RAKHINE (Arrahmah.com) – Sebuah kelompok advokasi Rohingya pada Selasa (16/5/2017) mendesak pemerintah Myanmar untuk bekerja sama dalam misi mencari fakta untuk memberikan bukti baru adanya serangan terhadap warga sipil Muslim di negara bagian Rakhine bagian barat.
Burmese Rohingya Organization UK (BROUK) yang berbasis di London menerbitkan sebuah laporan baru yang berisi bukti bahwa muslim Rohingya telah ditargetkan secara terorganisir oleh pasukan negara di negara bagian Rakhine utara selama operasi militer sejak Oktober lalu.
Dalam laporannya BROUK mengungkapkan materi yang terkandung dalam laporan berupa dokumen, foto, kesaksian, dan analisis forensik.
Laporan tersebut didasarkan pada lebih dari 20 wawancaa dengan pengungsi Rohingya di wilayah Cox’s Bazar di Bangladesh, yang melarikan diri dari wilayah Maungdaw tahun lalu.
Bukti tembakan senjata dan senjata lainnya diperiksa terhadap informasi yang dikumpulkan oleh kelompok internasional yang bekerja di kamp pengungsian, menurut laporan tersebut.
BROUK mendesak pemerintah untuk menyelidiki lebih lanjut bukti fisik pelanggaran terhadap warga sipil di wilayah tersebut.
“Pemerintah harus bekerja sama dengan misi pencarian fakta PBB atas kekerasan yang terjadi setelah 9 Oktober,” katanya.
BROUK menambahkan bahwa kebutuhan akuntabilitas dan keadilah penuh sangat penting tidak hanya bagi masyarakat Rohingya namun juga untuk proses rekonsiliasi yang lebih luas di negara bagian Rakhine.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB memutuskan pada Maret untuk mengirim sebuah misi pencarian fakta internasional ke Myanmar untuk menyelidiki kekejaman terhadap Muslim Rohingya di Rakhine namun pemerintah menolak keputusan tersebut, dengan berdalih bahwa hal terebut tidak mencerminkan situasi di lapangan, lansir WB. (fath/arrahmah.com)