FORSERUM (Arrahmah.com) – Muslim Swedia telah mengecam pemerintah Swedia karena gagal mengatasi diskriminasi terhadap Muslim, karena itu komunitas Muslim mengajukan laporan kepada PBB yang berisi keluhan dan daftar penanganan yang diusulkan, seperti melakukan penyelidikan terhadap kasus kekerasan yang dialami para imigran Somalia di kota kecil Forserum.
Kitimbwa Sabuni mengedit laporan yang diajukan kepada Komite PBB dalam bidang Pemberantasan Diskriminasi Rasial (CERD) oleh Jaringan Muslim Swedia (Nätverket Svenska Muslimer i Samarbete), sebuah kerjasama dari beberapa asosiasi yang berbeda, yang mewakili keluhan masyarakat bahwa Swedia gagal mengatasi diskriminasi terhadap Muslim, demikian The Local melaporkan.
Organisasi Muslim meminta pemerintah untuk mengeluarkan perintah penyelidikan kepada otoritas lokal untuk membantu para imigran Muslim, yang sebagian dari mereka terlalu takut untuk membiarkan anak-anak mereka pergi ke sekolah setelah mengalami penganiyaan secara fisik dan verbal.
“Tidak semua orang ambil bagian dalam penganiyaan, tetapi banyak yang diam menyaksikan hal itu dan pihak berwenang bersikap pasif,” kata Sabuni.
Laporan tersebut juga mendesak penyelidikan pada masalah yang dihadapi orang asli Swedia yang masuk Islam, terkhusus masalah dengan keluarga mereka.
“Kami tidak hanya berbicara tentang pengucilan, tetapi juga ancaman dan kekerasan yang banyak muallaf ceritakan kepada kami,” kata Sabuni.
Contohnya, seorang ayah yang tinggal di AS melaporkan puterinya ke FBI, sehingga puterinya diinterogasi oleh badan intelijen Swedia, Säpo.
Laporan tersebut juga meminta pemerintah untuk memeriksa dampak dari hukum “anti-teror” Swedia, yang hanya menargetkan umat Islam, sebagaimana juga terjadi di negara-negara lain. Pada 2003, ada 26 kasus penangkapan terkait hukum tersebut di Swedia, dan semuanya menargetkan Muslim.
“Karena hanya Muslim yang ditahan atas alasan-alasan lemah ini, pertanyaan apakah huum teror tersebut adalah ‘hukum rasis’ harus dipertanyakan,” tulis laporan tersebut, dikutip The Local. (siraaj/arrahmah.com)