OSLO (Arrahmah.com) – Dalam sebuah wawancara terbaru, Mulla Krekar, pengungsi Kurdi dan bekas pemimpin organisasi Islam, Ansar al Islam, mengatakan bahwa ia berharap Usamah bin Laden dan pemimpin Islam lainnya akan menjadi kepala sebuah negara adidaya Islam.
“Kaum Muslim akan menjadi seperti bangsa Yahudi di Eropa, tepat sebelum mereka mendirikan kekhalifahan. Tanpa sebuah negara kita tidak akan memiliki nilai-nilai,” ujar Krekar dalam wawancara dengan kanal televisi al Hiwar.
Wawancara itu disiarkan di kanal satelit Arab pada bulan Oktober, dan dapat diakses di Youtube. Baik orang Norwegia maupun pers internasional tidak menyebutkan tentang wawancara ini sebelumnya.
Dalam wawancara itu, Krekar berbicara dengan akademisi Islam Azzaz Tamimi. Dalam wawancara panjang yang dilakukan di rumah Krekar di Gronlond, Oslo, ia juga membahas tentang persyaratan untuk dialog dengan Barat. Dalam konteks ini Krekar mengklarifikasi pemikirannya tentang Usamah bin Ladin dan Al Qaidah.
“Ketika kita memiliki sebuah negara Islam, yang dipimpin oleh seseorang seperti Usamah bin Ladin, dengan menteri luar negeri seperti Gulbuddin Hekmatyar atau Ayman Al-Zawahiri, pada saat itulah kita baru dapat berbicara dengan mereka (Barat) sebagai pihak yang sejajar,” ujarnya.
Hekmatyar adalah pemimpin partai Hezb-e Islami di Afghanistan. Al Zawahiri adalah wakil Laden di dalam badan Al Qaidah.
Si pewawancara, Tamimi, yang juga memiliki latar belakang dalam gerakan Islam Persaudaraan Muslim seperti Krekar, mengkonfrontir Mulla dengan mengatakan bahwa pernyataannya akan membuat rakyat Norwegia takut.
“Apakah Anda berharap adanya sebuah negara Islam yang dipimpin oleh Usama bin Ladin membuat Norwegia takut?” tanya Tamimi.
“Ya. Bahkan jika ini membuat mereka takut. Bagus!”
Krekar tidak menyesali wawancara dengan kanal televisi Arab itu.
“Apa yang membuat saya rugi dari wawancara itu? Saya mendapat perhatian dari selatan dan utara. Wawancara ini tidak melukai saya,” ujar Krekar.
Krekar mengatakan bahwa meskipun ia mendukung Usama bin Ladin namun ia tidak memiliki hubungan dengan jaringannya.
Dalam wawancaranya, Krekar menggunakan kata “kekhalifahan” untuk menggambarkan negara yang ia lihat dikepalai oleh pimpinan Al Qaidah itu.
“Kekhalifahan adalah tujuan akhir gerakan ini. Para jihadis menganggap semua perbatasan wilayah itu tidak sah. Dengan perkecualian emirat Islam di bawah kekuasaan Taliban, tidak ada satu negara pun hari ini yang sah di mata mereka. Para jihadis terlibat dalam memenangkan kontrol wilayah, dan mendirikan emirat mereka pikir akan meluas dan saling menumpuk dan kemudian tumbuh bersama menjadi satu unit di atas nasional,” ujar Brynjar Lia dari Pembentukan Penelitian Pertahanan Norwegia.
“Namun mereka tidak terlalu jelas tentang seperti apa bentuknya nanti dan bagaimana negara itu seharusnya terlihat.”
Krekar mengatakan bahwa ketika kekhalifahan semacam itu telah terbentuk barulah relevan untuk melakukan dialog. Jika AS menarik diri keluar dari dunia Islam dan Israel musnah, maka jihadis akan mempertimbangkan sebuah dialog. Barat dapat terus ada selama mereka menerima kekhalifahan sebagai kekuasaan yang dominan di dunia.
Krekar mengatakan bahwa dalam 20 tahun ke depan akan ada sebuah negara Islam yang dipimpin oleh Usamah bin Ladin, dan menyarankan pada kaum Muslim untuk memperlakukan Barat seperti mereka memperlakukan kaum Muslim. (sm/arrahmah.com)