(Arrahmah.com) – Seorang ulama senior tabi’in dari negeri Syam, Iyadh bin Ghutaif, pernah memiliki sebuah cerita unik tentang keutamaan infak. Kisah itu dialaminya saat ia menjenguk panglima tertinggi pasukan Islam di bumi Syam, Abu Ubaidah bin Jarrah radhiyallahu ‘anhu.
Iyadh bin Ghutaif bercerita: “Suatu hari kami, beberapa orang, masuk ke rumah Abu Ubaidah bin Jarrah untuk menjenguknya karena ia sedang sakit. Saat itu istrinya yang bernama Tuhaifah sedang duduk di sisi kepala suaminya.”
Kami bertanya kepada istrinya,”‘Bagaimana tidur malam Abu Ubaidah?”
“Dia tidur malam dengan mendapatkan pahala,” jawab istrinya.
Saat itu Abu Ubaidah sedang menghadapkan wajahnya ke arah dinding. Mendengar perkataan istrinya, Abu Ubaidah pun menghadapkan wajahnya ke arah kami. Katanya, “Aku tidak tidur malam dengan mendapatkan pahala.”
Abu Ubaidah lalu bertanya, “Tidakkah kalian ingin menanyakan kepadaku kenapa aku berkata begitu?”
“Perkataan Anda tidak mengherankan kami, jadi kami tidak menanyakannya kepada Anda,” jawab kami.
Rupanya Abu Ubaidah ingin menjelaskan alasan tidak mendapatkan pahala dari tidur malamnya. Maka Abu Ubaidah berkata kembali: “Aku telah mendengar Rasululullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
” مَنِ أنْفَقَ نَفَقَةً فَاضِلَةً فِي سَبِيلِ اللهِ، فَبِسَبْعِ مِائَةٍ، وَمَنِ أنْفَقَ عَلَى نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ، أَوْ عَادَ مَرِيضًا، أَوْ مَازَ أَذًى، فَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، وَالصَّوْمُ جُنَّةٌ مَا لَمْ يَخْرِقْهَا، وَمَنِ ابْتَلاهُ اللهُ بِبَلاءٍ فِي جَسَدِهِ فَهُوَ لَهُ حِطَّةٌ “
“Barangsiapa menginfakkan infak yang berharga di jalan Allah, niscaya akan dilipat gandakan pahalanya 700 kali lipat. Adapun orang yang menginfakkan hartanya untuk keperluan dirinya sendiri dan keluarganya, atau menjenguk orang sangkit, atau menyingkirkan gangguan dari jalan, maka satu amal kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Shaum (puasa) adalah perisai selama pelakunya tidak “merobek”nya dan barangsiapa diuji oleh Allah dengan suatu penyakit pada anggota badannya niscaya penyakit itu menggugurkan dosa-dosanya.” (HR. Ahmad no. 1690 dan Abu Ya’la no.878. Syaikh Syu’aib al-Arnauth berkata: Sanadnya hasan)
Dari Abu Mas’ud al-Anshari radhiyallahu ‘anhu berkata: “Seorang laki-laki datang dengan membawa seekor unta yang hidungnya telah diberi tali kekang. Laki-laki itu berkata (kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam), “Unta ini saya sedekahkan di jalan Allah.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam:
«لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَبْعُ مِائَةِ نَاقَةٍ كُلُّهَا مَخْطُومَةٌ»
“Dengan sedekahmu ini maka pada hari kiamat engkau akan mendapatkan balasan 700 ekor unta, semuanya telah diberi tali kekang pada hidungnya.” (HR. Muslim no. 1892, An-Nasai no. 3187 dan Ahmad no. 17094)
Saudaraku seislam dan seiman…
Dua hadits di atas menjelaskan bahwa infak di jalan Allah adalah salah satu amal kebajikan yang pahalanya dilipat gandakan oleh Allah Ta’ala sampai 700 kali lipat. Kedua hadits di atas semakna dengan firman Allah Ta’ala:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta-harta mereka di jalan Allah adalah seperti seekor biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada masing-masing tangkai terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan (balasan) kepada siapa saja yang Allah kehendaki. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 261)
Imam Ibnu Katsir ad-Dimasyqi berkata: “Ayat ini merupakan perumpamaan yang Allah buat dalam melipat gandakan balasan pahala bagi orang yang menginfakkan hartanya di jalan-Nya dan semata-mata mencari ridha-Nya, dan bahwasanya satu amal kebajikan dilipat gandakan sepuluh kali lipatnya sampai tujuh ratus kali lipatnya.
Maka Allah berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta-harta mereka di jalan Allah…”
Sa’id bin Jubair berkata: Jalan Allah adalah ketaatan kepada Allah. Makhul berkata: Jalan Allah adalah infak untuk jihad dengan menambatkan kuda-kuda perang, mempersiapkan senjata dan lain-lain. Ibnu Abbas berkata: Jalan Allah adalah haji dan jihad, Allah akan melipat gandakan infak satu dirham dalam dua amalan tersebut sebanyak 700 kali lipat.
Oleh karena itu Allah berfirman:
كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ
“…adalah seperti seekor biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada masing-masing tangkai terdapat seratus biji…”
Perumpamaan ini lebih mengena di dalam jiwa, dibandingkan penyebutan angka 700 secara langsung. Sebab perumpamaan ini mengandung isyarat bahwa Allah akan menumbuhkan amal-amal shalih bagi para pelakunya, sebagaimana Allah menumbuhkan tanaman bagi orang yang menaburkan benih tanaman itu pada tanah yang baik (subur).” (Ibnu Katsir ad-Dimasyqi, Tafsir al-Qur’an al-Azhim, 1/691)
Imam Al-Qurthubi berkata: “Ayat ini, lafalnya merupakan penjelasan tentang perumpaan kemuliaan dan kebaikan infak di jalan Allah. Adapun kandungan maknanya adalah motivasi untuk infak di jalan Allah.” Beliau lalu mengatakan: “Jalan-jalan Allah itu banyak, namun yang paling agung adalah jihad demi menjadikan kalimat (syariat dan agama) Allah sebagai yang paling tinggi.” (Al-Qurthubi, Al-Jami’ li-Ahkam al-Qur’an, 3/303)
Lebih lanjut beliau menulis:
“Al-Qur’an menyebutkan bahwa satu amal kebaikan dalam semua jenis amal kebajikan akan dibalas sepuluh kali lipatnya, adapun ayat ini menyatakan bahwa kebaikan infak jihad akan dibalas 700 kali lipat. Para ulama berbeda pendapat tentang makna firman Allah,
وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ
“Allah melipatgandakan (balasan) kepada siapa saja yang Allah kehendaki.”
Sekelompok ulama menyatakan ayat ini merupakan penjelasan dan penegasan dari pernyataan Allah di awal ayat tentang pelipat gandaan 700 kali lipat, maka tidak ada pelipat gandaan melebihi 700 kali lipat.
Sekelompok ulama lainnya menyatakan justru ayat ini merupakan pemberitahuan bahwa Allah akan melipat gandakan lebih dari 700 kali lipat bagi siapa saja yang Allah kehendaki. Dan pendapat inilah yang lebih benar, berdasar hadits Ibnu Umar yang telah disebutkan pada penjelasan awal ayat di atas.”(Al-Qurthubi, Al-Jami’ li-Ahkam al-Qur’an, 3/305)
Imam Al-Qurthubi kemudian menyebutkan hadits dari sahabat Ali bin Abi Thalib, Abu Dar’da, Abu Hurairah, Abu Umamah al-Bahili, Abdullah bin Umar bin Khathab, Abdullah bin Amru bin Ash, Jabir bin Abdullah dan Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhum, mereka semua menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam telah bersabda:
«مَنْ أَرْسَلَ بِنَفَقَةٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأَقَامَ فِي بَيْتِهِ، فَلَهُ بِكُلِّ دِرْهَمٍ سَبْعُمِائَةِ دِرْهَمٍ، وَمَنْ غَزَا بِنَفْسِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَأَنْفَقَ فِي وَجْهِ ذَلِكَ، فَلَهُ بِكُلِّ دِرْهَمٍ سَبْعُمِائَةِ أَلْفِ دِرْهَمٍ» ، ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ: {وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ} [البقرة: 261]
“Barangsiapa mengirimkan infak di jalan Allah dan ia tetap tinggal di rumahnya (tidak ikut berperang di jalan Allah secara langsung), maka baginya atas setiap dirham yang ia infakkan balasan pahala 700 dirham. Adapun barangsiapa berperang dengan nyawanya secara langsung di jalan Allah dan ia mengeluarkan infak untuk hal itu, maka baginya atas setiap dirham yang ia infakkan balasan pahala 700 ribu dirham.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam kemudian membaca ayat: “Allah melipatgandakan (balasan) kepada siapa saja yang Allah kehendaki.” (HR. Ibnu Majah no. 2761. Di dalam sanadnya ada perawi yang lemah bernama Khalil bin Abdullah)
Pada artikel “Mutiara Ramadhan # 7: Saat satu kali infak dibalas dua juta kali lipat“, kita telah menyebutkan ayat Al-Qur’an dan tiga buah hadits yang menyebutkan bahwa pahala infak untuk kepentingan jihad fi sabilillah akan dilipat gandakan sampai dua juta kali lipat oleh Allah Ta’ala. Dengan demikian, kelemahan sanad hadits Ibnu Majah ini tidak menjadi masalah, sebab ia dikuatkan oleh ayat-ayat Al-Qur’an dan sejumlah hadits yang bisa menjadi hujjah. Wallahu a’lam bish-shawab.
Saudaraku seislam dan seiman…
Bulan suci Ramadhan yang penuh berkah ini adalah moment yang paling tepat untuk menumbuhkan kesadaran kita berinfak di jalan Allah. Infak untuk obat-obatan, makanan, amunisi dan senjata bagi kaum muslimin Suriah yang dibantai secara keji oleh rezim Nushairiyah Suriah dan aliansi Syiah internasional.
Juga infak untuk untuk obat-obatan, makanan, amunisi dan senjata bagi kaum muslimin di Rohingnya, Gaza, Irak, Pakistan, Afghanistan, Somalia, Mali Utara dan bumi-bumi jihad lainnya. Janganlah ditunda-tunda lagi, semoga ampunan Allah dan berkahnya turun kepada kita. Amiin. (muhibalmajdi/arrahmah.com)