NEW YORK (Arrahmah.com) – Sebuah laporan terbaru oleh koalisi Muslim telah menjelaskan lebih lanjut mengenai program kontroversial NYPD terhadap komunitas Muslim yang menghasilkan ketakutan dan “efek dingin” pada kehidupan Muslim di New York.
Departemen Kepolisian New York (NYPD) telah ditemukan memata-matai Muslim di Masjid, restoran, toko-toko halal, kafe, dan tempat umum lainnya. Saat target melaksanakan sholat, berbicara dengan teman atau berjalan-jalan, NYPD mengerahkan banyak agennya untuk selalu mengawasi komunitas Muslim.
Pengawasan telah “menahan ceramah, kehidupan komunal, praktek keagamaan yang luas bagi Muslim Amerika,” ujar Nermeen Arastu kepada Wall Street Journal.
Laporan baru, disusun oleh Koalisi Kebebasan Sipil Muslim Amerika dan mitra-mitranya, secara khusus menguraikan efek intimidasi NYPD di komunitas Muslim New York. Sebagai hasil dari menyebarkan mata-mata di seluruh kota, beberapa Muslim telah berhenti mempercayai siapa pun, mereka takut bahwa sesuatu yang mereka katakan atau lakukan bisa membawa mereka ke penjara.
Para agen NYPD diinstruksikan untuk mengunjungi sekolah dan berinteraksi dengan pemilik bisnis dan pelanggan untuk “mengukur sentimen”. Dengan berpartisipasi dalam kunjungan ke sekolah dan pertandingan kriket lokal, polisi yang menyamar telah merayap ke dalam kehidupan pribadi Muslim Amerika, mencari-cari kesalahan Muslim yang menurut klaim mereka akan melancarkan serangan “teror” atau sesuatu yang ilegal.
“NYPD telah berulangkali mengatakan bahwa selama Anda tidak menyembunyikan apa pun, Anda tidak perlu takut,” ujar Diala Shamas, salah seorang penulis laporan mengatakan kepada Huffington Post. Sebaliknya, ia mengatakan bahwa penelitian menunjukkan ada banyak dampak yang mengganggu dan konsekuensi dari hal-hal tak bertanggung jawab, program berbahaya serta pengawasan yang tidak efektif”.
Kelompok perguruan tinggi Islam kini melarang setiap diskusi politik, menghindari Masjid dan menghindari semacam lelucon yang bisa disalahartikan.
Di beberapa Masjid, ummat Islam tidak lagi percaya terhadap pemimpin agama mereka, takut bahwa mereka bisa dilaporkan ke NYPD. Komunitas Muslim takut memanjangkan jenggot mereka, mengenakan pakaian tradisional, berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan atau berbicara dengan orang asing.
Para penulis menyimpulkan laporan dengan permohonan untuk menghentikan program pengawasan tersebut.
Sejauh ini NYPD telah menghabiskan lebih dari 1 miliar USD untuk divisi intelijen yang melakukan program pengawasan. Tapi selama enam tahun program tersebut berjalan, mereka tdak pernah menghasilkan apapun, menurut Asisten Kepala Thomas Galati. (haninmazaya/arrahmah.com)