(Arrahmah.com) – Perintah shaum (puasa) Ramadhan dan hukum-hukumnya disebutkan oleh Allah Ta’ala secara berturut-turut di dalam Al-Qur’an, surat Al-Baqarah [2] ayat 183, 184, 185 dan 187. Di antara rangkaian ayat-ayat puasa Ramadhan tersebut terdapat sebuah ayat yang secara lahiriah tidak berbicara tentang puasa, yaitu firman Allah Ta’ala:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (wahai Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku menjawab orang yang berdoa jika ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah hamba-hamba-Ku memenuhi (perintah dan larangan)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka mendapatkan kebenaran.” (QS. Al-Baqarah [2]: 186)
Sepintas lalu ayat yang mulia di atas tidak memiliki kaitan dengan hukum-hukum puasa Ramadhan. Namun dengan sedikit bertadabbur, kita bisa menangkap setidaknya dua isyarat keterkaitan ayat tersebut dengan puasa Ramadhan.
Pertama, ayat tersebut mengisyaratkan bahwa kondisi berpuasa Ramadhan merupakan kondisi seorang hamba sangat dekat, atau sedikitnya lebih dekat, dengan Allah Ta’ala. Hal itu karena seorang hamba yang berpuasa Ramadhan telah berusaha menjauhi setan dan hawa nafsunya demi melaksanakan perintah Allah semata.
Kedua, ayat yang mulia tersebut menganjurkan kepada seorang hamba yang tengah mengerjakan puasa Ramadhan untuk memperbanyak doa kepada Allah Ta’ala. Kondisi hati yang khusyu’, jauh dari belenggu hawa nafsu dan setan, dan suasana ketaatan kepada Allah Ta’ala akan membuat doa lebih berkwalitas, sehingga lebih besar peluangnya untuk dikabulkan Allah Ta’ala, karena lebih memenuhi syarat-syarat terkabulnya doa.
Imam Ibnu Katsir ad-Dimasyqi dalam kitabnya, Tafsir al-Qur’an al-Azhim, 1/509, berkata: “Allah Ta’ala menyebutkan ayat yang menganjurkan untuk berdoa ini, di sela-sela penjelasan hukum-hukum puasa, sebagai sebuah arahan untuk sungguh-sungguh berdoa saat telah menyempurnakan bilangan puasa (satu bulan penuh), bahkan pada setiap kali berbuka puasa. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud at-Thayalisi dalam musnadnya:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم يقول: “لِلصَّائِمِ عِنْدَ إِفْطَارِهِ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ”. فَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو إِذْ أَفْطَرَ دَعَا أَهْلَهُ، وَوَلَدَهَ وَدَعَا.
Dari Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata: Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Orang yang berpuasa itu memiliki doa yang mustajab setiap kali datang waktu berbuka puasa.”
Maka Abdullah bin Amru bin Ash saat berbuka puasa selalu mengajak istri dan anaknya, lalu berdoa. (HR. Abu Daud at-Thayalisi no. 2262)
Imam Ibnu Katsir ad-Dimasyqi menyebutkan beberapa hadits lain yang menguatkan hal itu. Di antaranya adalah:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرو، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ دَعْوةً مَا تُرَدّ”. قَالَ عَبْد اللَّهِ بْنُ أَبِي مُليَكة: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرو يَقُولُ إِذَا أَفْطَرَ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ التِي وسعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي.
Dari Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa setiap kali datang waktu berbuka puasa ada doa yang tidak akan ditolak.”
Abdullah bin Abi Mulaikah (tabi’in yang meriwayatkan hadits ini dari Abdullah bin Amru bin Ash) berkata: “Aku telah mendengar Abdullah bin Amru bin Ash saat berbuka puasa selalu membaca doa: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, ampunilah aku!” (HR. Ibnu Majah no. 1753. Al-Hafizh Al-Bushiri dalam Misbah az-Zujajah fi Zawaid Ibni Majah berkata: Sanad ini shahih dan para perawinya tsiqah. Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani menyatakan hadits ini hasan dalam kitabnya Nataij al-Afkar)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: ” ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ دُونَ الْغَمَامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَيَقُولُ: وَعِزَّتِي لأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ “
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Ada tiga golongan yang doa mereka tidak akan ditolak; pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka puasa dan orang yang dizalimin, Allah akan mengangkat doanya di bawah awan pada hari kiamat dan dibukakan untuk doa tersebut pintu-pintu langit, dan Allah berfirman: ‘Demi kemuliaan-Ku, aku benar-benar akan menolongmu walau setelah beberapa waktu’.” (HR. Ahmad no. 8043, Tirmidzi no. 3598, Ibnu Majah no. 1752, Ibnu Hibban no. 7387 dan Abd bin Humaid no. 1420. Imam Tirmidzi berkata: Hadits ini hasan. Syaikh Syuaib al-Arnauth berkata: Hadits ini shahih dengan banyaknya jalan dan penguatnya)
Saudaraku seislam yang sedang berpuasa Ramadhan…
Mari kita memperbanyak doa di bulan suci yang penuh berkah ini, untuk kebaikan kita, keluarga kita, dan saudara-saudara muslim kita di seluruh penjuru dunia. Mari kita mendoakan kaum muslimin yang tertindas dan mujahidin di seluruh dunia; Suriah, Lebanon, Palestina, Rohingnya, Pakistan, Afghanistan, Irak, Somalia, Mali, Chechnya dan lainnya. Mari berdoa untuk kemenangan Islam dan kaum muslimin. Mari berdoa untuk kebaikan dunia dan akhirat kaum muslimin. Wallahu a’lam bish-shawab. (muhibalmajdi/arrahmah.com)