ROMA (Arrahmah.com) – Kabel Wikileaks tahun 2005 mengungkapkan bahwa populasi Muslim di Italia secara gencar dipantau berdasarkan dokumen-dokumen rahasia dari aktivitas makan siang pribadi mereka di tempat tinggal duta besar AS dan pemantauan itu juga melibatkan Menteri Dalam Negeri Italia, Giuseppe Pisanu, dan Kepala Polisi Italia, Giovanni De Gennaro, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Senin (2/2/2015).
Dokumen-dokumen itu mengungkapkan bahwa pada tahun-tahun sebelum tahun 2005, sebanyak 200 Muslim diusir dari Italia atas dugaan ekstremisme. Selama makan siang, Pisanu telah menyebutkan bahwa populasi Muslim Italia berbeda dari Muslim Perancis. Mayoritas Muslim Italia adalah “moderat”.
Dan menurut laporan itu hanya 5% dari mereka yang menghadiri masjid dan kebanyakan dari mereka adalah pekerja keliling.
Bagaimanapun, pemerintah khawatir bahwa setidaknya 3% dari mereka dianggap “rawan ekstremisme” Oleh karena itu pemerintah secara agresif memantau masjid, sekolah, toko roti, toko daging, dan tempat-tempat pertemuan, menurut sebuah laporan Wikileaks tanggal 7 Desember 2005.
Dewan penasehat Muslim didirikan untuk menjangkau sisa dari 97% populasi itu. AS juga telah melakukan program “penjangkauan Muslim” di Italia yang dipimpin oleh Konsulat Jenderal di Milan.
“Misi dari program ini adalah untuk memanfaatkan Pembicara AS dan program pertukaran bersama dengan sumber Kedutaan Besar untuk mempromosikan agenda AS,” ungkap bocoran kabel diplomatik itu pada 2007, menurut Sputnik News, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.
Pada tahun 2005, AS telah mendirikan Kelompok Kerja Integrasi (IIWG) untuk mengkoordinasikan penjangkauan dan pelaporan kegiatan yang berkaitan dengan komunitas Muslim Belanda. Menurut kabel Wikileaks 2006, program itu melibatan komunitas Muslim Belanda sebagai prioritas utama.
(ameera/arrahmah.com)