TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Seorang muslimah Palestina yang ditahan oleh Zionis Israel menceritakan bagaimana dirinya harus menghadapi introgasi, intimidasi, dan penyiksaan selama 14 hari berturut-turut oleh tentara dan introgator Yahudi (la’natullah ‘alayh).
Najwa Awni Abdul-Ghani mengatakan pada pengacara Palestinian Prisoner Society (PPS) bahwa pada 21 Juli 2009, tentara Israel menggeledah rumahnya selama tiga jam. Mereka merusak semua barang miliknya, menteror keluarga, dan menculiknya beserta saudara laki-lakinya, Salah.
Selama operasi penggeledahan, tentara Zionis itu memaksa keluarga, termasuk anak dan kakek neneknya, keluar dari rumah mereka di kota Saida, dekat kota utara Tepi Barat, Tulkarem.
Kemudian, tentara Israel dengan bengis membawa ia dan adiknya dengan dua kendaraan yang berbeda. Berdasarkan keterangan Najwa Awni, ia tidak mengetahui lagi bagaimana nasib adiknya.
Najwa menceritakan bahwa ia dibawa ke penjara Sharon dan kemudian dipindahkan ke pusat introgasi al-Jalama, tempat ia diberi rentetan pertanyaan yang sentimen, diintimidasi, dan disiksa selama 14 hari.
Ia mengatakan pada pengacara PPS bahwa ia kurang istirahat dan tidak pernah diberi makanan yang baik.
“Kondisi kehidupan di dalam penjara itu sangat mengerikan, selnya kotor, bau, dan tidak ada ventilasi serta alas tidur,” ungkap Najwa.
Setelah 14 hari, ia diangkut dengan tangan dan kaki terikat dengan besi, dalam sebuah kendaraan militer dan dipindahkan ke penjara al-Damoun, tambahnya.
Najwa Awni Abdul-Ghani adalah salah satu dari sekian banyak muslimah Palestina yang harus menghadapi kekejian bangsa Yahudi, semoga Allah melaknat mereka. Masih banyak muslimah-muslimah lain yang terpenjara dan mengalami hal serupa, atau bahkan ada dalam kondisi yang lebih parah dari apa yang dialami oleh Najwa. (althaf/prtv/arrahmah.com)