Usianya 85 tahun, tapi dia masih aktif, dan energik seperti anak muda. Beliau adalah Naimatullah Khan, kepala Al – Khidmat Foundation, LSM terbesar di Pakistan, yang terlibat dalam kegiatan relawan, tidak hanya dalam operasi penyelamatan dan bantuan dalam kasus bencana alam dalam setiap bagian dari negara, tetapi juga dalam sektor pendidikan dan sosial sepanjang tahun.
“Saya meneladani Nabi Shallallahu ‘Alaihi wasallam yang melayani manusia sampai akhir hayatnya”, kata Khan yang mengenakan topi segitiga coklat muda, yang dikenal dan digelari Jinnah (Mohammad Ali Jinnah, pendiri Pakistan), dan memegang tongkat di tangan kanannya, kepada OnIslam.net dalam sebuah wawancara eksklusif.
“Bagi saya, usia tidak masalah. Saya masih merasa diriku energik, antusias, dan penuh petualangan”, kata Khan dengan senyum lebar menghiasi wajah berjanggut putih itu.
Al – Khidmat memulai perjalanannya sebagai sayap relawan dari Jama’ah -e – Islami Pakistan , alah satu dari dua partai berbasis agama yang utama di Pakistan, berdiri hampir 4 dekade yang lalu, tapi organisasi itu benar-benar melebarkan sayapnya selama dekade terakhir di bawah kepemimpinan Mr Khan.
Khanhad menjabat sebagai walikota kota pelabuhan selatan Karachi, pusat perdagangan negara itu dari 2001 sampai 2005, dan mendapatkan reputasi sebagai salah satu walikota terbaik di wilayah ini karena kedisiplinan dalam manajemen keuangan dan beberapa proyek pengembangan kecil dan mega yang mengubah bentuk dan warna kota yang tercemar dan padat penduduk ini. Berbicara tentang sumber kekuatannya dalam memanajemen organisasi, Khan percaya bahwa profesionalisme, relawan yang berkomitmen, dan kepercayaan dari orang-orang adalah kekuatan dari yayasannya.
“Ini merupakan era profesionalisme. Tanpa membawa pendekatan profesional dalam setiap segmen kehidupan, termasuk sektor bantuan, kita tidak akan bisa bisa menarik donor dan masyakat secara umum”, Khan mengamati.
Itu sebabnya, kata dia, ia telah mencoba untuk bekerja dengan cara yang terbaik dan dengan meningkatkan profesionalisme dengan maksud untuk meningkatkan efisiensi organisasi selama satu dekade terakhir.
Khan tampaknya bersyukur kepada Allah bahwa ia memiliki tim relawan yang berdedikasi dan berkomitmen untuk bekerja tanpa pamrih, baik dari pemerintah ataupun individu, tetapi mereka bekerja semata-mata untuk mendapatkan pahala dari Allah.
“Perbedaan terbesar antara organisasi-organisasi relawan internasional dan Al-Khidmat adalah bahwa mereka mengucurkan sejumlah besar, kira-kira antara 15 dan 20 persen dari total sumbangan untuk biaya administrasi dan untuk menggaji staf mereka, sementara di Al-Khidmat, biaya administrasi tidak lebih dari 8 persen”, katanya.
“Kami memiliki tenaga kerja lebih dari 100.000 relawan yang selalu siap apabila terjadi bencana alam, apakah itu gempa bumi, hujan, banjir atau kejadian tak diinginkan lainnya”, tegasnya.
Khan mengatakan kekuatan yang nyata dari organisasinya adalah tenaga kerjanya yang berdedikasi dan kepercayaan dari orang-orang, dan para pendonor baik nasional dan internasional. “Saya bangga dengan tenaga kerja saya”, kata Khan.
“Mereka telah melakukan keajaiban dengan sumber daya kecil dan bantuan pemerintah,” katanya mengacu pada kegiatan Al – Khidmat dalam operasi bantuan dan penyelamatan dunia pada bulan Oktober 2005 ketika terjadi gempa bumi di Azad Kashmir dan bagian barat laut Khyber Pakhtunkhawa (provinsi KP yang menewaskan lebih dari 80.000 orang), dan banjir besar pada tahun 2010 yang menggenangi seperlima dari negara Muslim di Asia Selatan.
“Setiap kali ada keadaan darurat, Anda akan melihat relawan Al – Khidmat dengan jaket oranye yang siap untuk melayani rakyat”.
Khan mengatakan bahwa masyarakat internasional dan donor telah menaruh kepercayaan mereka kepada Al – Khidmat karena komitmen, disiplin dalam manajemen keuangan dan jangkauan kegiatannya yang sangat luas.
“Masalah dengan LSM Pakistan selalu berkaitan dengan disiplin keuangan. Pendonor asing baik atas nama Negara atau organisasi kini telah menjadi sangat berhati-hati dalam hal ini”, ujarnya.
Tapi, ia menambahkan, Al – Khidmat yang mendapat kepercayaan dari pendonor asing dan lokal karena track record-nya yang bagus.
Al – Khidmat telah mendirikan pusat-pusat perawatan anak yatim di Muzzferabad, dan di Bagh distrik Azad Kashmir di mana ada lebih dari 800 anak yatim piatu yang kehilangan orang tua mereka pada tahun 2005 karena gempa bumi. Mereka diberikan tempat tinggal dan juga mendapatkan pendidikan.
“Kami mendapat dukungan luar biasa dari masyarakat untuk proyek ini. Bahkan orang-orang menyumbangkan tanah mereka untuk pendirian pusat bantuan untuk anak yatim”, katanya. Menurut UNICEF, ada sekitar 4,2 juta anak yatim di Pakistan.
Selain itu, Al – Khidmat JUGA telah menggali 400 sumur di berbagai belahan Thardesert , yang berbatasan dengan India, dimana pendudukanya mayoritas Hindu, dalam rangka untuk menyediakan air minum bagi penduduk setempat.
Al – Khidmat juga telah melakukan proyek pembangunan rumah sakit, sekolah, apotik , dan beberapa unit medis di seluruh negeri.
Perjuangan Naimatullah Khan bersama Al-Khidmat Foundation patut menjadi contoh bagi kita semua, dimana usia renta tidak menjadi penghalang bagi kita untuk selalu berarti untuk orang lain. Semoga Naimatullah Khan selalu diberi kesehatan dan kekuatan oleh Allah Subhanahu Wata’ala, seperti kata beliau, bahwa beliau adalah pengikut setia Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang melayani ummat sampai akhir hayatnya. (ameera/arrahmah.com)