Muhammad Zubair merasakan seperti terlahir kembali ketika kapal yang membawa dirinya dan 200 penduduk Rohingya lainnya, berhasil mendarat di daratan Indonesia setelah berminggu-minggu mengapung di lautan.
“Militer Thailand meletakkan kami di sebuah kapal dan mengusir kami keluar, kelautan luas tanpa persediaan makanan yang cukup,” uajr Zubair, salah satu pengungsi Rohingya seperti dilansir Islamonline.
Dia dan sekitar 200-an penduduk muslim Rohingya (beberapa dalam keadaan kritis), melakukan pelayaran ke wilayah Barat Indonesia dan mendarat di kepulauan Sabang, Aceh.
“Kami dideportasi dari tanah kami pada Desember lalu dengan menaiki enam kapal,” lanjut Zubair.
“Aku sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi dengan tiga kapal lainnya.”
Kapal pertama yang berisi sekitar 193 penduduk Rohingya, mendarat di Aceh pada 7 Januari lalu.
Ratusan penduduk Rohingya mengalami ketakutan luar biasa setelah militer Thailand membuang mereka ke sekitar 10 kapal kayu tanpa mesin ke lautan luas.
Disamping dua kapal yang mendarat ke Indonesia, satu kapal lainnya mendarat di India dan satu lagi mendarat di Thailand.
Penduduk Rohingya yang terdampar di Indonesia, berada dalam kondisi yang menyedihkan, dengan luka-luka, patah tulang dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh kekejaman militer kafir Thailand.
“Mereka memukuli kami dengan tongkat,” Hussein Ahmad, salah satu dari yang selamat mengatakan hal tersebut dari tempat tidurnya di Rumah Sakit di Aceh. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)