan dan penindasan yang dihadapi oleh Rohingya di Myanmar juga menyentuh hati umat Islam di negara tersebut dan Malaysia sangat mengkritik dan membawa masalah ini tidak hanya di tingkat ASEAN, tapi juga di seluruh dunia.
Dia mengatakan bahwa Malaysia terus memberikan bantuan untuk meringankan penderitaan masyarakat Rohingya serta mengirim bantuan bagi pengungsi Rohingya di Bangladesh dan Myanmar.
“Pada bulan Februari 2017, Malaysia, melalui sebuah organisasi non-pemerintah (LSM) Yayasan Ikhlas mengirim bantuan keuangan sebesar RM 172,500.”
“Selanjutnya, pada bulan September 2017, Wakil Perdana Menteri Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi mengoordinasikan pengiriman bantuan kemanusiaan, senilai RM 4 miliar, yang terdiri dari barang dan peralatan, juga untuk pengungsi Rohingya di perbatasan Bangladesh,” katanya.
Najib mengatakan 12 ton bantuan makanan dan barang-barang penting, seperti serbet sekali pakai, handuk, nasi dan biskuit dikirim ke pengungsi Rohingya di Bangladesh melalui misi bantuan kemanusiaan oleh Angkatan Bersenjata Malaysia, kantor Perdana Menteri dan organisasi sukarela iM4U.
Dia mengatakan bahwa Malaysian Consultative Council for Islamic Organization (MAPIM) dan beberapa organisasi Islam dari Malaysia juga mengirim bantuan, dalam bentuk makanan dan obat-obatan, senilai RM 200.000, kepada 140.000 pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Selain itu, katanya, Malaysian Medical Relief Society (Mercy Malaysia) juga membuka sebuah klinik keliling di pemukiman pengungsi Rohingya di kamp Thangkhali dan Kutupalong, dan juga menyediakan bantuan makanan.
“Selain pengiriman bantuan kemanusiaan, pemerintah juga mendirikan rumah sakit lapangan, dengan biaya RM 3,5 miliar, yang memiliki 50 tempat tidur dan dapat menampung 150 pasien sekaligus, serta dilengkapi dengan ruang operasi, ruang X-Ray dan ruang khusus untuk ibu dan anak-anak di kamp pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar, Bangladesh.
“Rumah sakit lapangan ini dibangun untuk memungkinkan pengungsi Rohingya mendapatkan perawatan medis, termasuk pemeriksaan pasca melahirkan bagi perempuan hamil,” tambahnya. (althaf/arrahmah.com)