PRANCIS (Arrahmah.com) -Media Prancis melaporkan seorang pria Muslim Prancis, Mohammed Merah (24) yang mengaku bertanggungjawab dalam penembakan baru-baru ini di Prancis terhadap 3 tentara Prancis dan 3 murid Yahudi dan satu orang rabi Yahudi, telah meninggal (syahid insya Allah) dalam pertempuran sengit dengan polisi Prancis di kota Toulouse pada Kamis (22/3/2012) ketika polisi kafir Prancis menyerbu apartemennya.
Polisi Prancis mengepung tempat di mana Muhammad tinggal. Tembakan berat berkelanjutan terdengar tak lama setelah pukul 11 pagi waktu setempat. Laporan berita mengatakan bahwa polisi telah bergerak perlahan melalui apartemen Muhammad sebelum baku tembak meletus, karena Muhammad melakukan perlawanan. Agence France-Presse melaporkan bahwa tiga petugas polisi terluka dalam penyerbuan itu.
Mohammed Merah, seorang mantan mekanik bengkel keturunan Aljazair yang pernah melakukan perjalanan ke Afghanistan dan Pakistan, mengatakan bahwa ia telah dilatih oleh Al Qaeda.
Polisi Prancis telah mengepung kediaman Muhammad sejak Rabu malam (21/3) dan berusaha untuk memecahkan kaca jendela apartemen untuk mengangkap Muhammad.
Namun Muhammad tidak menyerah hingga dalam setelah enam jam, sebelum fajar pada hari Rabu, Muhammad menembakkan tembakan berat terhadap beberapa polisi Prancis yang mencoba masuk ke apartemennya, melukai dua atau tiga polisi, meskipun tidak serius. Pada satu titik ia melemparkan sebuah pistol kaliber 45 dari jendela, yang sama digunakan dalam serangan yang dilancarkannya, dan diberi semacam “sarana komunikasi,” menurut pihak berwenang, mungkin ponsel atau walkie-talkie. Namun hingga akhir, Muhammad tidak mau menyerahkan diri.
Seorang editor top France24 mengatakan dalam sebuah wawancara televisi bahwa dia telah berbicara melalui telepon dengan seorang pria yang dikatakan sebagai penembak sebelum polisi mengepung gedung apartemen itu. “Dia tenang, berbicara dalam bahasa Prancis yang sangat baik dan diselingi oleh ungkapan Arab,” kata editor, Ebba Kalondo.
“Orang itu ingin membawa Prancis bertekuk lutut, untuk menakuti Presiden Sarkozy atas hari ratapan Prancis pada hari Rabu,” ujar Kalondo, ia berbicara di Montauban di dekat tempat upacara pemakaman untuk tiga tentara Prancis yang ditembak mati oleh Muhammad Merah pada hari Senin (19/3) bersama seorang rabi Yahudi dan tiga siswa Yahudi di sebuah sekolah agama Yahudi sebagai pembalasan atas pembunuhan tentara Perancis terhadap anak-anak Muslim diAfghanistan dan pembunuhan anak-anak Muslim di Palestina oleh Yahudi. (siraaj/arrahmah.com)