MOSKOW (Arrahmah.com) – Salah satu wilayah di Rusia telah hampir melarang dua hari libur Muslim terbesar dalam menanggapi keluhan warga setempat. Di antara liburan yang diprotes oleh masyarakat setempat itu adalah Idul Fitri dan Idul Adha.
Pada tahun 1992, otoritas Bashkortostani menyatakan hari raya kaum Muslim itu sebagai hari libur kerja, dengan mempertimbangkan bahwa Islam adalah agama yang dominan di wilayah ini.
Keluhan warga lokal pada mulanya berhenti ketika kemudian pengadilan memutuskan bahwa penduduk setempat di wilayah Barhkortostani tidak boleh memiliki dua hari libur tambahan. Tak lama kemudian, komunitas Muslim mengajukan gugatan atas keputusan pengadilan itu kepada Kepala Bashkortostan, Rustem Khamitov. Kamu Muslim mengatakan putusan itu melanggar hak lebih dari dua juta penduduk Muslim yang tinggal di wilayah tersebut.
Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin, juga meminta Mahkamah Agung untuk meninjau kembali kasus itu.
“Jika hal ini melawan legislasi, maka keputusan itu harus diubah,” kata Putin.
Pada tanggal 21 Desember, Mahkamah Agung mempertimbangkan kembali kasus ini, yang membahas mengenai hak pemerintah daerah untuk menentukan liburan mereka sendiri.
Perayaan berbagai macam hari libur Muslim telah lama menimbulkan kontroversi di antara beberapa warga Rusia – terutama di tengah semakin meningkatnya aktivitas imigrasi dari negara-negara Muslim yang berbatasan dengan Rusia.
Foto-foto yang memperlihatkan jalanan di Moskow dan St. Petersburg dibanjiri kaum Muslim yang sedang melakukan shalat pada hari raya Idul Fitri juga meninggalkan banyak kalangan anti-Islam Rusia khawatir. (althaf/arrahmah.com)