XINJIANG (Arrahmah.com) – Muslimah Uyghur Mihrigul Tursun (29) mengaku tidak percaya bisa keluar dari penjara Cina dalam keadaan masih hidup.
Mihrigul Tursun adalah wanita Uighur dari Daerah Otonomi Xinjiang barat laut Cina (XUAR). Dia melahirkan kembar tiga yang sehat di Mesir saat suaminya bekerja di sana pada 2015.
Segera setelah anak-anaknya lahir, ia kembali ke Cina meminta bantuan dari orang tuanya untuk membesarkan mereka, tetapi malah ditangkap oleh otoritas XUAR setelah tiba dengan pesawat di ibukota daerah Urumqi, dan si kembar tiga pun diambil darinya.
Dia dibebaskan dengan “pembebasan bersyarat” beberapa pekan kemudian setelah mengetahui bahwa anak-anaknya menderita penyakit pernapasan berat yang memerlukan pembedahan.
Tetapi salah satu anaknya meninggal dalam keadaan misterius saat dirawat di rumah sakit setempat.
Pada tahun-tahun setelah kematian anak laki-lakinya, Tursun ditahan beberapa kali, termasuk di salah “kamp konsentrasi”, di mana pihak berwenang Cina mulai menahan orang-orang Uighur yang dituduh menyembunyikan “pandangan agama yang kuat”.
Tursun mengatakan, ia menjadi target karena ia pernah tinggal di Mesir, salah satu dari sejumlah negara yang masuk dalam daftar hitam oleh pihak berwenang di XUAR karena “ancaman radikalisasi agama”.
Sebagaimana dilansir RFA, Kamis (1/11/2018). Tursun menceritakan penderitaan yang dialaminya selama tiga tahun berada di Cina.
Di dalam kamp tersebut, dia kerap disiksa dan dikurung di dalam penjara bawah tanah.
Anaknya yang dititipkan pun nampak memar-memar sebelum dia pergi meninggalkan Cina untuk kembali Mesir. Namun sampai di Mesir, suaminya sudah tidak ada.
Menurut kabar, suaminya mencoba membebaskannya pada tahun 2016 dan pergi ke Cina, namun kemudian ditangkap dan dijatuhi hukuman 16 tahun penjara.
(ameera/arrahmah.com)