LONDON (Arrahmah.com) – Seorang Muslimah asal Arab Saudi yang sedang kuliah di University of Essex Inggris telah dibunuh secara brutal dengan pisau, dan para penyelidik percaya bahwa ia dijadikan sasaran karena telah memakai pakai Muslimah.
“Kami sadar bahwa dari pakaian korban akan dapat diidentifikasi bahwa korban adalah seorang Muslim dan ini adalah salah satu kunci utama dari penyelidikan,” Detektif Inspektur Tracy Hawking seperti dikutip The Independent, Rabu (18/6/2014).
“Tapi sekali lagi belum ada bukti kuat saat ini bahwa ia dijadikan sasaran karena agamanya,” tambahnya.
Wanita itu merupakan seorang mahasiswa Saudi berusia sekitar 30an, mengenakan kerudung dan jubah panjang warna biru, ketika ia ditikam sampai mati di jalan setapak di Colchester pada Selasa pagi (17/6).
Dia menderita luka parah di wajahnya, dan luka tusukan di tubuhnya dan meninggal di tempat kejadian akibat luka di kepala dan tubuhnya itu, kata polisi.
Korban, yang sedang dalam perjalanan ke universitas, tiba di Inggris beberapa bulan yang lalu dengan adik laki-lakinya untuk belajar di Universitas Essex, menurut rekannya sesama mahasiswa.
Kedutaan Saudi mengatakan bahwa duta besarnya akan secepatnya ke Inggris untuk berperan aktif dalam kasus ini.
“Dalam pembicaraan telepon pada hari Selasa kepada saudara almarhumah, pangeran Muhammad bin Nawaf mengungkapkan ucapan belasungkawanya yang tulus kepada keluarga korban, dan menegaskan kecepatan kedutaan dalam mengambil semua prosedur untuk memindahkan tubuh almarhum ke kerajaan,” kata sumber dari kedutaan.
“Ia juga menegaskan bahwa kasus tersebut menjadi perhatian pribadinya,” tambahnya.
“Duta besar meminta pejabat untuk mendukung keluarga almarhumah, dan membantu mereka semua hal yang diperlukan dalam keadaan ini“.
Petugas berseragam meningkatkan patroli di sekitar lokasi penikaman, yang berlangsung pukul 8:30-11:00 di dekat sekolah Taman Kanak-kanak St Andrew.
Seorang pria berusia 52 tahun sedang diperiksa oleh polisi sehubungan dengan pembunuhan itu.
Di sebuah universitas dengan mahasiswa dari latar belakang budaya yang berbeda, pembunuhan tersebut sangat mengejutkan.
“Ini insiden yang sangat besar terutama karena itu terjadi pada siang hari dan tidak di malam hari,” kata Abdul Razak, seorang mahasiswa linguistik, kepada The Independent.
“Saya tahu itu adalah daerah yang berbahaya.”
Menurut mahasiswa itu, universitas memiliki populasi multinasional dengan lebih dari 200 mahasiswa berasal dari negara Saudi.
“Kami memikirkan keluarga dan teman-teman dari wanita muda yang meninggal ini dan kami sangat sedih dengan kejadian tragis ini,” kata pihak University dalam sebuah pernyataan.
Inggris adalah rumah bagi komunitas Muslim yang berjumlah hampir 2,7 juta.
Islam memandang jilbab sebagai pakaian wajib bagi Muslimah, bukan sekedar simbol agama yang menampilkan afiliasi seseorang.
Data polisi menunjukkan bahwa ada sekitar 1.200 serangan anti-Muslim yang dilaporkan di Inggris pada tahun 2010.
Sebuah jajak pendapat yang diselenggarakan oleh Financial Times menunjukkan bahwa Inggris adalah negara yang paling mencurigai Muslim.
Sebuah jajak pendapat dari Evening Standard menemukan bahwa sebagian besar penduduk London memiliki opini negatif tentang Muslim.
Oktober lalu, Wakil Perdana Menteri Nick Clegg telah berjanji akan mengakhiri kejahatan kebencian agama terhadap umat Islam.
Dia juga mengumumkan akan memberikan bantuan dana sebesar £ 214.000 kepada Tell Mama untuk membantu menghentikan serangan kebencian terhadap Muslim.
Sementara itu, Federasi Masyarakat Mahasiswa Islam (FOSIS) menyatakan kesedihan yang sangat mendalam atas peristiwa pembunuhan mahasiswi tersebut.
“Kami sangat sedih hari ini setelah mendengar kabar orang yang tidak bersalah dibunuh secara brutal. Doa tulus kami terhadap saudara kami yang meninggal dan kami mengucapkan belasungkawa yang mendalam untuk keluarga korban.” kata Presiden FOSIS, Omar Ali.
(ameera/arrahmah.com)