RAMALLAH (Arrahmah.com) – Pameran produk hasil kreativitas wanita Palestina dibuka di Ramallah pada Senin (16/3/2015) dengan mengusung tema pameran “Wanita Palestina Kreatif” yang bertujuan menunjukkan peran wanita Palestina dalam memboikot produk-produk “Israel” serta mendukung para wanita kreatif Palestina, sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center.
Pameran yang berlangsung tiga hari ini dibuka oleh Gubernur Ramallah, Laila Ghannam, di hadapan sejumlah tokoh politik dan ekonomi dan diselenggarakan oleh Kementerian urusan perempuan bekerjasama dengan LSM Palestina.
Sebanyak 41 lembaga dari wilayah Tepi Barat ikut berpartisipasi dalam pameran tersebut yang menampilkan berbagai hsil kreativitas wanita Palestina seperti bordir, gaun, potongan keramik, manik-manik lukisan di samping bahan makanan buatan sendiri seperti roti “taboon”, minyak zaitun, selai, tanaman obat dan lain-lain.
Di sela-sela upacara pembukaan, Laila Ghannam mengatakan, “Kami sangat mendukung pameran perempuan ini, saat ini kita mengalami kondisi ekonomi yang ketat karena pengepungan dan sebagai hasil dari pencurian uang Palestina oleh pendudukan “Israel.”
Pencurian yang dimaksud dalam pernyataan Laila Ghannam merujuk kepada pemotongan uang pajak Palestina oleh “Israel” sebesar dua pertiga dari pendapatan Palestina, untuk bulan ketiga berturut-turut.
Ghannam menambahkan: “Kami berusaha untuk mengkonsolidasikan peran perempuan dalam memboikot produk-produk “Israel”, dan hari ini kita melihat wanita Palestina kreatif menciptakan karya-karya untuk menghadapi upaya “Israel” yang ingin mencuri warisan kita.”
Sementara itu berdiri di samping produk pangan nya, Ribheyya Bani Odeh, anggota dari sebuah LSM Palestina, mengatakan bahwa sebanyak 25 perempuan mendapatkan keuntungan dari proyek ini untuk menopang kebutuhan keluarga mereka yang miskin.”
Bayan Bayatneh, (57), mengatakan: “Saya telah bekerja di bordir selama tiga puluh tahun dan proyek ini merupakan bagian penting dari hidup saya karena ini adalah hobi saya, sumber mata pencaharian, dan cara untuk melestarikan warisan Palestina.”
(ameera/arrahmah.com)