WASHINGTON (Arrahmah.id) — Seorang tokoh Muslim Turki yang tinggal di Amerika Serikat (AS), Fethullah Gulen, yang dalam beberapa tahun terakhir berjuang melawan tuduhan mengatur kudeta terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, telah meninggal dunia di usia 83 tahun.
Dilansir The New Arab (21/10/2024), beberapa laporan mengonfirmasi bahwa Gulen meninggal pada Ahad malam di sebuah rumah sakit AS tempat ia dirawat.
Gulen tinggal di pengasingan di AS sejak 1999, dan telah membantah keterlibatan apa pun dalam upaya kudeta Turki yang menewaskan sedikitnya 250 orang.
Gerakan Gulen – yang dikenal sebagai “Hizmet” yang berarti “layanan” dalam bahasa Turki – berusaha menyebarkan Islam moderat yang mempromosikan pendidikan gaya Barat, pasar bebas, dan komunikasi antaragama.
Sejak kudeta yang gagal di Turki, gerakan Gulen telah dibubarkan secara sistematis di Turki oleh Erdogan, dan pengaruhnya telah menurun di kancah global.
Gulen dikenal oleh para pendukungnya sebagai Hodjaefendi, atau guru yang disegani, Gulen lahir di sebuah desa di provinsi Erzurum, Turki timur, pada 1941. Sebagai putra seorang imam, ia mempelajari Al-Quran sejak dini.
Pada tahun 1959, Gulen diangkat sebagai imam masjid di kota Edirne di barat laut dan mulai dikenal sebagai penceramah pada 1960-an di provinsi Izmir di barat, tempat ia mendirikan asrama mahasiswa dan pergi ke kedai-kedai teh untuk berceramah.
Asrama-asrama mahasiswa ini menandai dimulainya jaringan informal yang menyebar selama beberapa dekade berikutnya melalui pendidikan, bisnis, media, dan lembaga negara, yang memberikan pengaruh yang luas kepada para pendukung Gulen.
Pengaruh ini juga menyebar ke luar perbatasan Turki hingga ke republik-republik Turki di Asia Tengah, Balkan, Afrika, dan Barat melalui jaringan sekolah. (hanoum/arrahmah.id)