JERMAN (Arrahmah.com) – Sebuah kampanye telah diselenggarakan oleh sekelompok Muslim, membagikan salinan Al-Qur’an gratis sebagai bagian dari usaha untuk mendidik masyarakat tentang ajaran Islam. Hal ini telah memicu kemarahan dari politisi di Jerman Jerman, seperti yang dilansir oleh koran lokal pada hari Rabu (11/4/2012).
“Jika memungkinkan, tindakan agresif ini harus dihentikan,” kata Günter Krings, wakil ketua Kanselir Angela Merkel dari partai Uni Demokratik Kristen (CDU), dikutip koran Die Welt.
Organisasi Salafi Jerman yang dianggap salah satu organisasi “berbahaya” di Eropa – karena menginginkan Syari’at Islam – telah mengadakan sebuah kampanye membagi-bagikan salinan Al-Qur’an terjemahan secara gratis kepada masyarakat Jerman.
Kampanye ini mengusung tema “Lies! im namen deines herrn, der dich erschaffen hat” yang artinya “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan” mengutip dari surah Al-‘Alaq: 1 , dimana 300.000 salinan Al-Quran terjemahan berbahasa Jerman menghujani Jerman.
Ibrahim Abu Nagie, seorang ustadz di Jerman, telah mendesak Muslim Jerman untuk membagi-bagikan salinan Al-Qur’an kepada rakyat Jerman dimulai ke tetangga-tetangga mereka.
“Jika setiap Muslim melakukan demikian, dalam waktu satu tahun kami telah memberikan kepada setiap orang di Jerman, sebuah Al-Qur’an terjemahan dan mereka tidak akan melabeli kami sebagai teroris atau radikal atau apapun, saat mereka membaca kitab Allah,” kata Abu Nagie, dikutip reuters.
Abu Nagie mengatakan bahwa awalnya pembagian Al-Qur’an ini didanai oleh dua orang Muslim Turki, dan ia telah menolak dukungan finansial dari organisasi di Bahrain karena mereka ingin “menulis nama mereka di Kitabullah”.
Ketakutan menyebarnya ajaran Islam di Jerman, Krings mengatakan bahwa kampanye pembagian Al-Qur’an ini harus dihentikan dan karena kelompok Salafi mengancam “kebebasan beragama”. “Kampanye Al-Qur’an di setiap rumah harus dihentikan,” katanya.
“Gerakan Islam ini mengancam kebebasan beragama,” tambahnya.
Para penentang Islam mengklaim bahwa kampanye Al-Qur’an ini bertujuan untuk menyebarkan “radikalisasi” di Jerman.
“Kelompok ‘Salafi radikal’ mengganggu kedamaian beragama di negara kami dengan pendekatan agresif mereka,” kata Krings.
Mendukung pernyataan Krings, pejabat Kantor Perlindungan Konstitusi Negara Berlin juga mengkritik pembagian Al-Qur’an ini.
“‘Salafisme sangat ‘meradikalisasi’ dan dipromosikan oleh para pengikutnya yang menganggap hanya Islam yang benar,” kata pejabat yang tidak menyebutkan namanya itu.
Permusuhan terhadap kaum Muslimin di Jerman meningkat seiring dengan semakin luasnya penyebaran Islam di Jerman.(siraaj/arrahmah.com)