ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Panglima Taliban di lembah Swat masih hidup dan tidak terluka sama sekali, bertentangan dengan yang dilaporkan militer, kata juru bicara Taliban Pakistan pada hari Kamis (23/7).
Militer mengatakan, awal bulan ini, bahwa pihaknya yakin bahwa pimpinan Taliban, Maulana Fazlullah, yang menjadi buruan sejak militer pemerintah munafik Pakistan melancarkan serangan ofensif di wilayah barat laut sejak April lalu.
“Beliau masih hidup. Beliau tidak terluka. Semua pimpinan Taliban ada dalam kondisi yang baik-baik saja,” juru bicara Taliban, Muslim Khan, mengatakan pada Reuters melalui telepon.
Kekerasan yang terjadi sepanjang baratlaut Pakistan dan menyebarnya pengaruh Taliban telah meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan di negeri yang memiliki persediaan senjata nuklir tersebut, dan yang juga menjadi kunci bagi Barat untuk menjalankan misinya di Afghanistan.
Angkatan perang keamanan, belum lama ini mengklaim telah mendekati akhir operasi mereka yang telah dilakukan selama tiga bulan ini di lembah Swat dan distrik yang ada di sekitarnya, yakni Buner dan Lower Dir. Namun ternyata misi yang mereka anggap hampir berhasil itu tidak pernah menyentuh kantung-kantung perlawanan para mujahidin.
Selain itu, militer Pakistan pun mengklaim telah berhasil membunuh sekitar 1.800 mujahid sejak serangan ofensif Swat dimulai.
Muslim Khan bersumpah bahwa Taliban akan terus melanjutkan pertempuran.
“Kami berjuang dimana-mana. Kami memiliki jumlah mujahidin yang banyak di Waziristan Selatan,” kata Khan.
Pada saat yang sama, Khan pun memutarkan rekaman suara Fazlullah yang direkam pada hari Rabu (22/7).
“Penguasa munafik Pakistan dan para jenderalnya telah melakukan penindasan terhadap orang Pashtun dan menyerahkan warga divisi Malakand untuk kepentingan Amerika Serikat,” kata Maulana Fazlullah, berdasarkan rekaman.
“Saudara-saudaraku, perdamaian tidak akan bisa kembali sebelum undang-undang Syariah Islamiah diterapkan. Tujuan kita hanya untuk melaksanakan undang-undang syariah dan kami siap berkorban hingga titik darah penghabisan.” (Althaf/rtrs/arrahmah.com)