KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Kelompok Muslim Malaysia terkemuka telah menyerukan untuk membatalkan festival bir yang bertajuk Oktoberfest yang dijadwalkan akan digelar akhir bulan ini.
“Yang paling menjengkelkan dan bisa dikatakan tidak sopan adalah bahwa festival bir ini diselenggarakan di bulan Zulhijah, di mana umat Islam melakukan ibadah Haji dan Qurban [Idul Adha],” kata Rosdi Long, presiden Ikatan Kebajikan Dan Dakwah Selangor, sebagaimana dikutip oleh Malay Mail pada Selasa, (7/10/2014).
“Festival bir itu seharusnya mempertimbangkan budaya dan sensitivitas dari mayoritas Muslim.”
Kelompok-kelompok Muslim menyerukan kepada para pemimpin Muslim Selangor untuk membatalkan festival bir yang akan diselenggarakan di Selangor Malaysia, yang merupakan negara bagian paling kaya dan paling padat penduduknya
Seruan Muslim untuk melarang festival bir tahunan itu semakin meningkat setelah festival itu mendapat dukungan dari billboard yang mempromosikan festival bir di Selangor.
Organisasi Nasional Melayu Serikat (UMNO) mendesak Menteri Besar Selangor Azmin Ali untuk menghapus billboard bir, Noh Omar, dan mengatakan: “Ketika Barisan Nasional (BN) masih berkuasa, pemerintah negara bagian tidak pernah mengizinkan iklan alkohol untuk dipajang secara bebas. Apakah pemerintah Selangor sekarang telah melakukan yang sebaliknya yaitu mengizinkan dan mendukung iklan tersebut untuk dipublikasikan di billboard milik pemerintah daerah?”
Mengkritik festival bir, ahli hukum memperingatkan bahwa festival itu melanggar “konstitusi federal”, dan festival alkohol tidak dapat digelar di ruang terbuka.
“Penyelenggara harus meminta izin sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Majelis Damai 2012, jika mereka ingin melanjutkan acara itu di tempat terbuka,” profesor hukum Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) Datin Noor Aziah Muhammad Awal sebagaimana dikutip oleh Berita Harian .
“Namun, dalam kasus ini izin tidak akan dikeluarkan karena acara (Oktoberfest) itu melanggar Konstitusi Federal.”
Sejalan dengan para pemimpin Muslim Selangor dan UMNO, festival bir telah mendapatkan penentangan yang keras dari kelompok Muslim lainnya seperti Ikatan Muslimin Malaysia (Isma) dan Partai Pan-Islam (PAS).
“Festival itu menantang sensitivitas mayoritas Muslim,”
“Saya mendesak pihak berwenang untuk bertindak tegas, dan mengambil tindakan yang diperlukan,” kata anggota komite sentral PAS Nasrudin Hassan kepada Daily Express.
Walaupun menentang festival bir, pemimpin Muslim mengatakan bahwa mereka menghargai hak-hak non-Muslim untuk minum anggur.
“Saya tidak menyangkal hak-hak non-Muslim yang diperbolehkan mengkonsumsi alkohol.”
“Namun, di negara yang mengaku Islam sebagai agama nasional, hak itu harus dilakukan secara pribadi dan tidak dipromosikan atau dipestakan secara luas dengan cara ini,” kata Nasrudin.
Lima tahun lalu, para pejabat Masjid di Selangor, seperti imam dan muadzin, telah diizinkan untuk menangkap Muslim yang minum alkohol di depan umum.
Malaysia memiliki populasi hampir 26 juta, dengan orang Melayu, sebagian besar umat Islam, yang membentuk hampir 60%.
Islam mengambil sikap tanpa kompromi dalam melarang minuman keras.
Islam melarang Muslim mengkonsumsi atau bahkan menjual alkohol.
Hukum Islam menegaskan bahwa setiap minuman yang membuat orang mabuk ketika diminum, itu haram untuk dikonsumsi, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak
(ameera/arrahmah.com)