SEMARANG (Arrahmah.com) – Umat Islam Semarang yang terdiri dari Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) dan Laskar Umat Islam Semarang (LUISS) melakukan aksi solidaritas di lapangan Simpang Lima Semarang, Ahad (5/1/2014).
Hal ini untuk memberikan pembelaan dan dukungan terhadap umat Islam yang menjadi korban kebiadaban Densus 88 di Ciputat, Tanggerang Selatan, dan menuntut pembubaran Densus 88
Pimpinan JAT Semarang, Winarto menjelaskan bahwa tujuan diadakannya aksi pada pagi hari ini, merupakan sebuah bentuk solidaritas umat Islam terhadap saudaranya yang mengalami penindasan dan ketidakadilan.
“Kehadiran kami di sini, hari ini, pagi ini, merupakan sebuah bentuk solidaritas dan pembelan kami umat Islam terhadap saudaranya. Dan teriakan takbir kami semoga kelak bisa sedikit menjadi hujjah di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa kami tidak berdiam diri dan hanya sekedar menjadi penonton, pada saat saudara-saudara kami di dzalimi dan di eksekusi mati di depan mata kepala kita,” terangnya, seperti dilaporkan kontributor Abu Sumayyah.
Dia mengatakan bahwa eksekusi mati Densus 88 terhadap 6 orang Muslim di Ciputat semakin memberikan pengajaran kepada umat Islam, bagaimana menjadi radikal. Hal tersebut di ajarkan oleh aparat kepolisian sendiri khususnya Densus 88 yang katanya melindungi dan mengayomi masyarakat.
” Awal tahun 2014 ini, Densus 88 memberikan pengajaran kepada kami umat Islam bagaimana menjadi radikal, bagaimana menjadi pembunuh. Dan lucunya cara-cara untuk membunuh dan menjadi radikal bisa kami lihat secara live di beberapa stasiun TV swasta di negeri ini,” ujarnya.
Aksi kaum Muslimin ini berbarengan dengan kegiatan masyarakat car free day, kesempatan ini dimanfaatkan dengan membagikan rilis JAT tentang pembantaian umat Islam di Ciputat.
Kekejaman Densus 88 terhadap umat Islam, khususnya para ikhwan aktivis Islam terus berlangsung sampai hari ini, terakhir 6 orang yang masih tertuduh “teroris” di eksekusi mati di daerah Ciputat, Tanggerang Selatan. Ini semakin menambah daftar hitam pelanggaran HAM di negeri ini. Sementara data komnas HAM menyebut sudah sekitar 100 orang yang di eksekusi mati Densus 88. Mayoritas umat Islam yang menentang aksi koboy yang dipraktekkan Densus 88. Sejumlah elemen masyarakat dan ormas Islam menuntut dibubarkannya Densus 88. (azm/arrahmah.com)