ALBERTA (Arrahmah.com) – Beberapa anggota komunitas Uighur di Alberta bergabung dengan para pemimpin medis dan politik di Calgary pada Ahad (2/2/2020) untuk menyuarakan kekhawatiran wabah koronavirus yang dapat menghancurkan etnis minoritas di Cina.
Diperkirakan satu juta orang dari komunitas Muslim Ughyr telah dipaksa masuk kamp kerja di provinsi Xinjiang di Cina timur sejak 2017.
Para Dokter dan penyelenggara konferensi pers di Calgary pada Ahad mengatakan bahwa populasi lebih rentan terhadap wabah karena ada kurangnya akses ke perawatan medis di kamp-kamp.
“Mungkin jika virus sampai ke kamp, mereka akan tertular dan mereka akan mati,” kata Dr. Fouzia Alvi, presiden Auxilium Kemanusiaan.
China menyebut fasilitas pusat pelatihan kejuruan untuk re-edukasi. Dokumen-dokumen yang bocor ke berbagai media melaporkan pusat-pusat yang menargetkan etnis minoritas dengan tuduhan tidak jelas adalah untuk “re-edukasi” atau” meradikalisasi” tahanan.
Kontak dengan keluarga di luar negeri dibatasi.
“Tidak ada di antara kita yang tetap terjaga di malam hari tanpa bertanya-tanya apa yang terjadi pada keluarga kita,” kata Babur Ilchi, juru bicara Asosiasi Turkestan Timur Alberta.
Mehliya Cetinkaya, 14 tahun, yangg memiliki banyak anggota keluarga ditahan di kamp, menyerukan agar pemerintah internasional dan Organisasi Kesehatan Dunia untuk turun tangan.
“Sangat menakutkan untuk melihat bahwa hal ini terjadi sekarang di abad ke-21 di mana kita semua harus berbicara tentang ini,” katanya.
(ameera/arrahmah.com)