NAIROBI (Arrahmah.com) – Muslim di Kenya menuntut adanya perubahan yang menyeluruh terkait cara media mainstream di negara mereka meliput berita “teror”, menganggapnya tidak profesional, tidak adil dan memicu fobia terhadap Islam di negara timur Afrika itu.
“Mengapa ketika orang-orang dari agama lain melakukan tindakan kriminal, kita tidak melihat agama mereka tidak dikedepankan akibat tindakan mereka,” kata Syaikh Abdallah Kheir, seorang ulama Muslim yang juga seorang dosen di sebuah universitas di Kenya, kepada OnIslam.
“Belum lama ini seorang penceramah gereja tertangkap dengan bahan pembuat bom di Kenya, tetapi media tidak pernah menyebutnya sebagai terduga teroris Kristen? ini double-standard harus diakhiri,” tambahnya.
Syaikh Kheir mempertanyakan praktek yang biasanya dilakukan oleh media mainstream Kenya dalam menggunakan kata-kata atau ungkapan yang mengaitkan antara tindakan “teror” dengan Islam dan Muslim.
Dia mengatakan bahwa kata-kata seperti “terorisme Islam”, “Islam radikal”, “Islamis, “Muslim ekstremis” sering dilontarkan oleh media-media mainstream Kenya untuk mempromosikan Islamophobia dengan mengaitkan tindakan kriminal dengan Islam dan Muslim. (siraaj/arrahmah.com)