GAZA (Arrahmah.id) — Seorang saksi perempuan Palestina bernama Jamila Al-Hassi mengatakan kaum perempuan yang berada di Rumah Sakit Al Shifa diperkosa, dianiaya, dan kemudian dieksekusi oleh tentara Israel, lapor Al Jazeera (23/3/2024).
Jamila Al Hassi yang berhasil keluar dari rumah sakit itu mengatakan langsung ketika diwawancara stasiun televisi Al Jazeera yang berbahasa Arab.
“Pasukan pendudukan (Israel) membakar dan membunuh seluruh keluarga, memperkosa dan membunuh perempuan,” kata dia.
Dilansir The Cradle (24/3), tentara Israel hingga kini sudah mengepung rumah sakit Al Shifa selama enam hari. Mereka mengancam warga Palestina yang berada di rumah sakit itu dengan penganiayaan, interogasi, eksekusi, dan bahkan akan menghancurkan gedung rumah sakit.
“Ada pengakuan dari dalam Kompleks RS Al Shifa yang menyebut tentara Israel mengancam petugas medis dan warga pengungsi dengan mengatakan akan menghancurkan gedung atau mereka akan disiksa, diinterogasi dan dieksekusi,” demikian pernyataan kantor media Palestina.
RS Al Shifa sebelumnya adalah rumah sakit terbesar di Gaza dan memiliki fasilitas paling lengkap. Kini rumah sakit itu dalam pengepungan tentara Israel dan sudah kekurangan peralatan dan obat-obatan untuk merawat pasien. Penyakit menyebar di antara mereka yang terjebak di dalam dan para perawat juga dieksekusi.
Tentara Israel mengklaim mereka sudah menangkap sedikitnya 500 orang dan membunuh 170 anggota kelompok perlawanan Palestina. Israel berkukuh para pejuang Palestina bersembunyi di rumah sakit itu.
Dalam sebuah video pernyataan Kamis lalu juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan pengepungan ini akan berlangsung “beberapa hari lagi.” Dia mengklaim pasukan Israel sudah menahan 500 tersangka, 358 di antaranya adalah anggota Hamas dan Jihad Islam. Israel juga menyebarkan foto-foto anggota kedua kelompok perlawanan Palestina itu.
Namun Israel tidak memberikan bukti identitas dari orang-orang yang mereka tahan dan sejumlah foto berasal dari kartu identitas Otoritas Palestina.
Militer Israel kemudian mengakui foto-foto itu keliru karena memasukkan “orang-orang yang belum mereka tangkap.”
“Karena ada kesalahan manusia, beberapa foto dari gambar teroris itu belum tertangkap tap menurut informasi yang kami miliki mereka ada di sekitar rumah sakit (al-Shifa) dan bercokol di sana,” kata militer Israel.
Kamis lalu seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Al Jazeera, foto-foto tahanan Palestina yang dirilis tentara Israel itu tidak akurat. Sejumlah orang dalam foto itu ada di luar Gaza, sebagian sudah syahid, dan sebagian sudah dibebaskan dari tahanan. Dia mengatakan klaim bahwa sejumlah pentolan pasukan perlawanan sudah ditangkap adalah tidak benar dan hanya bentuk perang psikologis semata.
Kantor berita AFP mewawancarai seorang sakit di rumah sakit al-Shifa yang mengatakan “semua laki-laki”, termasuk mereka yang sakit dan anggota tubuhnya tidak utuh diculik oleh tentara Israel.
Seorang pasien berusia 60 tahun yang diwawancarai AFP mengatakan tentara Israel memaksanya membuka baju dan dia ditutup matanya kemudian diinterogasi sebelum dibebaskan. (hanoum/arrahmah.id)