DHAKA (Arrahmah.com) – Muslim Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh dari pertempuran di Myanmar menghadapi bahaya penyakit dan upaya pemerintah Bangladesh untuk mengirim mereka pulang meskipun ada seruan dari PBB bahwa mereka diizinkan untuk tinggal, Reuters melansir pada Selasa (29/8/2017).
Bangladesh, yang sudah menampung lebih dari 400.000 pengungsi Rohingya yang telah melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha sejak awal 1990-an, mengatakan bahwa mereka tidak akan menerima lagi gelombang pengungsian.
Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) mencoba untuk memblokir pengungsi yang menyeberang serta mengumpulkan dan mengirim mereka kembali.
Pejabat BGB mengatakan kepada Reuters bahwa mereka telah mengirim sekitar 550 Rohingya sejak Senin (28/8), melalui sungai Naf yang memisahkan kedua negara, meskipun ada permintaan dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada pemerintah Bangladesh di Dhaka untuk mengizinkan pengungsi Rohingya mencari perlindungan.
Diperkirakan 5.000 Muslim Rohingya telah berhasil menyeberang ke Bangladesh dalam beberapa hari terakhir, sebagian besar menyusup pada malam hari di perbatasan darat dekat desa Gumdhum di Bangladesh.
Banyak yang sakit dan setidaknya enam orang meninggal setelah menyeberang, kata seorang pekerja bantuan, menambahkan bahwa ketakutan tertangkap dari wajah para pengungsi. Bagi mereka, sikap pemerintah Bangladesh untuk mengirimkan mereka kembali ke tempat tinggal mereka sebelumnya berarti penolakan untuk memberi pertolongan.
“Apa yang kami lihat adalah bahwa banyak pengungsi Rohingya yang jatuh sakit,” kata salah seorang relawan agen bantuan internasional di Bangladesh yang menolak untuk diidentifikasi atau diketahui identitasnya.
“Ini karena mereka terjebak di perbatasan sebelum mereka bisa masuk. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. “
“Kami melakukan semua upaya tapi diperlukan respon yang cepat,” lanjutnya. “Ada yang menahan diri untuk tidak menjalani perawatan agar tidak ditangkap.”
Ribuan pengungsi Rohingya terdampar di perbatasan antara kedua negara, mencoba masuk ke Bangladesh, pekerja bantuan dan sesama pengungsi Rohingya menuturkan.
(althaf/arrahmah.com)