ABUJA (Arrahmah.com) – Muslimah Nigeria telah meminta pihak berwenang untuk mengesahkan undang-undang yang berisi sanksi terhadap instansi pemerintah atau perusahaan swasta yang mendiskriminasikan penggunaan hijab, AA melansir pada Rabu (1/2/2017).
Dalam pertemuan terpisah memperingati Hari Hijab Dunia yang jatuh pada 1 Februari di seluruh negeri, sejumlah koalisi Muslimah Nigeria mengecam meningkatnya kasus perempuan yang dipecat dari tempat kerja atau siswa yang dikeluarkan dari kelas karena mereka memakai hijab, dan mengatakan pemerintah harus membalikkan tren ini sebagai pelanggaran hukum Nigeria.
Nimatullah Abdulqadir, presiden Al-Mu’minaat, pada konferensi pers di kota Lagos Selasa malam (31/1) menyatakan bahwa beberapa pejabat pemerintah “sedang melakukan tindakan penindasan dan ketidakadilan terhadap perempuan Muslim.”
“Kami juga menyeru parlemen nasional dan daerah untuk memberlakukan peraturan perundang-undangan yang tepat yang akan menjamin hak perempuan Muslim untuk berpakaian sesuai dengan keyakinan agama mereka,” tambahnya.
“Berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh perempuan Muslim di Nigeria sebagai akibat dari keinginan mereka untuk memakai kerudung terus meninggalkan rasa pahit di mulut kita, terutama ketika disandingkan dengan kebebasan tak terbatas yang dinikmati oleh perempuan lain yang memilih untuk berpakaian dengan cara apapun sesuai keinginan mereka, yang kadang-kadang tergolong semi berpakaian,” tambahnya.
Mutiat Orolu-Balogun, koordinator Inisiatif Advokasi Hak Berhijab, mengatakan hijab adalah kewajiban bagi Muslimah dan memaksa kaum perempuan untuk melepasnya sama dengan diskriminasi dan penindasan.
“Satu hal yang kita semua tampaknya setuju adalah bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah pelanggaran, baik secara fisik, emosional atau psikologis,” kata Orolu-Balogun dalam konferensi lain di Lagos, Rabu (1/2).
“Meminta perempuan Muslim untuk melepaskan hijab merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan. Hal ini seharusnya tidak memiliki tempat dalam masyarakat progresif seperti kita, karena makin banyak orang, termasuk kaum perempuan, lebih berpendidikan dan berpeluang terjun dalam dunia kerja,” katanya.
Koalisi Perempuan Muslim Nigeria, gerakan pro-hijab yang lain, juga mengutuk serangan terhadap hijab dan mengatakan pemerintah harus mencegah diskriminasi terus-menerus terhadap perempuan yang memilih untuk mengenakan penutup aurat.
Hijab telah menjadi masalah serius di Nigeria yang diikuti oleh sejumlah upaya dari beberapa sekolah dan instansi pemerintah untuk melarang atau membatasi penggunaannya.
Hari Hijab Sedunia ini pada mulanya adalah sebuah inisiatif dari seorang perempuan Pakistan yang tinggal di AS, Nazma Khan, dan pertama kali diperingati pada tahun 2013. (althaf/arrahmah.com)