XINJIANG (Arrahmah.com) – Pihak berwenang di Xinjiang memerintahkan masyarakat Uighur untuk “memodernisasi” interior rumah mereka dengan membuang dekorasi etnik tradisional dan menambahkan furnitur, yang sebagian besar untuk kepentingan mayoritas pengusaha Cina Han, kata narasumber.
Dalam beberapa bulan terakhir, para pejabat di Xinjiang telah mempromosikan kampanye “Sanxin Huodong,” atau “Tiga Berita,” untuk memaksa warga Uighur dan minoritas Muslim lainnya mengganti karpet dan bantal, yang biasanya mereka gunakan sebagai perabotan di rumah mereka, dengan sofa, tempat tidur, dan meja, ungkap narasumber, seorang Muslim Uighur yang tinggal di pengasingan di luar negeri.
Untuk mensukseskan kampanye ini, pihak berwenang di Xinjiang mengalokasikan lebih dari 4 miliar yuan (575 juta USD) untuk “memodernisasi” gaya hidup penduduk di wilayah itu, termasuk menghancurkan desain-desain tradisional Uighur, seperti mihrab, atau ceruk kubah hiasan yang dibangun di dinding atau langit-langit rumah untuk menunjukkan arah kiblat ketika hendak shalat.
Mereka yang tidak mematuhi arahan pihak berwenang berisiko dicap sebagai ekstremis agama dan ditempatkan di jaringan kamp interniran yang luas di kawasan itu, tempat yang diyakini sebagai tempat penahanan sekitar 1,8 juta warga Uighur dan minoritas Muslim lainnya sejak April 2017.
Setelah menerima informasi tentang pelaksanaan kampanye Sanxin Huodong di kota Nezerbagh, Kashgar, kantor berita RFA berupaya menghubungi pegawai pemerintah di sana yang menolak mengomentari situasi tersebut.
Tetapi pada Kamis (9/1/2020) koresponden RFA di Uighur dapat berbicara dengan anggota kelompok kerja di wilayah Yengisheher (Shule) di prefektur Kashgar yang mengatakan bahwa penduduk terpaksa merenovasi desain rumah mereka sesuai dengan persyaratan kampanye baru tersebut.
“Kampanye Sanxin Huodong dimulai tepat setelah kami pindah ke sini. Pihak berwenang mengadakan pertemuan tentang hal itu setelah upacara pengibaran bendera pada suatu pagi dan kini mereka membahasnya seminggu sekali,” kata salah seorang anggota kelompok kerja yang tidak ingin disebutkan namanya dengan alasan keamanan.
“’Sanxin Huodong’ atau ‘Tiga Berita’ berarti, pertama, setiap rumah harus memiliki sofa, kedua, memiliki tempat tidur, dan ketiga, memiliki meja untuk belajar atau meja belajar untuk anak-anak. Di mana sebelumnya, orang-orang menggunakan tikar atau karpet kempa sebagai perabotan,” jelasnya.
Anggota kelompok kerja tersebut mengatakan bahwa seringkali tempat tidur baru yang dimiliki oleh orang Uighur di rumah mereka diberikan kepada “kerabat” Han Cina resmi yang diahruskan tinggal di rumah tiap keluarga Uighur dan memberikan informasi tentang kehidupan dan pandangan politik mereka sebagai bagian dari “Kampanye Berpasangan dan Menjadi Keluarga ”yang diluncurkan di Xinjiang pada akhir 2017.
“Ya, mereka tidur di tempat tidur bersama keluarga Uighur,” kata anggota kelompok kerja, merujuk pada “saudara”, yang juga membuat tuan rumah diindoktrinasi politik selama mereka berkunjung.
Di sebuah desa di daerah Yengisheher di mana anggota kelompok kerja itu berpusat, mereka mengatakan bahwa “lebih dari 80 persen orang” telah mematuhi kampanye ‘Tiga Berita’.
“Menurut saya, sudah melampaui 80 atau 90 persen,” kata anggota kelompok kerja itu. (rafa/arrahmah.com)