KUALALUMPUR (Arrahmah.com) – Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak mengaku telah meminta Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan aksi solidaritas untuk Muslim Rohingya di Jakarta demi menekan Myanmar. Sebab, piagam ASEAN salah satunya berisi perjanjian mengenai perlindungan hak asasi manusia (HAM).
Najib sendiri memenuhi janjinya untuk bergabung dalam aksi solidaritas untuk Muslim Rohingya di Kuala Lumpur. Pria berkacamata itu yakin aksi solidaritas tersebut akan mengirim pesan yang kuat kepada pemerintah Myanmar.
“PBB tolong lakukan sesuatu. Dunia tidak bisa hanya duduk dan melihat genosida yang dilakukan Myanmar. Dunia tidak bisa mengatakan itu bukan masalah kami. Itu adalah masalah kita bersama,” ujar Najib yang disambut meriah para peserta, seperti dimuat The Guardian, Ahad (4/12/2016).
Pria berusia 63 tahun itu mengatakan bahwa penyiksaan terhadap minoritas Rohingya adalah penghinaan terhadap Islam.
“Saya tidak akan menutup mata dan mulut. Kami harus membela mereka bukan hanya karena sebagai Muslim kita bersaudara, tetapi mereka adalah manusia. Nyawa mereka berharga,” sambung Najib Razak.
Langkah PM Najib Razak itu sebenarnya dapat membahayakan kebijakan bersama yang berlaku di ASEAN bahwa masing-masing negara tidak akan mengganggu urusan dalam negeri sesama anggota ASEAN. Najib juga diklaim menggunakan aksi solidaritas itu untuk meraih dukungan dari Muslim Malaysia sebelum pemilihan umum yang dijadwalkan berlangsung 2018.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan ada sekira 56 ribu pengungsi Rohingya di Negeri Jiran. Malaysia mengaku punya kewajiban untuk menghentikan “pembersihan etnis” yang menimpa Muslim Rohingya dan memastikan keamanan serta stabilitas di kawasan.
(azm/arrahmah.com)