JAKARTA (Arrahmah.com) – Persatuan Ummat Islam di Indonesia adalah mimpi yang indah untuk kejayaan kalimatullah. Berikut sepenggal harapan kaum Muslimin Indonesia yang “terpotret” dalam gagasan Akhuna fiillah Akmal Burhanuddin pada media sosial, Rabu (25/2/2015).
Teman saya pernah ditanya oleh seorang aktivis MMI (Majelis Mujahidin Indonesia), Ustadz Abdullah namanya. “Manakah kelompok yang lebih baik diantara Ummat Islam, Salafy yang berjuang dengan fokus Tholabul Ilmi, atau Jamaah Tabligh yang menyeru orang untuk sholat di Masjid, atau Hizbut Tahrir yang memperjuangkan Kekhalifahan, atau PKS yang berjuang di Parlemen, atau NU yang Islam kultural, atau Muhammadyah yang berjuang di sektor pendidikan”? begitu tanyanya kepada kawan saya.
Kawan saya menjawab, “Akhi kalau antum bertanya seperti itu pada saya, maka sama saja antum menanyakan manakah yang lebih baik, apakah tangan lebih baik dari kaki, apakah mata lebih baik dari pada mulut, apakah telinga lebih baik dari pada hidung?”
Bukankah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengatakan bahwa Ummat Islam itu seperti satu tubuh. Bila satu anggota tubuh merasakan sakit maka yang lain juga ikut merasakan sakit. Perumpamaan ini pas untuk menjawab pertanyaan antum.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim)
Seperti anggota tubuh, Ummat Islam ini diberi ilham oleh Allah SWT untuk cenderung fokus menjalankan fungsi yang berbeda beda sehingga mereka punya medan jihad (perjuangan) yang berbeda pula. Namun sayangnya sebagian Ummat Islam ini ada yang membanggakan kelompoknya masing-masing dan lupa bahwa sebenarnya mereka adalah satu tubuh.
Logikanya kalau satu tubuh, mana mungkin tangan kanan itu memukul tangan kirinya, mana mungkin kaki kiri menendang kaki kanannya. Kalaupun ada anggota tubuh itu merugikan tubuh yang lain, yaa itu namanya kanker yang harus diamputasi dibuang dari tubuh.
Anggota tubuh itu selayaknya saling bekerja sama. Coba kalau mulut mau makan, kan tangan yang mengambil makanan. Lihat kalau antum mau ambil barang yang tinggi letaknya, kan kaki yang melompat supaya tangannya sampai.
Bukankah indah kalau kita saling melengkapi? Kalau saja Jamaah Tabligh yang mengetuk pintu orang-orang untuk sholat berjamaah di Masjid, lalu di Masjid ada kajian Salafy. Lalu Ummat Islam diajak membangun kekuatan baik di bidang pendidikan bersama Muhammadyah, bidang kultural bersama NU, bidang Politik bersama koalisi kompak partai-partai Islam menghasilkan undang-undang yang Islami dan pemimpin yang amanah agar Ummat Islam dipercaya memimpin di negeri ini menyongsong Kekhalifahan yang pasti akan datangnya seperti yang disosialisasikan Hizbut Tahrir.
Umat Islam ini seperti sebuah puzzle yang kalau digabungkan bagian demi bagiannya maka barulah menjadi satu gambaran yang utuh dan saling melengkapi. Ustadz Abdullah pun tersenyum lebar dan berkata “benar sekali akhi….” Allahu a’lam
(adibahasan/arrahmah.com)