London (Arrahmah.com) Kaum Muslimin di London, UK, ramai-ramai demo memprotes parade penyambutan pasukan kafir Inggris yang baru saja pulang dari (membantai kaum Muslimin) Afghanistan. Kaum Muslimin yang turun berdemo tersebut mengatasnamakan Muslim Against Crusades. Para pejuang tauhid di negeri kafir Inggris tersebut berdemo dengan membawa bendera syahadah dan poster-poster yang membangkitkan amarah masyarakat kafir Inggris. Bentrok pun tak terelakkan.
‘Sambutan’ Kepada Para Pembantai Muslim
Sambutan apakah yang paling pantas yang diberikan kepada pasukan kafir yang telah membantai kaum Muslimin di Afghanistan? Tentu saja bukan karangan bunga dan pujian, melainkan sumpah serapah dan protes, karena mereka semua ( pasukan kafir Inggris tersebut) adalah para pembantai sadis kaum Muslimin di Afghanistan.
Itulah yang dilakukan oleh kaum Muslimin di East London, UK, baru-baru ini, berdemo memprotes kedatangan pasukan kafir Inggris tersebut di East London. Sesaat setelah pasukan kerajaan berpakain merah berparade dan kemudian berbaris pasukan kafir Inggris yang membantai kaum Muslimin di Afghanistan, maka kaum Muslimin yang berdemo memprotes parade tersebut pun melantunkan takbir dan protes keras kepada mereka.
Para pendemo membawa poster-poster dengan tulisan: “You are Slave of Government and We Are slaves to Allah (SWT)”. Juga poster bertuliskan: “We are with The Muslims in Iraq and Afghanistan”. Mereka juga berteriak keras ke arah pasukan kafir Inggris dan mengatakan mereka sebagai ‘pembantai’ dan ‘pengacau’.
Ada satu poster yang sangat menarik yang dibawa oleh para pendemo, yakni bertuliskan: “Shariah law will be in London before democracy will be in Afghanistan”. Tentu saja ini sebuah harapan dan keyakinan yang kuat dari para pendemo ini, sebagai seorang Muslim.
Hal ini tentu saja kontras dengan apa yang dilakukan penduduk setempat dari jendela-jendela rumah mereka, yakni mengibarkan bendera-bendera kebangsaan Inggris. Bendera ini beradu dengan bendera-bendera syahadah yang dibentangkan dan diterbangkan oleh para pendemo diselingi takbir bersahutan.
Bentrok Dengan Kelompok Rasis
Sementara itu, lebih dari 200 pasukan kafir Inggris yang tergabung dalam battalion The Royal Anglian Regiment, dan baru saja pulang dari Afghanistan dan sedang berparade tersebut, nampak terganggu dan merasa takut dengan suara-suara kaum Muslimin yang berdemo. Tidak beberapa lama kemudian muncul pendukung-pendukung fanatik dan rasis (dari kelompok far-Right Groups dan EDF) yang bergaya seolah-olah ingin konfrontasi langsung dengan para pendemo.
Namun tentu saja, aksi sok jagoan ini langsung dihalau oleh polisi-polisi kafir Inggris yang sedari tadi sudah menjaga dengan ketat para pendemo yang sebagian besar berasal dari komunitas Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Beberapa orang anggota rasis dari far-Right Groups diamankan petugas kepolisian. Kelompok rasis ini sebagian juga berasal dari anggota EDF (English Defence League) yang terkenal sebagai kelompok anti muslim dan anti syariat Islam.
Seorang wanita penduduk setempat mengatakan ‘Mengapa mereka (kaum Muslimin) berada atau hidup di negeri ini jika mereka tidak senang dengan kami? Mereka membenci anak-anak kami dan kami mencintai anak-anak kami’.
Peryataan semacam ini kerap dilontarkan penduduk atau masyarakat kafir Inggris kepada kaum Muslimin yang ingin menegakkan syariat Islam di London, UK. Karena mereka memang tidak faham bahwa bumi, termasuk negeri mereka, Inggris, adalah milik Allah SWT, bukan milik si wanita tadi. Jadi yang harus difahami siapa yang lebih layak untuk hidup dan mengatur kehidupan di sana, orang yang taat kepada Allah SWT, dan menerapkan syariat Islam, atau orang-orang kafir yang ingkar dan membangkang kepada Allah SWT, serta menerapkan demokrasi?
Wallahu’alam bis showab!
Source : almuhajirun.net