XINJIANG (Arrahmah.com) – Muslimah Uighur dan muslimah etnis lainnya yang ditahan di kamp Xinjiang menjadi korban pemerkosaan, pelecehan seksual, serta penyiksaan.
Dilansir dari BBC, Rabu (3/2/2021), fakta ini berdasarkan pengakuan dari beberapa mantan tahanan dan mantan penjaga kamp.
Mereka mengalami atau melihat bukti pemerkosaan massal, pelecehan seksual, dan penyiksaan yang terorganisasi.
Seorang mantan tahanan, Tursunay Ziawudun, mengatakan para pelaku selalu memakai masker saat beraksi meski saat itu belum memasuki pandemi Covid-19. Selain itu para pelaku mengenakan jas, bukan seragam polisi.
Menurut Ziawudun, beberapa saat setelah tengah malam, mereka datang ke sel untuk memilih perempuan yang mereka inginkan lalu membawanya ke koridor menuju ruang tanpa kamera CCTV.
“Mungkin ini bekas luka paling tak terlupakan selamanya untuk saya. Saya bahkan tidak ingin perkataan ini keluar dari mulut saya,” ujarnya, kepada BBC.
Ziawudun menghabiskan 9 bulan di kamp tersebut. (Hanoum/Arrahmah.com)