SANA’A (Arrahmah.com) – Ribuan perempuan Yaman telah turun kejalan di ibukota negara tersebut untuk memprotes undang-undang yang diusulkan yang akan memberikan diktator Ali Abdullah Saleh kebal dari tuntutan hukum.
“Kami menolak kekebalan dan kami keluar hari ini untuk mengatakan mengatakan tidak pada kekebalan ini karena sudah ada pertumpahan darah, perempuan telah menjanda dan rumah tangga telah dihancurkan-ada begitu banyak hal yang telah hilang,” ujar seorang pengunjuk rasa pada Selasa (10/1/2012) di Sana’a.
Yang lainnya mengatakan : “Kami menolak segala jenis kekebalan atau jaminan yang diberikan pada jagal ini.”
Pada Senin (9/1), pemerintah sementara Yaman menyetujui versi draft hukum yang memberikan amnesti terhadap tuntutan hukum dan peradilan untuk Saleh dan para pembantunya, “yang bekerja dengan dia di semua pemerintah sipil dan departemen militer selama tahun berkuasa.”
RUU harus disetujui oleh parlemen.
Pada tanggal 23 November 2011, Saleh menandatangani kesepakatan pemindahan kekuasaan di mana ia setuju untuk menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden, Abdrabuh Mansur Hadi dan mundur dalam waktu 90 hari sejak kesepakatan dengan imbalan imunitas.
Rakyat Yaman melakukan protes dan menyatakan bahwa Saleh harus bertanggung jawab atas pembunuhan ratusan pengunjuk rasa selama tindakan keras pemerintah pada pemberontakan rakyat terhadap rezim yang dimulai pada akhir Januari 2011 silam. (haninmazaya/arrahmah.com)