(Arrahmah.com) – Langkah pertama untuk mentadabburi Al-Qur’an, menurut Syaikh Isham bin Shalih al-Uwayyid dalam bukunya Fannu at-Tadabbur fil Qur’an al-Karim (Seni Tadabbur Al-Qur’an), adalah menghadirkan di dalam hati dan diri kita keyakinan penuh ~sebelum kita mulai membaca ayat-ayat Al-Qur’an~ bahwa Al-Qur’an adalah kekayaan paling berharga bagi kita.
Al-Qur’an adalah segalanya bagi kita. Al-Qur’an adalah ruh (nyawa), tanpanya kita adalah mayat yang berjalan. Al-Qur’an adalah cahaya, tanpanya kita buta dalam menapaki kehidupan di dunia. Al-Qur’an adalah petunjuk, tanpanya kita hanyalah binatang ternak yang tersesat.
Keyakinan itu harus kita hadirkan di dalam hati, perasaan dan pikiran kita sebelum kita mulai membaca ayat-ayat Al-Qur’an, untuk selanjutnya mempelajari kandungan maknanya.
Nilai dan kedudukan Al-Qur’an bisa kita perhatikan dari bagaimana Allah Ta’ala mensifati Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala mensifati Al-Qur’an dengan banyak sifat keagungan, kemuliaan, keberkahan dan kebaikan.
1. Al-Qur’an adalah al-haq [kebenaran]. Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ هُوَ الْحَقُّ
Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dari kitab suci [Al-Qur’an]ini adalah kebenaran. (QS. Fathir [35]: 31)
2. Al-Qur’an adalah al-huda [petunjuk]. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan kepada mereka sebuah kitab suci [Al-Qur’an], yang Kami jelaskan atas dasar ilmu sebagai petunjuk dan kasih saying bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-A’raf [7]: 52)
3. Al-Qur’an adalah al-ilmu [ilmu]. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
“Sekali-kali orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani tidak akan rela kepadamu sampai engkau mengikuti ajaran agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang benar.” Dan seandainya engkau mengikuti hawa nafsu (keinginan) mereka setelah datang ilmu [Al-Qur’an] kepadamu niscaya engkau tidak memiliki pelindung dan penolong dari sisi Allah. (QS. Al-Baqarah [2]: 120)
4. Al-Qur’an adalah al-burhan [bukti yang nyata]. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ
“Wahai seluruh manusia, telah datang kepada kalian bukti yang nyata dari Rabb kalian.” (QS. An-Nisa’ [4]: 172)
5. Al-Qur’an adalah al-muhaimin [saksi dan pemberi keputusan]. Allah Ta’ala berfirman:
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ
Dan Kami telah menurunkan kepadamu kitab suci Al-Qur’an dengan kebenaran, ia membenarkan kandungan kitab suci sebelumnya dan ia adalah muhaimin [saksi dan pemberi keputusan tentang kemurnian atau kepalsuan isi] kitab suci sebelumnya.” (QS. Al-Maidah [5]: 48)
Ibnu Abbas, Ikrimah, Said bin Jubair, Mujahid bin Jabr, Muhammad bin Ka’ab, Athiyah, Qatadah, Hasan al-Bashri, Atha’ al-Khurasani, As-Sudi, Abdurrahman bin Zaid dan para ulama tafsir berkata: “Makna muhaimin adalah menjadi penjaga amanat bagi kitab-kitab sebelumnya.”
Ibnu Juraij berkata: “Al-Qur’an adalah penjaga amanat bagi kitab-kitab sebelumnya. Apa yang sesuai dengan Al-Qur’an adalah kebenaran dan apa yang menyelisihi Al-Qur’an adalah kebatilan.”
Ibnu Abbas, Mujahid dan As-Sudi juga berkata “Muhaimin adalah saksi.”
Ibnu Abbas juga berkata: “Muhaimin adalah pemberi keputusan (pemimpin).” (Ibnu Katsir ad-Dimasyqi, Tafsir al-Qur’an al-Karim, 3/128)
6. Al-Qur’an adalah al-barakah [keberkahan]. Allah Ta’ala berfirman:
كِتَابٌ أَنزلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ
[Al-Qur’an ini adalah] kitab suci yang telah Kami turunkan kepadamu, dengan penuh berkah…”(QS. Shad [38]: 29)
7. Al-Qur’an adalah al-mau’izhah [nasehat]. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Wahai seluruh umat manusia, telah datang kepada kalian nasehat dari Rabb kalian…”(QS. Yunus [10]: 57)
8. Al-Qur’an adalah as-syifa’ [kesembuhan dan obat]. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Wahai seluruh umat manusia, telah datang kepada kalian nasehat dari Rabb kalian, obat penyembuh bagi penyakit ruhani di dalam dada…”(QS. Yunus [10]: 57)
وَنُنزلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami telah menurunkan Al-Qur’an sebagai obat penyembuh…”(QS. Al-Isra’ [17]: 82)
9. Al-Qur’an adalah at-tadzkirah [peringatan]. Allah Ta’ala berfirman:
فَمَا لَهُمْ عَنِ التَّذْكِرَةِ مُعْرِضِينَ
Maka mengapakah mereka dari peringatan Allah [Al-Qur’an} berpaling? (QS. Al-Muddatsir [74]: 49)
10. Al-Qur’an adalah an-nur [cahaya]. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا
“Wahai seluruh manusia, telah datang kepada kalian bukti yang nyata dari Rabb kalian dan Kami telah menurukan kepada kalian sebuah cahaya [Al-Qur’an] yang terang.” (QS. An-Nisa’ [4]: 172)
11. Al-Qur’an adalah ar-rahmah [kasih sayang]. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Wahai seluruh umat manusia, telah datang kepada kalian nasehat dari Rabb kalian, obat penyembuh bagi penyakit ruhani di dalam dada, petunjuk dan kasih saying bagi orang-orang yang beriman.”(QS. Yunus [10]: 57)
12. Al-Qur’an adalah as-shidq [kebenaran dan kejujuran]. Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Dan orang yang datang dengan membawa kebenaran [Al-Qur’an] dan orang yang membenarkannya, maka mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Az-Zumar [39]: 33)
13. Al-Qur’an adalah al-mushaddiq [yang membenarkan]. Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ هُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ
“Kitab [Al-Qur’an] yang telah Kami wahyukan kepadamu adalah kebenaran dan ia membenarkan kandungan kitab-kitab suci sebelumnya.” (QS. Fathir [35]: 31)
14. Al-Qur’an adalah al-‘aliy [tinggi]. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ
Dan sesungguhnya Al-Qur’an berada di dalam kitab induk [Lauh Mahfuzh] di sisi Kami, sungguh ia bernilai tinggi dan penuh hikmah. (QS. Az-Zukkruf [43]: 3)
15. Al-Qur’an adalah al-karim [mulia]. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ
Sesungguhnya ia [Al-Qur’an] adalah [kitab suci]bacaan yang mulia. (QS. Al-Waqi’ah [56]: 77)
16. Al-Qur’an adalah al-‘aziz [perkasa]. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِنَّهُ لَكِتَابٌ عَزِيزٌ
Dan sesungguhnya ia [Al-Qur’an] benar-benar sebuah kitab suci yang perkasa. (QS. Fushilat [41]: 41)
17. Al-Qur’an adalah al-majid [agung]. Allah Ta’ala berfirman:
بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ
Bahkan ia [Al-Qur’an] adalah [kitab suci] bacaan yang agung. (QS. Al-Buruj [85]: 21)
18. Al-Qur’an adalah al-furqan [pembeda antara kebenaran dan kebatilan]. Allah Ta’ala berfirman:
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
“Maha Berkah Allah Yang telah menurunkan Al-Furqan [Al-Qur’an] kepada hamba-Nya (Muhammad) agar ia menjadi pemberi peringatan bagi seluruh alam.” (QS. Al-Furqan [25]: 1)
19. Al-Qur’an mengandung bashair [pandangan-pandangan hati yang tajam]. Allah Ta’ala berfirman:
هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Al-Qur’an ini adalah bashirah-bashirah, petunjuk dan kasih sayang bagi kaum yang yakin. (QS. Al-Jatsiyah [45]: 20)
Imam Muhammad Thahir bin Asyur at-Tunisi berkata: “Bashair adalah bentuk plural dari bashirah, yaitu kemampuan akal [hati] memahami hakekat perkara-perkara.” (Muhammad Thahir al-Tunisi, At-Tahrir wa at-Tanwir fi at-Tafsir, 25/350)
20. Al-Qur’an adalah muhkam [kokoh dan penuh hikmah]. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ
Dan sesungguhnya Al-Qur’an berada di dalam kitab induk [Lauh Mahfuzh] di sisi Kami, sungguh ia bernilai tinggi dan penuh hikmah. (QS. Az-Zukkruf [43]: 3)
21. Al-Qur’an adalah mufashal [dijelaskan secara terperinci]. Allah Ta’ala berfirman:
كِتابٌ فُصِّلَتْ آياتُهُ قُرْآناً عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Al-Qur’an adalah sebuah kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan secara terperinci, sebagai sebuah kitab bacaan dalam bahasa Arab bagi kaum yang mengetahui. (QS. Fushilat [41]: 3)
22. Al-Qur’an adalah ‘ajab [menakjubkan]. Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقالُوا إِنَّا سَمِعْنا قُرْآناً عَجَباً
Katankalah: “Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya segolongan jin mendengarkan dengan seksama [bacaan Al-Qur’an], lalu mereka mengatakan: ‘Kami telah mendengarkan bacaan yang mengagumkan’.” (QS. Al-Jin [71]: 1)
23. Al-Qur’an adalah balagh [penyampai berita dan amanat]. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ فِي هَذَا لَبَلاغاً لِقَوْمٍ عابِدِينَ
Sesungguhnya pada Al-Qur’an ini ada penyampaian berita gembira kepada kaum yang tekun beribadah [kepada Allah semata]. (QS. Al-Anbiya’ [21]: 106)
24. Al-Qur’an adalah basyir dan nadzir [pemberi berita gembira dan pemberi berita ancaman]. Allah Ta’ala berfirman:
بَشِيراً وَنَذِيراً فَأَعْرَضَ أَكْثَرُهُمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ
Sebagai pemberi berita gembira [bagi kaum beriman] dan pemberi berita ancaman [bagi kaum kafir dan pelaku kemaksiatan], akan tetapi mayoritas manusia berpaling darinya sehingga mereka tidak mau mendengarkannya.”(QS. Fushilat [41]: 4)
25. Al-Qur’an adalah bayan dan tibyan [penjelasan paling terang]. Allah Ta’ala berfirman:
هَذَا بَيانٌ لِلنَّاسِ وَهُدىً وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ
[Al-Qur’an] ini adalah penjelasan bagi umat manusia, juga petunuk dan nasehat bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran [3]: 138)
وَنَزَّلْنا عَلَيْكَ الْكِتابَ تِبْياناً لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدىً وَرَحْمَةً وَبُشْرى لِلْمُسْلِمِينَ
Dan Kami telah menurunkan keapdamu sebuah kitab suci [Al-Qur’an] sebagai penjelasan atas segala perkara, petunjuk, kasih sayang dan kabar gembira bagi kaum muslimin. (QS. An-Nahl [16]: 89)
Subhanallah…
Dari sebagian sifat Al-Qur’an di atas, kita akhirnya akan bisa menyadari alangkah besarnya kerugian kita ketika kita jauh dari mempelajari, mentadabburi dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan kita. Wallahu a’lam bish-shawab.
(muhibalmajdi/arrahmah.com)