LONDON (Arrahmah.com) – Umat Muslim menyerukan tindakan dari pemerintah Inggris atas meningkatnya Islamofobia yang hampir mencapai 600% setelah serangan teroris Selandia Baru bulan lalu.
“Masalah Islamofobia bukan lagi masalah yang abstrak,” kata Mohamed Mahmoud, seorang imam Masjid London Timur.
“Orang-orang dari pihak-pihak tertentu telah mengatakan sebelumnya bahwa ada persepsi di kalangan komunitas Muslim bahwa Islamofobia ada di dalam tubuh beberapa partai,” kata Mahmoud kepada Anadolu Agency pada Rabu (10/4/2019).
“Tidak mungkin seluruh Muslim yang berjumlah 3 juta orang keliru memahami sesuatu, dan kenyataannya adalah bahwa Islamofobia telah terbukti sebagai upaya bersama, sebuah kampanye yang tidak hanya menghasut kebencian tetapi juga menghasut dilakukannya kekerasan terhadap umat Islam di Inggris, di Eropa dan sejauh ini di Selandia Baru.”
Mahmoud mengatakan bahwa masyarakat khawatir akan ada serangan yang meniru apa yang terjadi bulan lalu di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, di mana sebanyak 51 jama’ah tewas dan melukai puluhan lainnya.
“Kami berdo’a kepada Allah agar tidak ada kejadian serupa di tempat lain di dunia ini, terutama di Inggris,” imbuhnya.
Mahmoud mengatakan hal pertama yang harus dilakukan pemerintah adalah mengakui bahwa Islamofobia bukan masalah kecil tetapi masalah besar.
“Ini adalah masalah besar yang mempengaruhi keamanan lebih dari 3 juta Muslim di sini di Inggris, dan itu memengaruhi struktur masyarakat di Inggris,” katanya.
Dia mengatakan bahwa pemerintah hendaknya melindungi komunitas Muslim di Inggris.
“Bukan karena mereka tidak dapat melindungi diri mereka sendiri, tetapi karena pihak berwenang ada di bawah kendali mereka,” katanya.
Hal lain yang harus dilakukan adalah memberantas Islamofobia yang tumbuh di partai mana pun dan tidak mengizinkan platform berbau Islamofobia terbentuk.
Mahmoud mengatakan Islamofobia bukan keluhan tentang perilaku beberapa orang tetapi kampanye untuk melegitimasi pembunuhan orang-orang yang mereka benci, seperti yang terjadi di Christchurch, di mana perempuan dan anak-anak juga menajdi korban kebiadaban pelaku.
“Perbuatan itu hanya akan dilakukan oleh seseorang yang menganggap Muslim bukanlah manusia, yang menyamakan mereka dengan hewan atau bahkan lebih rendah dari binatang, karena bahkan hewan pun diberi hak dan ada kampanye untuk perlindungan mereka,” ungkapnya.
“Ini adalah masalah yang rumit, dan itu membutuhkan sikap dari tiap individu untuk menegakkan perinsip kesetaraan di semua bidang dan tidak hanya menyampaikannya dalam retorika tetapi menindaklanjutinya dengan tindakan. Dengan begitu setiap pelaku Islamofobia harus bertanggung jawab dan mendapatkan hukuman, meskipun pelaku tersebut adalah anggota parlemen,” katanya.
“Kami tidak meminta banyak hal, kami hanya ingin mendapatkan keadilan dan kesetaraan secara global di seluruh aspek kehidupan,” imbuhnya.
Abdullah Faliq, kepala penelitian di Cordoba Foundation, mengatakan Islamofobia dan kebencian anti-Muslim meningkat di seluruh Eropa.
“Kami melihat baru-baru ini apa yang terjadi di Selandia Baru, dan setelah itu, ada serangan terhadap masjid di negara ini, di Birmingham,” katanya.
Faliq mengatakan pemerintah memiliki peran, dan peran itu adalah untuk memberdayakan komunitas Muslim dan juga untuk mencari akar penyebab masalah.
“Masalah ini tidak akan selesai jika kita hanya melihat persoalannya saja tanpa peduli dengan akar penyebabnya. Jadi apa yang harus pemerintah lakukan adalah memberi kesempataan terhadap berbagai kounitas yang ada, terutama komunitas Muslim, untuk meningkatkan keamanan mereka sendiri. Pemerintah harus mengenali Islamofobia, akar penyebab dan cara mengatasinya, serta mengesahkan undang-undang untuk melarang ujaran kebencian,” katanya.
Faliq juga mengatakan bahwa saat ini, serangan supremasi kulit putih dan rasisme sedang meningkat, dan sampai saat ini semua itu diabaikan oleh pemerintah. dan hal tersebut membuat masyarakat Muslim di Inggris mulai dihinggapi rasa takut.
Antara tanggal 15 Maret, hari di mana serangan teroris di Christchurch terjadi, hingga 21 Maret, tercatat terdapat 85 laporan mengenai ancaman terhadap Muslim.
Sejak serangan Christchurch, enam masjid diserang oleh preman menggunakan palu godam di Birmingham, dan sejumlah pria dan wanita Muslim menjadi sasaran pelecehan di jalan-jalan London.
Sebuah sekolah Islam di Newcastle juga menjadi sasaran. Para pelakunya memecahkan jendela dan merusak beberapa mushaf Al-Qur’an. (Rafa/arrahmah.com)