KABUL (Arrahmah.id) – Menteri Pendidikan Tinggi Imarah Islam Afghanistan, Neda Mohammad Nadim mengatakan bahwa 450 dosen telah kembali ke Afghanistan setelah menyelesaikan program magister dan doktoral mereka di luar negeri.
Berbicara dalam sebuah pertemuan para dosen universitas yang dihadiri oleh Wakil Perdana Menteri untuk Urusan Politik, Nadim menegaskan kembali komitmen departemennya untuk memajukan pendidikan tinggi di Afghanistan.
Nadim mengatakan bahwa upaya-upaya telah dilakukan selama dua bulan terakhir untuk memulai program-program master dan doktoral di berbagai disiplin ilmu, lansir Tolo News (14/8/2023).
Dia mengatakan 350 instruktur lainnya juga telah dikirim ke luar negeri untuk mengikuti program pendidikan.
“Lebih dari 450 instruktur yang telah mengikuti program pendidikan gelar master di luar negeri telah kembali ke Afghanistan,” kata Nadim.
Berbicara pada pertemuan yang sama, wakil politik Perdana Menteri, Mawlawi Abdul Kabir, mengatakan bahwa universitas-universitas sebelumnya dijalankan melalui tawaran dari kedutaan besar, dan bahwa banyak bidang akademik yang digunakan untuk politik.
“Beberapa akan melakukan keahlian mereka di bidang medis dan beberapa akan melakukannya di bidang teknik, kami tidak menentangnya,” katanya.
Sementara itu, para pengajar yang kembali ke negara itu mendesak Imarah Islam untuk membayar gaji mereka selama mereka belajar di luar negeri.
“Beberapa gaji kami belum dibayar selama dua tahun terakhir. Sudah dua tahun kami menunggu. Sudah dua tahun sejak Imarah Islam berkuasa, tapi gaji kami belum dibayar,” kata Wahidullah Shamal, instruktur universitas.
“Mereka belum membayar gaji kurang dari setahun. Kami sudah siap. Sudah dua tahun sejak Imarah Islam berkuasa, tapi belum ada yang membayar,” kata Hedayatullah, seorang instruktur Universitas Takhar.
Namun, Kementerian Pendidikan Tinggi berjanji bahwa mereka akan membayar gaji para instruktur dan merebut kembali tanah mereka yang dirampas oleh orang lain. (haninmazaya/arrahmah.id)