Setiap pagi Muslimah satu ini tak absen membuka surat kabar harian. Francoise, 29, ia melihat di koran-koran harian, seorang Muslimah yang mengenakan cadar dengan jubah besar dan khimar panjang digambarkan seperti manusia yang tertekan karena Islam.
“Tidak ada tekanan mengenai burqa,” ujar Muslimah Perancis, yang mengganti namanya menjadi Khadija setelah menjadi Muslimah enam tahun silam dan mengenakan burqa.
Burqa menjadi pembicaraan hangat yang mengisi setiap headline surat kabar nasional Perancis sejak sejumlah pembuat kebijakan di Perancis merasa khawatir mengenai meningkatnya Muslimah yang mengenakan burqa di Perancis, hingga mereka merasa perlu adanya pelarangan mengenakan burqa di Perancis. Pelarangan ini mendapat dukungan dari para kafirin, termasuk Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy.
Hari ini, beberapa hari setelah Nicolas Sarkozy menyatakan dukungannnya terhadap pelarangan burqa di Perancis, dan ia mengatakan tidak ada tempat untuk wanita yang mengenakan burqa di Perancis.
“Kami memiliki pilihan bebas untuk mengenakan burqa,” ujar Francoise, duduk di beranda rumahnya di Paris’s Saint Denis, bersama Muslimah lainnya yang juga mengenakan burqa.
“Tidak ada tekanan, tidak ada pemaksaan dari keluarga ataupun suami di balik keputusan kami ini.”
Muslimah Perancis mengatakan mereka mulai merasa terkekang setelah para politikus dan media menggambarkan seakan-akan mereka hidup di bawah tekanan.
“Aku tidak dapat keluar rumah sekarang dengan bebas,” ujar Mahrezyia.
“Bukanlah hal mudah mendapati setiap mata orang yang melihat sinis ke arah kami dimanapun kami berada.”
“Kami tidak akan mendiskusikan mengenakan burqa merupakan kewajiban atau bukan. Isu yang harusnya diangkat adalah kami memiliki hak untuk mengenakan pakaian sesuai dengan keyakinan kami,” lanjut Francoise. “Mengapa mereka yang membuka auratnya dengan bebas tidak dipermasalahkan?”
Francoise memperkirakan hanya ada puluhan Muslimah yang mengenakan burqa di Perancis, ia merasa mengapa mesti dipermasalahkan.
“Lihatlah, pemerintah tidak mampu melakukan apapun untuk memperbaiki ekonomi dan krisis sosial di sini, namun memiliki perhatian sangat dalam terhadap kami,” ujarnya berkelakar.
Francoise dan teman-temannya yang mengenakan burqa sudah tidak merasa aneh dengan isu yang berkembang belakangan, sejak tahun 2004, pemerintahan yang sama telah mengangkat isu pelarangan burqa. (haninmazaya/IOL/arrahmah.com)