KEDIRI (Arrahmah.com) – Meski rencana penutupan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara Dolly Surabaya, menuai pro kontra, Pemerintah Kota Surabaya berketetapan untuk menutup tempat perzinahan Dolly pada 18 Juni esok. Dukungan untuk itu salah satunya datang dari Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. Bahkan, Khofifah juga siap menampung para mantan pelacur Dolly.
Dikutip dari beritajatim.com, “Kita punya 10 balai pelatihan ketrampilan. Kalau mereka (para PSK) siap, kami bisa membina mereka. Ada program catering, ada bordir. Mana yang mereka suka, kami siap tempatnya,” ujar mantan Meneteri Pemberdayaan Perempuan era Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid itu usai menghadiri acara Harlah Muslimat NU ke-68 di Gedung Convention Halla Kawasan Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri, Selasa (17/6/2014).
Menurut Khofifah penutupan lokalisasi Dolly Surabaya, harus dibarengi dengan pembekalan ketrampilan kepada mucikari maupun PSK. Sehingga para PSK dan mucikari yang sebelumnya beroperasi di lokalisasi, bisa lepas dari dunia prostitusi.
Dia juga menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kota Surabaya, harus menjalin komunikasi dengan para penghuni lokalisasi Dolly, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Selain itu, imbuh Khofifah, perlu adanya balai latihan kerja di setiap rehabilitasi untuk bisa menyerap para bekas psk dan mucikari menjadi tenaga kerja terampil.
Sesuai rencana, lokalisasi Dolly Surabaya akan resmi ditutup tanggal 18 Juni esok. Rencana penutupan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu, banyak menuai pro kontra, diantaranya dari Wakil Walikota Surabaya yang tidak sejalan dengan kebijakan Walikota.(azm/arrahmah.com)